Bumil Perlu Tahu, Ini 6 Penyebab Bayi Lahir Prematur
“Terkadang ada kondisi tertentu yang menyebabkan bayi lahir prematur. Misalnya ketika ibu hamil mengalami infeksi, menjalani gaya hidup yang tidak sehat, atau ketika terjadi pendarahan saat trimester pertama.”
Halodoc, Jakarta – Pada kondisi normal, bayi akan lahir setelah kandungan berusia 40 minggu. Namun pada kondisi tertentu, bayi bisa lahir lebih cepat dari yang seharusnya. Kondisi ini disebut dengan kelahiran prematur, yaitu kelahiran yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kelima, sebagai negara dengan jumlah bayi lahir prematur terbanyak di dunia.
WHO juga menyebutkan bahwa kelahiran prematur diidentifikasi sebagai penyumbang terbesar Angka Kematian Bayi (AKB). Ini karena bayi lahir prematur belum tumbuh sempurna sehingga berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan dan kematian.
Lantas, apa saja penyebab lahir prematur? Cari tahu faktanya di sini, yuk.
Berbagai Penyebab Bayi Lahir Prematur
Ada berbagai penyebab mengapa bayi lahir prematur antara lain yaitu:
1. Infeksi
Infeksi bakteri pada sistem reproduksi dan saluran kemih bisa memicu kelahiran prematur. Para ahli menduga bahwa, senyawa yang dihasilkan bakteri dapat melemahkan saluran kemih, dan membuat lapisan di sekitar cairan ketuban melemah, sehingga menyebabkan ketuban pecah lebih dini. Infeksi bakteri juga dapat menyebabkan peradangan pada rahim sehingga memicu kelahiran prematur.
Berikut adalah beberapa infeksi yang dapat menyebabkan kelahiran prematur:
- Penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, dan trikomoniasis.
- Infeksi rahim, termasuk pada cairan ketuban dan alat kelamin (bacterial vaginosis/BV).
- Infeksi pada bagian tubuh lain seperti infeksi pada ginjal, pneumonia, radang usus buntu (apendisitis), dan infeksi saluran kemih (asymptomatic bacteriuria).
2. Komplikasi penyakit
Komplikasi penyakit lain saat kehamilan juga dapat memicu kelahiran prematur.
Adapun komplikasi penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan, di antaranya:
- Diabetes gestasional.
- Tekanan darah tinggi.
- Preeklamsia.
- Plasenta previa (plasenta menempel pada leher rahim atau serviks).
- Abruptio plasenta (plasenta memisahkan diri dari dinding rahim sebelum bayi lahir).
Untuk mengetahui lebih lanjut informasi mengenai abruptio plasenta, silahkan kunjungi laman berikut, “Ini yang Dimaksud Abruptio Plasenta dan Cara Mengatasinya.”
3. Kelainan struktur rahim atau leher rahim
Kelainan ini di antaranya adalah leher rahim yang pendek yaitu kurang dari 2,5 sentimeter, leher rahim tidak tertutup seperti seharusnya, leher rahim menipis, atau leher rahim membuka dan menutup tanpa disertai kontraksi.
Kondisi ini bisa terjadi sejak lahir atau karena melakukan operasi, seperti operasi leher rahim (serviks) atau operasi di rongga perut selama mengandung.
4. Gaya hidup
Beberapa gaya hidup tidak sehat seperti merokok saat hamil, mengonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang, serta kurang mengonsumsi makanan bernutrisi, akan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang janin.
Hal ini karena kandungan yang terdapat dalam rokok, minuman alkohol, dan obat-obatan terlarang, dapat menembus plasenta dan mengganggu fungsi pembuluh darah plasenta yang mensuplai zat nutrisi maupun oksigen bagi janin.
Sehingga meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), hingga keguguran.
5. Pendarahan setelah trimester pertama
Pendarahan setelah trimester pertama dapat menjadi tanda adanya masalah pada plasenta. Misalnya letak plasenta rendah atau solusio plasenta (lepasnya plasenta), yang keduanya dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Perlu diingat bahwa pendarahan apapun selama kehamilan harus diselidiki, bahkan jika ibu tidak mengalami gejala lain. Jika masa kehamilan lebih dari 12 minggu dan mengalami pendarahan, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan berjaga-jaga.
6. Sindrom antifosfolipid (APS)
Sindrom antifosfolipid adalah gangguan sistem kekebalan darah yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan termasuk kelahiran bayi prematur.
Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami kelainan yang membuatnya menciptakan antibodi untuk membuat darah membeku.
Jika kamu mengalami keguguran berulang, mungkin kamu disarankan untuk melakukan tes, untuk mencari tahu penyebabnya dan menyelidiki apakah kamu memiliki APS.
Jika kamu memiliki APS, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum merencanakan kehamilan, atau di awal kehamilan.
Faktor Risiko Bayi Lahir Prematur
Selain penyebab tadi, terdapat beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan bayi lahir prematur, yaitu:
- Usia saat hamil kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun.
- Memiliki riwayat lahir prematur (faktor genetik).
- Pernah mengalami aborsi atau keguguran.
- Hamil dengan bayi kembar dua atau lebih.
- Memiliki cairan ketuban yang berlebihan.
- Jarak kehamilan kurang dari enam bulan dari kehamilan sebelumnya.
- Stres akibat aktivitas fisik yang berat atau tekanan psikis yang tinggi.
Itulah berbagai penyebab bayi lahir prematur. Jika ibu memiliki satu atau lebih faktor risiko di atas, sebaiknya ibu segera bicarakan dengan dokter terpercaya.
Ibu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter terpercaya kapan saja dan di mana saja melalui Chat dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.