Bumil, Ketahui 6 Pengaruh Hipertensi Terhadap Janin

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   08 Mei 2020
Bumil, Ketahui 6 Pengaruh Hipertensi Terhadap JaninBumil, Ketahui 6 Pengaruh Hipertensi Terhadap Janin

Halodoc, Jakarta - Beberapa wanita mengalami tekanan darah tinggi selama kehamilan. Kondisi ini dapat membuat ibu dan janin berisiko mengalami masalah selama kehamilan. Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan masalah selama dan setelah melahirkan. Kabar baiknya, tekanan darah tinggi dapat dicegah dan diobati. 

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dalam kehamilan sebenarnya umum terjadi. Dengan kontrol tekanan darah yang baik, ibu dan bayi dalam kandungan lebih cenderung tetap sehat. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah berbicara dengan dokter atau perawat kesehatan mengenai masalah tekanan darah, sehingga ibu bisa mendapatkan perawatan yang tepat. 

Baca juga: Mengenal Bahaya Hipertensi Saat Hamil

Pengaruh Hipertensi pada Ibu dan Janin

Kontrol tekanan darah sebenarnya dapat dilakukan sebelum ibu memutuskan untuk hamil. Mendapatkan perawatan terkait tekanan darah tinggi merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Sebab, jika hipertensi terjadi selama kehamilan, inilah pengaruh yang akan terjadi:

1. Aliran Darah Menurun Ke Plasenta

Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi mungkin menerima lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan lambat (pembatasan pertumbuhan intrauterin), berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Prematuritas dapat menyebabkan masalah pernapasan, peningkatan risiko infeksi, dan komplikasi lain untuk bayi. 

2. Solusio Plasenta

Preeklampsia meningkatkan risiko plasenta terpisah dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan. Solusio yang parah dapat menyebabkan pendarahan hebat, yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin. 

3. Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin

Hipertensi dapat menyebabkan pertumbuhan bayi melambat dan menurun (pembatasan pertumbuhan intrauterin). 

Baca juga: Darah Tinggi pada Ibu Hamil, Ini Cara Mengobatinya

4. Cedera pada Organ Tubuh Ibu

Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan cedera pada otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan organ utama lainnya. Dalam kasus yang parah, kondisi ini bahkan dapat mengancam nyawa. 

5. Kelahiran Prematur

Terkadang persalinan dini diperlukan untuk mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa saat ibu memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan. 

6. Penyakit Kardiovaskular di Masa Depan

Memiliki preeklampsia dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) di masa depan. Risiko Ibu terkena penyakit kardiovaskular di masa depan lebih tinggi jika ibu mengalami preeklampsia lebih dari satu kali atau memiliki kelahiran prematur karena memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan. 

Jenis-Jenis Tekanan Darah Tinggi pada Kehamilan

Jika ibu mengalami kondisi yang kurang nyaman selama kehamilan, bicarakan segera pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Selain itu, cari tahu jenis kondisi tekanan darah tinggi sebelum, selama, dan setelah kehamilan yang ibu alami. Pastikan diagnosis hanya dilakukan oleh dokter. 

  • Hipertensi Kronis

Hipertensi kronis terjadi sebelum ibu hamil atau sebelum 20 minggu kehamilan. Wanita yang memiliki hipertensi kronis juga dapat mengalami preeklampsia pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.

  • Hipertensi Gestasional

Kondisi ini terjadi ketika ibu memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan dan tidak memiliki protein dalam urine atau masalah jantung atau ginjal lainnya. Hipertensi jenis ini biasanya didiagnosis setelah 20 minggu kehamilan atau di waktu hampir melahirkan. 

Hipertensi gestasional biasanya dapat hilang setelah ibu melahirkan. Namun, beberapa ibu hamil dengan hipertensi gestasional memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipertensi kronis di kemudian hari. 

Baca juga: Ini Pemeriksaan untuk Deteksi Preeklamsia

  • Preeklampsia/Eklampsia

Kondisi ini terjadi ketika seorang wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal tiba-tiba mengalami tekanan darah tinggi dan protein dalam urinenya atau masalah lain setelah 20 minggu kehamilan. Wanita yang memiliki hipertensi kronis juga dapat mengalami preeklampsia.

Referensi:
CDC. Diakses pada 2020. High Blood Pressure During Pregnancy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Pregnancy week by week.