Bukan Cuma Orang Tua, Anak Muda Juga Bisa Kena Rheumatoid Arthritis
Halodoc, Jakarta - Rheumatoid arthritis merupakan salah satu jenis penyakit rematik yang cukup sering terjadi. Namun, karena sering dialami oleh orang berusia lanjut, penyakit ini dianggap sebagai penyakit orang tua. Padahal, rheumatoid arthritis juga bisa menyerang orang berusia muda, bahkan anak-anak, lho.
Rheumatoid arthritis adalah kondisi ketika kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan-jaringan sendi. Hal ini kemudian mengakibatkan sendi-sendi yang terserang mengalami peradangan. Rematik jenis ini biasanya memunculkan gejala awal seperti nyeri atau kaku pada bagian sendi, yang sering kambuh pada pagi hari, saat bangun tidur.
Bagian sendi yang terserang biasanya akan merah, terasa panas, bahkan pada beberapa kasus akan menimbulkan pembengkakan. Sendi-sendi kecil seperti jari-jari tangan, kaki, lutut, atau kedua sisi tubuh kiri dan kanan, menjadi bagian-bagian yang paling rentan mengalami kondisi ini.
Faktor yang Meningkatkan Risiko
Seperti dijelaskan di awal, rheumatoid arthritis merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik tua maupun muda. Meski belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebabnya, beberapa faktor berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
1. Genetik
Dalam dunia medis, gen dikenal sebagai salah satu faktor kuat yang membuat seseorang terserang suatu penyakit. Meski bukan yang utama, gen ternyata dapat membuat risiko seseorang untuk mengalami rheumatoid arthritis semakin tinggi. Jika kamu memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini, risiko kamu untuk mengalami kondisi serupa pun meningkat.
2. Jenis Kelamin
Pada perkembangannya, rheumatoid arthritis lebih banyak dialami oleh wanita, ketimbang pria. Hal ini ternyata disebabkan oleh adanya perbedaan hormon. Wanita memiliki hormon estrogen, yang menurut berbagai penelitian dapat memicu terjadinya gangguan sistem imun. Gangguan tersebut kemudian membuat imun yang seharusnya bertugas melindungi tubuh, malah menyerang balik. Salah satunya adalah menyerang bagian sendi, sehingga menimbulkan rheumatoid arthritis.
3. Obesitas
Berat badan berlebih atau obesitas memang tidak bisa dianggap sepele. Ada banyak sekali risiko penyakit yang mengintai. Rheumatoid arthritis salah satunya. Perlu diketahui bahwa ketika seseorang mengalami obesitas, beberapa bagian sendi seperti lutut dan pinggul akan bekerja lebih keras untuk menopang berat badan. Beban dan tekanan yang berlebihan itu lambat laun akan menyebabkan sakit dan peradangan pada sendi. Akibatnya, kemungkinan terjadinya rheumatoid arthritis pun meningkat.
4. Merokok
Semua orang tentu tahu bahwa kebiasaan merokok dapat membawa banyak efek buruk bagi tubuh, seperti meningkatkan risiko berbagai macam penyakit. Rheumatoid arthritis pun menjadi salah satu penyakit yang dapat dipicu oleh kebiasaan ini.
5. Faktor Lingkungan
Udara yang kita hirup sehari-hari sedikit-banyak dapat memengaruhi apa yang terjadi pada tubuh. Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dengan udara yang tercemar berbagai virus dan bakteri misalnya, dapat membuat daya tahan tubuh bekerja ekstra. Risiko peradangan sendi yang berujung pada rheumatoid arthritis pun meningkat, jika sistem kekebalan tubuh tersebut mengalami gangguan dan menyerang tubuh sendiri.
Oleh sebab itu, cobalah untuk mulai menerapkan hidup sehat dengan menjaga pola makan sehat, berolahraga teratur, dan menghindari rokok. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal rheumatoid arthritis atau masalah kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu 1 jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan