Bukan Hanya Kram Perut, Ini 9 Gejala Intoleransi Laktosa Lainnya
Halodoc, Jakarta - Mau tahu cara mengetahui gejala alergi pada makanan tertentu? Mudah saja. Ketika suatu makanan masuk ke dalam mulut, lalu akan muncul gejala seperti mulut atau kulit terasa gatal, bahkan mungkin bengkak, maka hal tersebut bisa menjadi gejala alergi.
Namun, untuk kasus intoleransi laktosa lain ceritanya. Cara mendeteksi keluhan medis ini tak semudah itu. Intoleransi laktosa merupakan masalah pencernaan yang terjadi saat tubuh tak dapat mencerna laktosa. Laktosa berupa gula yang terdapat pada susu dan produk olahannya.
Laktosa akan dicerna menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase dalam keadaan normal. Penyerapan ini digunakan sebagai sumber energi. Namun, pengidap intoleransi laktosa tak menghasilkan laktase yang cukup. Alhasil, laktosa yang tak tercerna ini masuk ke usus besar lalu terfermentasi oleh bakteri. Nah, kondisi ini yang menimbulkan berbagai gejala kesehatan.
Baca juga: Intoleransi Laktosa pada Bayi, Ibu Harus Apa?
Lalu, seperti apa sih gejala intoleransi laktosa?
Dari Kram Perut sampai Diare
Gejala intoleransi laktosa ini bisa terjadi dalam 30 menit hingga dua jam setelah seseorang mengasup makanan/minuman yang mengandung laktosa. Ketika mengalami kondisi ini, umumnya pengidapnya akan mengalami kram pada bagian perut.
Namun, dilansir dari National Institutes of Health, ada berbagai gejala lain yang mungkin menyertainya, seperti:
- Diare;
- Perut kembung;
- Mual;
- Sering buang angin;
- Suara menggemuruh di perut.
Sedangkan untuk anak-anak gejala intoleransi laktosa bisa berupa:
- Pertumbuhan dan perkembangan yang melambat;
- Kadang-kadang muntah;
- Diare berbuih.
Baca juga: Ini Bedanya Intoleransi dan Alergi Makanan
Berbeda dengan Alergi Susu
Ada sebagian orang yang sering menyamakan intoleransi laktosa dengan alergi susu. Padahal, kedua kondisi ini sangat berbeda. Alergi susu terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi pada protein yang ada pada susu, sehingga tidak menimbulkan keluhan saluran pencernaan.
Namun, alergi susu bisa menimbulkan alergi yang umum, seperti ruam kulit kemerahan yang terasa gatal, atau sesak akibat penyempitan saluran napas.
Lalu, apa akibatnya bila seseorang yang mengidap intoleransi laktosa tetap mengonsumsi susu? Bila tetap nekat mengonsumsinya mungkin akan ada konsekuensi jangka panjang. Namun, hal ini tak pasti 100 persen terjadi.
Pada sebagian kasus, mungkin saja pengidapnya mengalami kerusakan mikrovili permanen ketika mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.
Mikrovili merupakan bagian usus halus yang berfungsi menyerap nutrisi dan menyalurkannya ke darah. Andaikan organ ini rusak, seseorang bisa saja berisiko untuk mengalami malnutrisi.
Baca juga: Alasan Bayi Bisa Kena Intoleransi Laktosa
Tips Simpel Atasi Intoleransi laktosa
Sayangnya, belum ada pengobatan untuk intoleransi laktosa, atau cara untuk meningkatkan produksi laktase. Alternatifnya, pengidapnya bisa menghindari munculnya keluhan dengan mengubah pola diet. Contohnya, membatasi konsumsi makanan yang mengandung laktosa, atau hanya mengasup makanan bebas laktosa.
Nah, berikut makanan yang perlu dibatasi atau dihindari karena menjadi sumber laktosa, yaitu:
- Susu, seperti susu sapi atau kambing.
- Produk olahan susu, contohnya mentega, es krim, yoghurt, atau keju.
- Makanan lainnya, seperti cokelat, permen, daging olahan, bumbu salad, kue, kentang goreng siap saji, atau sereal yang terkadang mengandung laktosa.
Mau tahu lebih jauh mengenai intoleransi laktosa? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kini kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah.
Referensi:
National Institutes of Health - NIDDK. Diakses pada 2020. Lactose Intolerance.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Lactose Intolerance. Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Condition. Lactose Intolerance.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan