Bukan Drama, Amnesia Bisa Terjadi pada Siapa Saja
Halodoc, Jakarta – Jika kita menonton acara fiksi di televisi, film, maupun cerita dalam novel, amnesia kerapkali menjadi faktor utama terjadinya drama dan konflik dari cerita tersebut. Amnesia yang merupakan kondisi ketika seseorang tidak dapat mengingat informasi, pengalaman, atau kejadian tertentu memberikan drama menarik untuk melihat karakternya berusaha mendapatkan kembali memori mereka yang hilang. Namun bukan hanya di dalam drama, amnesia bisa terjadi pada siapa saja. Berikut penjelasannya.
Penyebab Amnesia Bukan Hanya Kecelakaan
Di dalam drama, penyebab utama amnesia sering kali terjadi akibat kecelakaan yang mencederai kepala. Setelah kejadian itu, tokoh dalam drama ini mengalami kehilangan memori atas kejadian-kejadian dalam hidupnya. Nyatanya, amnesia dipengaruhi oleh banyak kondisi selain kecelakaan, seperti stroke, peradangan otak, alzheimer, tumor otak, ketergantungan alkohol jangka panjang, dan trauma psikologis. Akibatnya, orang tidak dapat mengingat informasi maupun kejadian tertentu.
Pada prinsipnya, amnesia dihasilkan oleh kerusakan struktur otak yang berbentuk sistem limbik, yang mengontrol emosi dan ingatan. Struktur ini terdiri dari thalamus yang terdapat di dalam bagian tengah otak, dan hippocampal formation yang terletak di cuping pada otak akibat trauma. Selain itu, trauma tidak terbatas pada bentuk benturan fisik saja, tetapi juga bisa secara psikologis.
Secara umum amnesia dibagi menjadi dua yaitu:
1. Amnesia Anterograde
Amnesia jenis ini terjadi jika pengidap mengalami kesulitan mengingat hal yang terjadi setelah periode tertentu. Orang yang terkena Amnesia ini hanya bisa mengingat hal yang terjadi dalam jangka pendek.
2. Amnesia Retrograde
Untuk Amnesia jenis ini, pengidapnya tidak bisa mengingat informasi atau kejadian yang terjadi sebelum periode tertentu. Biasanya terjadi sebelum tanggal menjalani operasi besar atau mengalami kecelakaan.
Ingatan Palsu dan Konflik Batin Pengidap Amnesia
Dalam drama, narasi yang membuat cerita berlanjut, biasanya karena adanya kebingungan dari tokoh yang mengalami hilang ingatan tentang kejadian yang dia ingat tidak sesuai dengan kenyataan. Sering juga, ketika dia mengingat kejadian yang nyata, ada pihak tertentu yang justru memberikan cerita palsu untuk membuat si tokoh percaya. Hal ini akan menimbulkan konflik batin yang menghambat kesembuhan si tokoh.
Perlu diketahui, pengidap amnesia memang sering dilaporkan mengalami ingatan palsu (konfabulasi). Konfabulasi merupakan suatu ingatan yang terbentuk karena karangan atau berdasarkan kejadian sebenarnya, tetapi ditempatkan dalam waktu yang salah. Orang yang mengidap amnesia juga bisa mengalami kesulitan dalam mempelajari informasi baru atau membuat ingatan baru.
Membantu Pengobatan Amnesia
Tentu saja penggambaran dalam media mengenai cara seseorang bisa sembuh dari amnesia tidak sepenuhnya benar. Di media dan drama, dukungan moral dan perasaan menjadi faktor utama. Memang seseorang yang terkena amnesia, penting untuk mendapat dukungan moril agar ingatan dapat segera kembali. Dalam kasus tertentu, amnesia dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi beberapa terapi penting dilakukan untuk membantu penyembuhan amnesia.
Terapi yang biasanya dilakukan adalah terapi okupasi dan terapi kognitif. Melalui terapi okupasi, ahli terapi akan mengajarkan cara mengenal informasi baru, serta menggunakan ingatan yang masih ada untuk mendapatkan informasi baru. Sementara pada terapi kognitif, latihan ditujukan untuk menguatkan daya ingat. Penguatan daya ingat juga dapat didukung dengan bantuan teknologi.
Nah, kalau ingin tahu lebih banyak mengenai amnesia, yuk tanyakan pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc! Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja, di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play!
Baca Juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan