Bukan Hanya Sakit, Ini 9 Gejala Cedera ACL yang Perlu Diketahui

9 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   31 Januari 2025

Cedera ACL bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, memar, hingga ketidakstabilan pada lutut.

Bukan Hanya Sakit, Ini 9 Gejala Cedera ACL yang Perlu DiketahuiBukan Hanya Sakit, Ini 9 Gejala Cedera ACL yang Perlu Diketahui

DAFTAR ISI

  1. Gejala Cedera Ligamen Krusiat Anterior
  2. Faktor Risiko Cedera Ligamen Krusiat Anterior
  3. Apa Kata Riset?
  4. Diagnosis Cedera Ligamen Krusiat Anterior
  5. Penanganan Cedera Ligamen Krusiat Anterior

Cedera anterior cruciate ligament (ACL) merupakan salah satu cedera yang umum terjadi. ACL adalah salah satu ligamen yang menghubungkan tulang paha bagian bawah dengan tulang kering. Ligamen ini juga menjaga lutut kamu tetap stabil.

Kamu bisa mengalami cedera ACL bila kamu melakukan gerakan tiba-tiba atau berbelok dengan tajam dan cepat saat berlari atau melompat. Salah satu tanda atau gejala yang pasti akan muncul saat mengalami cedera tersebut adalah rasa sakit pada lutut. Rasa sakitnya bahkan bisa membuat kamu sulit untuk berjalan.

Namun, bukan hanya rasa sakit saja, masih ada beberapa gejala cedera ACL lainnya yang juga bisa terjadi. Yuk, cari tahu di sini!

Gejala Cedera Ligamen Krusiat Anterior

Berikut adalah beberapa gejala yang bisa terjadi bila kamu mengalami cedera ACL:

1. Bunyi atau sensasi ‘letupan’

Banyak orang yang mengalami cedera ACL mengaku mendengar bunyi atau merasakan sensasi “letupan” di lutut.

2. Rasa nyeri yang hebat

Robek atau keseleonya ACL juga bisa menyebabkan rasa nyeri yang hebat hingga membuat kamu tidak mampu melanjutkan aktivitas. Rasa sakitnya mungkin juga akan terasa lebih buruk saat berjalan atau menaiki tangga.

3. Bengkak setelah cedera

Pembengkakan sering terjadi segera setelah cedera. Dalam beberapa kasus, pembengkakan bisa berkembang hingga 24 jam kemudian. Gejala cedera ACL ini bisa berlangsung hingga seminggu.

4. Perasaan lutut seperti mau terlepas

Cedera ACL juga bisa menyebabkan ketidakstabilan pada lutut, seperti perasaan goyang atau lutut mau terlepas. Ketidakstabilan tersebut mungkin sangat terasa selama melakukan aktivitas yang membebani sendi lutut, seperti berjalan menuruni tangga dan berputar dengan satu kaki.

5. Rentang gerak terbatas

Bila mengalami cedera ACL, kamu mungkin akan kesulitan untuk meluruskan lutut yang terkena.

6. Rasa hangat dan lembut saat disentuh

Gejala cedera ACL lainnya yang bisa terjadi adalah lutut yang terkena akan terasa hangat dan lembut, serta nyeri saat disentuh.

7. Ketidakmampuan menahan berat badan

Pada cedera tingkat II atau III, rasa sakit dan bengkak mungkin sangat parah, sehingga menyulitkan kamu untuk berdiri atau berjalan tanpa bantuan atau pincang.

8. Memar

Memar bisa terjadi di sekitar area lutut.

9. Mati rasa

Dalam beberapa kasus, seperti robekan ACL yang parah, seseorang mungkin akan mengalami mati rasa di bawah kaki, tepatnya di bawah lutut.

Tanpa pengobatan, pembengkakan dan nyeri di lutut biasanya bisa mereda selama beberapa minggu. Namun, ketidakstabilan pada lutut seringkali berlangsung lebih lama.

Ketidakstabilan tersebut bisa menyulitkan kamu untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, bahkan melakukan aktivitas normal sehari-hari. Terutama untuk berdiri dari posisi duduk atau menuruni tangga.

Nah, jika kamu mengalami Nyeri dan Bengkak Akibat Cedera ACL, Segera Hubungi Dokter Ini untuk mendapat penanganan yang tepat.

Faktor Risiko Cedera Ligamen Krusiat Anterior

Cedera ACL umumnya terjadi selama aktivitas yang melibatkan perubahan arah mendadak, lompatan, atau benturan langsung pada lutut. 

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami cedera ACL, baik faktor internal maupun eksternal. Berikut sejumlah faktor risikonya:

1. Faktor biomekanik dan anatomi

  • Struktur lutut. Wanita memiliki risiko lebih tinggi dibanding pria karena perbedaan anatomi, seperti sudut Q yang lebih besar (sudut antara panggul dan lutut). Hal inilah yang meningkatkan tekanan pada ACL.
  • Ketidakseimbangan otot. Kelemahan otot paha belakang (hamstring) dibanding otot paha depan (quadriceps) dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang meningkatkan risiko cedera.

2. Faktor fisiologis dan hormonal

  • Pengaruh hormon. Estrogen dapat mempengaruhi elastisitas ligamen, yang berpotensi membuat ACL lebih rentan terhadap cedera pada wanita, terutama saat fase menstruasi tertentu.
  • Keletihan otot. Otot yang lelah cenderung kurang mampu menyerap tekanan, sehingga meningkatkan risiko cedera saat melakukan aktivitas fisik intens.

3. Faktor eksternal dan lingkungan

  • Jenis olahraga. Olahraga seperti sepak bola, basket, ski, dan voli memiliki potensi cedera ACL lebih besar karena gerakan cepat dan perubahan arah mendadak.
  • Permukaan lapangan dan sepatu. Permukaan yang tidak rata atau sepatu dengan daya cengkeram yang terlalu kuat bisa menyebabkan lutut terkunci, sehingga meningkatkan risiko cedera ACL.

Mengetahui faktor-faktor risiko ini sangat penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, seperti latihan penguatan otot, teknik gerakan yang benar, dan pemanasan sebelum aktivitas fisik.

Apa Kata Riset?

Menurut studi yang dipublikasikan pada Research in sports medicine, cedera ACL adalah kondisi umum yang terjadi saat olahraga. 

Penyebab utamanya adalah ketika tulang kering bergeser terlalu jauh ke depan, yang membuat ligamen tegang dan akhirnya robek.

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko cedera ACL

  • Sudut tekuk lutut yang kecil: Saat mendarat setelah melompat, jika lutut tidak cukup ditekuk, beban pada ACL akan meningkat.
  • Otot paha depan yang kuat: Otot paha depan yang terlalu kuat dapat menarik tulang kering ke depan, meningkatkan risiko cedera ACL.
  • Gerakan memutar atau menekuk lutut ke samping: Meskipun faktor ini berperan, penelitian menunjukkan bahwa bukan penyebab utama cedera ACL.

Ada sedikit perbedaan antara hasil penelitian laboratorium dan penelitian lapangan

Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa pergeseran tulang kering ke depan adalah penyebab utama cedera ACL.

Namun, penelitian lapangan (epidemiologi) menunjukkan bahwa gerakan menekuk lutut ke samping (valgus) lebih sering menjadi penyebab cedera ACL.

Diagnosis Cedera Ligamen Krusiat Anterior

Diagnosis ACL dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan pencitraan.

1. Anamnesis dan gejala

  • Riwayat cedera. Pasien biasanya melaporkan adanya suara “pop” di lutut saat cedera terjadi, diikuti dengan nyeri hebat dan pembengkakan dalam beberapa jam.
  • Ketidakstabilan lutut. Banyak pasien mengeluhkan perasaan lutut “longgar” atau tidak stabil saat berjalan atau beraktivitas.

2. Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengevaluasi stabilitas lutut:

  • Lachman test. Tes ini dilakukan dengan menarik tibia ke depan sementara femur ditahan. Hasil positif menunjukkan adanya cedera ACL.
  • Anterior drawer test. Menilai pergeseran anterior tibia terhadap femur. Pergeseran yang berlebihan mengindikasikan kerusakan ACL.
  • Pivot shift test. Mengevaluasi pergerakan abnormal lutut yang menunjukkan adanya cedera ACL.

3. Tes pencitraan

  • MRI (Magnetic resonance imaging). Tes ini sering menjadi standar untuk menilai cedera ACL. MRI mampu memberikan gambaran detail mengenai kondisi ligamen, meniskus, dan struktur lain di lutut.
  • X-ray. Digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya fraktur atau cedera tulang lainnya.
  • USG (Ultrasonografi). Dalam beberapa kasus, USG dapat membantu dalam menilai kondisi jaringan lunak di sekitar lutut.

Dengan kombinasi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pencitraan, dokter dapat menentukan tingkat keparahan cedera dan merancang strategi pengobatan yang sesuai.

Penanganan Cedera Ligamen Krusiat Anterior

Sebagai pertolongan pertama untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak setelah mengalami cedera ACL, Penanganan cedera ACL tergantung pada tingkat keparahan cedera, usia, dan tingkat aktivitas pasien. Pengobatan dapat dibagi menjadi metode konservatif dan tindakan operasi.

1. Penanganan konservatif

  • Rest (istirahat). Kamu perlu banyak beristirahat dan membatasi beban pada lutut agar cepat sembuh.
  • Ice (kompres es). Cobalah mengompres lutut dengan kompres es setidaknya setiap dua jam selama 20 menit setiap kalinya.
  • Compression (kompresi). Membalut lutut dengan perban elastis.
  • Elevation (meninggikan). Berbaringlah dengan mengganjal lutut di atas bantal agar posisinya sedikit lebih tinggi.
  • Obat antiinflamasi. Ibuprofen atau naproksen, merupakan contoh obat antiinflamasi untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
  • Terapi fisik. Program rehabilitasi bertujuan memperkuat otot sekitar lutut untuk meningkatkan stabilitas dan fungsi lutut.

2. Intervensi bedah (Operasi rekonstruksi ACL)

Bagi atlet atau individu yang aktif secara fisik, operasi mungkin diperlukan untuk mengembalikan fungsi lutut sepenuhnya.

  • Cangkok ligamen. Rekonstruksi ACL menggunakan jaringan dari tendon hamstring, tendon patella, atau donor (allograft).
  • Rehabilitasi pascaoperasi. Terapi fisik bertahap untuk mengembalikan kekuatan dan mobilitas, biasanya memakan waktu 6–12 bulan sebelum kembali beraktivitas penuh.

3. Pencegahan cedera berulang

  • Latihan penguatan otot. Fokus pada otot paha, pinggul, dan inti tubuh untuk meningkatkan keseimbangan dan stabilitas lutut.
  • Teknik gerakan yang benar. Melatih teknik pendaratan dan perubahan arah untuk mengurangi beban berlebihan pada ACL.
  • Pemakaian penyangga lutut (Brace). Dalam beberapa kasus, atlet menggunakan brace untuk melindungi lutut saat kembali berolahraga.

Dengan penanganan yang tepat, pasien dengan cedera ACL dapat kembali ke aktivitas normal dengan risiko cedera ulang yang lebih rendah.

Itulah penjelasan mengenai gejala cedera ACL. Bila kamu mengalami cedera lutut yang menyebabkan tanda-tanda atau gejala cedera ACL, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Kamu bisa berobat ke dokter spesialis ortopedi terbaik melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. ACL injury.
Sports Health. Diakses pada 2025. ACL Tear Symptoms
Research in sports medicine. Diakses pada 2025. Prevention of ACL Injury, Part I: Injury Characteristics, Risk Factors, and Loading Mechanism.

FAQ

1. Apa yang dirasakan saat cedera ACL?

Saat mengalami cedera ACL, kamu mungkin akan merasakan beberapa gejala berikut:

  • Bunyi letupan: Saat cedera terjadi, kamu mungkin mendengar bunyi seperti letupan di lutut.
  • Nyeri: Rasa nyeri yang tajam dan tiba-tiba pada lutut.
  • Bengkak: Lutut akan membengkak dalam beberapa jam setelah cedera.
  • Kaku: Lutut terasa kaku dan sulit digerakkan.
  • Tidak stabil: Lutut terasa tidak stabil atau seperti mau lepas.
  • Lemas: Kekuatan otot di sekitar lutut berkurang sehingga sulit untuk menahan beban.

2. Apakah ACL bisa sembuh dengan sendirinya?

ACL atau ligamen cruciate anterior adalah jaringan ikat yang kuat yang menghubungkan tulang paha dengan tulang kering.

Sayangnya, ACL yang robek tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Ligamen adalah jaringan yang memiliki sedikit suplai darah, sehingga kemampuannya untuk memperbaiki diri sangat terbatas.

3. Apakah cedera ligamen bisa sembuh total?

Cedera ligamen, termasuk ACL, dapat sembuh, tetapi tidak selalu sembuh total seperti kondisi semula.

Pengobatan cedera ligamen biasanya melibatkan kombinasi antara terapi fisik, penggunaan penyangga lutut, dan dalam beberapa kasus, operasi.

  • Cedera ringan: Jika robekan ACL tidak parah, mungkin bisa diatasi dengan terapi fisik untuk memperkuat otot-otot di sekitar lutut dan meningkatkan stabilitas sendi.
  • Cedera berat: Jika robekan ACL parah, biasanya diperlukan operasi untuk memperbaiki atau mengganti ligamen yang robek.