Botulisme Bisa Terjadi pada Bayi, Orangtua Wajib Tahu
Halodoc, Jakarta - Botulisme merupakan keracunan serius yang disebabkan oleh bakteri jenis Clostridium Botulinum. Kondisi ini akan membuat sistem saraf seperti otak, tulang belakang, dan saraf lainnya menjadi terganggu, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot. Meski cukup jarang terjadi, botulisme juga bisa menyerang bayi dan dapat menimbulkan efek yang cukup berbahaya, karena menyebabkan kelemahan otot dan masalah pernapasan.
Botulisme pada bayi dapat terjadi ketika anak menghirup spora bakteri Clostridium Botulinum, yang dapat ditemukan dalam kotoran, debu, dan beberapa jenis makanan seperti madu. Itulah mengapa madu tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi di bawah usia 1 tahun.
Gejala yang Timbul
Gejala botulisme biasanya muncul dalam 12-36 jam setelah bayi terpapar bakteri penyebab botulisme. Namun, pada beberapa kasus dapat juga terjadi lebih awal atau malah lebih lambat, tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing bayi.
Bayi yang terkena botulisme, akan menunjukkan gejala-gejala berikut:
1. Gerak tubuh lemah.
2. Sulit mengontrol kepala.
3. Gelisah.
4. Tangisan melemah.
5. Mengeluarkan air liur terus-menerus.
6. Sembelit.
7. Kesulitan menyedot dan makan.
8. Lumpuh.
Jika tidak segera ditangani, botulisme pada bayi akan menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti gangguan pernapasan, napas pendek, kesulitan bicara, merasa lemah terus-menerus, hingga kematian. Untuk itu, jika bayi mengalami beberapa gejala seperti disebut tadi, segeralah bawa ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis.
Cegah Botulisme Bayi dengan Cara ini
Ibarat pepatah, “lebih baik mencegah, daripada mengobati”. Mencegah terjadinya botulisme pada bayi juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Beberapa cara berikut ini dapat ibu lakukan untuk menurunkan risiko terpaparnya bayi pada bakteri penyebab botulisme.
1. Jangan Beri Madu pada Bayi
Meski dalam jumlah sedikit, madu berpotensi besar mengandung sumber spora penyebab botulisme. Untuk itu, hindarilah memberikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun. Lalu, bagaimana dengan ibu yang menyusui, apakah juga tidak boleh mengonsumsi madu?
Jawabannya, boleh saja. Sebab, bakteri penyebab botulisme tidak akan ditularkan melalui ASI. Jadi, teruslah berikan ASI pada bayi. Karena selain memiliki nutrisi lengkap, ASI juga dapat membuat daya tahan tubuh bayi menjadi kuat.
2. Hindari Paparan Debu
Bakteri penyebab botulisme dapat tersebar dan masuk ke dalam tubuh melalui debu atau udara yang tercemar. Itulah mengapa, cobalah untuk tidak membawa bayi ke tempat-tempat yang berpotensi banyak debu seperti area konstruksi atau pertanian.
3. Perhatikan Pemberian Makanan
Jika ibu sering memberikan makanan kalengan, cepat saji, atau yang mengandung pengawet pada bayi, sebaiknya mulailah dikurangi. Cobalah untuk selalu memberikan bayi makanan alami yang dimasak dengan benar. Hindari memberi makanan yang masih setengah matang, karena akan membuat bayi berisiko terinfeksi berbagai bakteri.
Itulah sedikit penjelasan mengenai botulisme dan cara mencegahnya. Jika ibu membutuhkan diskusi lebih lanjut dengan ahlinya seputar penyakit ini atau masalah kesehatan bayi lainnya, jangan ragu untuk memanfaatkan fitur Contact Doctor pada aplikasi Halodoc, ya. Mudah kok, diskusi dapat dilakukan lewat Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat secara online, kapan dan di mana saja, hanya dengan men-download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store.
Baca juga:
-
Hati-Hati, Makanan yang Diolah Tidak Benar Bisa Mengandung Bakteri Penyebab Botulisme
-
Berakibat Fatal, Botulisme Bisa Sebabkan Kelumpuhan
-
Cedera Saraf Tulang belakang bisa Sebabkan Kelumpuhan?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan