Bolehkah Ibu Hamil Jalani Operasi Usus Buntu?
Halodoc, Jakarta - Rasa ngidam yang timbul saat seseorang wanita sedang hamil membuatnya menginginkan banyak makanan yang mungkin tidak baik untuk kandungan. Penting untuk selalu memperhatikan asupan makanan pada ibu hamil, karena dampaknya mungkin langsung terasa pada janin. Selain itu, risiko buruk lainnya juga dapat terjadi saat mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Salah satu makanan yang benar-benar harus dibatasi pada ibu hamil adalah sesuatu yang pedas. Makanan tersebut dapat menyebabkan peradangan pada usus, sehingga bisa menyebabkan usus buntu. Selain itu, banyak orang yang bingung apakah operasi usus buntu aman untuk dilakukan pada ibu hamil. Berikut pembahasan lengkap tentang hal tersebut!
Baca juga: Amankah Operasi Usus Buntu pada Ibu Hamil?
Keamanan Operasi Usus Buntu pada Ibu Hamil
Radang usus buntu adalah gangguan infeksi atau radang yang menyerang bagian usus yang bentuknya menyerupai jari menonjol dari usus besar di bagian kanan bawah perut. Gangguan ini dapat terjadi pada semua orang, tidak terkecuali ibu hamil. Gangguan usus buntu dapat disebabkan konsumsi makanan pedas yang sisa cabai tertinggal dan menyumbat usus, sehingga menyebabkan peradangan.
Gangguan usus buntu yang akut lebih banyak terjadi pada trimester kedua dibandingkan dua trimester lainnya. Hal tersebut disebabkan gangguan tersebut lebih mudah untuk didiagnosis saat wanita telah memasuki trimester kedua. Maka dari itu, penting sekali untuk mendapat diagnosis dini terkait gangguan usus buntu pada ibu hamil.
Selain itu, radang usus buntu yang terjadi selama kehamilan mampu menimbulkan risiko dari komplikasi serius jika dibandingkan dengan orang lainnya. Hal tersebut terjadi ketika semakin lama pengobatan ditunda, semakin besar risiko komplikasi terjadi. Komplikasi yang mungkin terjadi seperti pecahnya usus buntu yang mampu menyebabkan kematian janin dan persalinan prematur.
Namun, apakah operasi usus buntu pada ibu hamil terbilang aman untuk dilakukan? Faktanya, operasi usus buntu adalah salah satu operasi yang aman untuk dilakukan pada ibu hamil. Dokter mungkin akan melihat terlebih dahulu seberapa parah gangguan usus buntu yang terjadi. Namun, pencegahan dini sangat penting dilakukan agar risiko pecah dapat dicegah, sehingga tidak menyebabkan gangguan kelahiran prematur serta kematian pada janin.
Baca juga: Penyakit Usus Buntu Hanya Bisa Sembuh dengan Operasi?
Dokter umumnya akan melakukan operasi laparoskopi jika usus buntu terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua, yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil. Namun, jika gangguan ini terjadi pada trimester ketiga, operasi yang dilakukan akan menggunakan sayatan yang lebih besar.
Wanita hamil yang akan mendapatkan operasi usus buntu akan terus mendapatkan monitor pasca dilakukannya pembedahan tersebut. Pada umumnya, tindakan tersebut akan menyebabkan kontraksi pasca operasi. Sangat sedikit ibu hamil yang akan mengalami persalinan prematur bahkan kecacatan pada janin.
Saat pemulihan, biasanya ibu hamil yang menerima operasi usus buntu diharuskan untuk tetap berada di rumah sakit satu hari penuh untuk memastikan kondisinya. Jika terjadi kejadian yang di luar dugaan, maka perawatannya mungkin akan lebih lama. Setelah keluar dari rumah sakit, cobalah untuk membatasi aktivitas sekitar satu minggu.
Itulah pembahasan mengenai keamanan untuk menjalani operasi usus buntu pada ibu hamil. Dengan mengetahui semua risiko yang dapat terjadi, ibu akan lebih berhati-hati terhadap kebiasaan sehari-hari yang dilakukan. Selain itu, jika ibu mengalami gejala dari gangguan usus buntu, penting untuk langsung memeriksakannya.
Baca juga: Ketahui Operasi Laparoskopi untuk Mengangkat Usus Buntu
Ibu juga dapat memeriksakan gangguan yang terjadi saat hamil pada dokter dari Halodoc. Caranya mudah sekali, ibu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang digunakan sehari-hari untuk mendapatkan kemudahan akses kesehatan.