Bukan karena Makanan Pedas, Ini Penyebab Usus Buntu
Halodoc, Jakarta – Sebaiknya jangan abaikan rasa nyeri yang muncul pada bagian perut bawah bagian kanan. Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa kamu mengalami usus buntu apalagi jika disertai dengan gejala lain, seperti mual dan muntah setelah nyeri perut, demam, hingga sulit membuang gas dari dalam perut.
Baca juga: 5 Kebiasaan Sepele Ini Menyebabkan Radang Usus Buntu
Jika tidak diatasi dengan baik, usus buntu nyatanya dapat menyebabkan komplikasi yang cukup serius. Lalu, benarkah mengonsumsi makanan pedas terus menerus dapat memicu seseorang mengalami kondisi usus buntu? Yuk, simak ulasannya dalam artikel ini!
Kenali Penyakit Usus Buntu
Sebelum mengetahui penyebabnya, ada baiknya kamu ketahui dulu apa yang dimaksud dengan penyakit usus buntu. Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah peradangan pada usus buntu, yaitu sebuah kantong berbentuk jari yang menonjol dari usus besar kamu yang letaknya ada di sisi kanan bawah perut.
Itulah mengapa radang usus buntu akan menyebabkan rasa sakit di perut kanan bawah. Namun, pada kebanyakan orang, rasa sakit juga bisa berawal di sekitar pusar, kemudian bergeser. Ketika peradangan bertambah parah, nyeri usus buntu biasanya akan semakin parah.
Meskipun penyakit usus buntu bisa terjadi pada siapa saja, tetapi kelompok orang yang berusia di antara 10 dan 30 tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit tersebut.
Penyebab Usus Buntu
Lalu, benarkah usus buntu disebabkan oleh terlalu sering mengonsumsi makanan pedas? Nyatanya, hal tersebut hanyalah mitos belaka. Makanan pedas bukan menjadi penyebab seseorang mengalami usus buntu. Jadi, penyebab usus buntu adalah penyumbatan pada lapisan usus buntu atau apendiks yang menyebabkan infeksi. Dalam kondisi ini, bakteri berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan usus buntu meradang, bengkak, dan penuh dengan nanah. Bila tidak segera diobati, apendiks dapat pecah.
Ada beberapa faktor yang diduga dapat membuat seseorang mengalami penyakit usus buntu, yaitu:
- Cedera pada perut.
- Hambatan pada pintu rongga usus buntu.
- Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu akibat adanya infeksi di saluran pencernaan atau di bagian tubuh lainnya.
- Tinja atau pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus buntu.
- Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease.
- Memiliki penyakit infeksi cacing (cacingan).
Meski demikian, penyebab penyakit usus buntu masih belum dapat dipastikan.
Baca juga: Hati-Hati Ini Tanda Penyakit Usus Buntu pada Anak
Gejala Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai
Radang usus buntu adalah penyakit yang perlu diobati segera karena dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Komplikasi dapat berupa usus buntu yang pecah. Kondisi ini dapat menyebarkan infeksi pada seluruh area perut, bahkan diduga dapat mengancam nyawa pengidap usus buntu.
Untuk itu, sangat penting mengetahui beberapa gejala yang menjadi tanda kondisi usus buntu. Gejala utama dari usus buntu adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah kanan. Kondisi ini akan dirasakan secara mendadak dan bisa dirasakan hingga bagian pusar.
Rasa nyeri akan semakin memburuk ketika kamu batuk, berjalan, atau melakukan gerakan lainnya yang cukup kuat. Selain itu, pengidap akan merasakan mual dan muntah ketika nyeri berlangsung.
Perlu diketahui, lokasi munculnya rasa nyeri dapat bervariasi. Hal tersebut tergantung pada usia dan posisi usus buntu kamu. Ketika kamu hamil, rasa sakit itu mungkin muncul di perut bagian atas karena usus buntu berada di tempat yang lebih tinggi selama kehamilan.
Penurunan nafsu makan, demam, kesulitan mengeluarkan gas dari tubuh, konstipasi, diare, hingga perut kembung menjadi tanda lain dari penyakit usus buntu. Jika kamu atau keluarga mengalami beberapa gejala yang terkait dengan penyakit usus buntu, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit terdekat untuk memastikan kondisi kesehatan.
Tak perlu repot, kini kamu bisa membuat janji dengan rumah sakit melalui Halodoc. Dengan begitu, pemeriksaan dan pengobatan dapat dilakukan dengan lebih lancar. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!
Baca juga: Ketahui Operasi Laparoskopi untuk Mengangkat Usus Buntu
Pengobatan usus buntu biasanya dengan melakukan operasi pengangkatan usus buntu atau yang dikenal dengan istilah apendektomi. Sebelum operasi dilakukan, pengidap biasanya akan diberi obat antibiotik terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya infeksi, terutama pada usus buntu yang belum pecah, tetapi sudah terbentuk abses. Sedangkan pada usus buntu yang ringan, pemberian antibiotik saja sudah cukup untuk mengatasi peradangan tersebut.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2021. Appendicitis.
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Appendicitis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan