Bukan Sex Before Match, Inilah Aturan yang Diterapkan Pelatih Inggris di World Cup 2018
Halodoc, Jakarta – Dalam dunia sepak bola, banyak pelatih yang melarang pemainnya melakukan sex before match, alias berhubungan intim sebelum bertanding. Apalagi bila laga yang dijalankan adalah partai Big Match. Contohnya, manajer timnas Inggris, Roy Hodgson yang membuat aturan keras pada 2016, “Tak ada seks sebelum pertandingan!”. Lalu, benarkah sex before match bisa menurunkan performa pemain saat berlaga?
Enggak Boleh ada Drama Queen
Kini para pemain Inggris dan pasangannya boleh bernapas lega. Setelah Roy Hodgson digantikan dengan manajer baru Gareth Southgate, aturan sex before match tak lagi berlaku. Namun, ada aturan baru yang dibuat Gareth untuk anak didiknya, yaitu enggak boleh ada drama dalam hubungan asmara mereka dengan pasangannya.
Pasalnya, kehadiran beberapa istri dan pacar yang menemani sang kekasih berlaga di Rusia, bisa saja mengganggu konsentrasi mereka, apalagi bila mereka sebelumnya memiliki masalah. Menurut relationship expert dari Inggris, masalah asmara bisa menimbulkan masalah besar bagi penampilan mereka di lapangan. Singkatnya, perselisihan asmara itu bisa menguras energi pemain, baik secara fisik dan psikologis.
Baca juga: Cedera Lawan Portugal, Edison Cavani Absen Berhadapan dengan Perancis?
Namun, jika si pemain memiliki hubungan yang baik dan solid dengan pasangannya, hal itu justru merupakan bonus dan bisa jadi menambah semangat mereka saat berlaga di lapangan hijau. Oleh sebab itu, si ahli menyarankan agar sang manajer memberikan izin pada pemainya untuk menghabiskan waktu bersama pasangan mereka, meski harus dibatasi.
Lalu, bagaimana dengan aturan sex before match yang sering dituding membuat loyo pemain di lapangan?
Benarkah Meredam Performa Atlet?
Sebenarnya aturan ini sudah diterapkan oleh beberapa tim lain sejak World Cup 2014, Brazil. Para pelatih meyakini kalau sex before match ini bisa menurunkan performa atlet saat berlaga. Contohnya, pelatih timnas Bosnia-Herzegovina, Safet Suci, dengan tegas mengatakan “Tidak ada seks di Brazil”. Selain itu, ada juga pelatih dari timnas Mexico yang tak mengizinkan pemainnya untuk berhubungan intim sebelum bertanding. Namun, benarkah seks bisa meredam performa atlet saat bertanding?
Melansir Time, kata ahli kedokteran olahraga hal ini memang sering dibicarakan, tapi belum terbukti benar. Kata sang ahli, seks belum pasi bisa membuat performa atlet menurun atau meningkat. Pasalnya, ada banyak faktor yang dapat menjelaskan bagaimana kinerja seorang atlet selama berada di lapangan.
Baca juga: Penasaran Ada Apa di Balik Kelincahan Lionel Messi? Ini Rahasianya
Contohnya, menurut mantan manajer dari klub baseball raksasa, New York Yankees, bukan seks yang merusak performa mereka, melainkan begadang semalaman.
Nah, kaitan antara seks dan performa atlet pernah diteliti para ahli pada pertengahan 90-an. Saat itu para ahli mengamati antara efek seks dengan kekuatan aerobik dan oxygen pulse (volume oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh per detak jantung) pada 11 pria yang berlari di atas treadmill.
Para pria tersebut diuji dua kali. Pertama setelah 12 jam usai berhubungan intim, dan kedua tanpa melakukan hubungan intim. Hasilnya? Tanpa mengesampingkan bahwa itu adalah studi dengan ukuran sampel yang kecil dan pengujian terbatas, studi itu menunjukkan bahwa hasil dari kedua eksperimen tersebut tidak berbeda.
Menghilangkan Kecemasan?
Melansir Time, selain studi di atas ada pula ulasan dari 31 penelitian mengenai seks dan kebugaran atlet yang diterbitkan dalam Clinical Journal of Sports Medicine. Dalam studi itu, para ahli menemukan bahwa tak ada bukti yang kuat kalau sex before match dapat memengaruhi performa atlet saat bertanding.
Kata ahli kelelahan akibat hubungan intim tidak dapat menjadi faktor besar, karena sebagian besar hubungan seksual hanya membakar 25-50 kalori — setara dengan menaiki dua anak tangga.
Baca juga: Beginilah Cara Pemain Bola Menyiapkan Mental Sebelum Bertanding
Seandainya tak ada kaitan yang kuat antara sex before match dengan performa atlet, bagaimana hubungannya dengan kondisi psikologis atlet tersebut?
Kata ahli, beberapa atlet mungkin merasa hubungan intim bisa membantu mereka untuk mengurangi kecemasan. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang meneliti efek psikologis dari berhubungan intim sebelum pertandingan dengan kondisi psikologis atlet.
Meskipun begitu, dalam dunia olahraga tiap atlet memiliki “teori” masing-masing. Bahkan, meski “teori” itu tak terbukti secara medis sekalipun, mereka tetap mempercayainya. Singkat kata, para ahli tak memiliki bukti ilmiah bahwa hubungan intim dapat memberikan manfaat psikologis. Namun, kata ahli, bila si atlet itu berpikir bahwa tidak berhubungan intim sebelum bertanding bisa memberikan manfaat bagi mereka, maka kemungkinan besar mereka akan memiliki keunggulan psikologis.
Punya keluhan kesehatan selama World Cup 2018? Kamu bisa lho, bertanya dan berdiskusi langsung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan