Bumil, Ini Gejala Aritmia Janin yang Perlu Diwaspadai
“Gejala aritmia janin dapat diketahui ketika melalui pemeriksaan prenatal detak jantung bayi, lebih cepat atau lebih lambat dari 110 - 160 kali per menit. Stres selama kehamilan diduga dapat memicu kondisi ini.”
Halodoc, Jakarta – Walaupun sebagian besar kondisi aritmia janin tidak serius, bumil tetap perlu mewaspadai kondisi ini. Sebab, tak jarang aritmia pada janin mengindikasikan kelainan jantung.
Detak jantung janin yang sehat berkisar antara 110 hingga 160 kali per menit. Detak jantung yang lebih cepat atau lebih lambat dari ini mungkin menunjukkan masalah aritmia janin. Seperti apa gejala aritmia pada janin yang perlu diwaspadai?
Gejala Aritmia Janin Bisa Dideteksi Lewat Pemeriksaan Rutin
Tanpa pengobatan, kondisi aritmia janin dapat menyebabkan penumpukan cairan di pada tubuh bayi. Ini bisa mengakibatkan hydrops fetalis , persalinan prematur, atau bahkan kematian.
Biasanya, dokter mendeteksi aritmia janin melalui pemeriksaan rutin kehamilan. Ketika diperiksa denyut jantung bayi menunjukkan kisaran yang tidak normal, dokter akan merekomendasikan ekokardiogram janin.
Ekokardiogram adalah tes yang aman dan non-invasif yang memungkinkan ahli jantung anak untuk melihat struktur jantung. Tes bisa berlangsung antara 45 dan 120 menit, tergantung kompleksitas jantung janin. Pemeriksaan ini dapat membantu mendiagnosis aritmia janin pada usia kehamilan sekitar 20 minggu atau lebih.
Pemeriksaan prenatal yang teratur tidak hanya menjadi deteksi dini untuk aritmia janin, melainkan gangguan kesehatan lainnya. Lewat pemeriksaan rutin selama kehamilan, dokter dapat mengetahui apakah bayi mengalami:
- Masalah dengan sinyal listrik jantung.
- Kelainan struktural di dalam hati.
- Kelainan jantung bawaan.
- Pembatasan aliran darah ke jantung.
- Serta ketidakseimbangan elektrolit.
Stres pada Bumil dapat Menyebabkan Aritmia Janin?
Stres pada bumil dapat memengaruhi tekanan darah. Ternyata kondisi ini juga bisa membuat detak jantung janin dalam kandungan mengalami perubahan. Sejauh ini belum ada penelitian yang mendukung apakah perubahan tersebut bisa menyebabkan aritmia janin.
Namun pastinya, stres selama kehamilan dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur. Selama kehamilan, tubuh ibu adalah tempat janin berkembang. Kondisi fisik dan psikis yang dialami bumil akan berpengaruh pada anak dalam kandungan.
Aktivitas kardiovaskular dan tingkat kecemasan ibu dapat memengaruhi perubahan detak jantung janin. Suasana hati bumil juga dapat berdampak pada pola detak jantung bayi.
Karena itu, sangat penting untuk bumil menjaga kesehatan fisik dan psikisnya. Nah, berikut ini adalah rekomendasi tips mencegah stres untuk bumil:
1. Seimbangkan makanan sehat dan istirahat
Makan makanan sehat, tidur cukup, dan olahraga dapat membantu mengurangi stres.
2. Aktivitas relaksasi
Cobalah aktivitas relaksasi, seperti yoga prenatal atau meditasi. Aktivitas ini dapat membantu mengelola stres dan mempersiapkan persalinan sehat.
3. Hindari stres saat bekerja
Jika bumil adalah wanita karier, diskusikan jam kerja dan load kerja dengan atasan. Gunakan waktu istirahat untuk benar-benar rehat.
4. Dukungan orang terdekat
Dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu menghilangkan stres. Dimulai dari pasangan, keluarga, dan teman-teman dekat.
Jika bumil merasa mengalami depresi atau kecemasan, segera bicarakan dengan orang terdekat. Mendapatkan perawatan dini tidak hanya bermanfaat untuk bumil tetapi juga janin.
Informasi mengenai kesehatan ibu hamil dan aritmia janin bisa ditanyakan langsung ke dokter spesialis kandungan melalui Halodoc. Yuk, download aplikasinya untuk mendapatkan tips kehamilan sehat lainnya ya!