Blighted Ovum Bisa Akibatkan Depresi pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta – Kehamilan tentu menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi pasangan yang sedang menantikan seorang anak. Namun, kebahagiaan tersebut bisa sirna begitu ibu tahu bahwa telur yang sudah dibuahi tidak berhasil berkembang menjadi embrio. Kondisi ini dinamakan dengan blighted ovum.
Kondisi yang menjadi penyebab utama keguguran ini tidak jarang membuat ibu hamil menjadi sangat sedih, bahkan depresi. Itulah mengapa penting untuk mengetahui cara untuk mencegah depresi bila mengalami blighted ovum di sini.
Memahami Blighted Ovum
Ketika seorang wanita hamil, sel telur yang dibuahi akan menempel pada dinding rahim. Pada sekitar 5–6 minggu kehamilan, embrio harus sudah ada. Pada sekitar waktu ini, kantong gestasional, tempat janin berkembang, akan memiliki lebar sekitar 18 milimeter. Namun, pada kasus blighted ovum, kantung kehamilan terbentuk dan berkembang, tetapi embrio tidak berkembang. Inilah sebabnya blighted ovum disebut juga kehamilan anembrionik (tanpa embrio).
Blighted ovum merupakan penyebab utama kegagalan kehamilan dini atau keguguran. Kondisi ini menyebabkan sekitar satu dari dua keguguran pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini juga seringkali terjadi begitu awal hingga seorang wanita, bahkan tidak tahu bahwa dirinya hamil.
Baca juga: Waspada 3 Tanda-Tanda Hamil Kosong
Apa Penyebab Blighted Ovum?
Keguguran karena blighted ovum seringkali disebabkan oleh masalah dengan kromosom, yaitu struktur yang membawa gen. Hal ini mungkin akibat sperma atau telur yang berkualitas rendah. Atau mungkin juga disebabkan oleh pembelahan sel yang tidak normal. Bagaimanapun, tubuh menghentikan kehamilan karena adanya kelainan tersebut.
Penting untuk dipahami bahwa terjadinya keguguran ini bukan salah ibu hamil atau siapapun juga, dan blighted ovum tidak bisa dicegah. Bagi kebanyakan wanita, blighted ovum hanya terjadi satu kali.
Baca juga: Inilah Kondisi yang Berisiko Sebabkan Blighted Ovum
Depresi Akibat Blighted Ovum
Didiagnosis mengalami blighted ovum tentu menjadi berita buruk bagi setiap ibu hamil. Sebab, itu berarti bahwa kehamilan ibu tidak berhasil. Jadi, merasa sedih adalah hal yang sangat wajar dan berilah waktu bagi diri sendiri untuk berduka.
Pemulihan emosional dari keguguran akibat blighted ovum juga bisa terasa sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada pemulihan secara fisik. Octavia Cannon, D.O., seorang obgyn di Arboretum Obstetrics & Gynaecology di Charlotte, North Carolina, mencatat bahwa beberapa wanita dapat mengalami depresi pascapersalinan setelah mengalami keguguran. Jadi, penting untuk mengenali gejala-gejala depresi dan membicarakannya secara terbuka dan jujur dengan pasangan, sehingga ia juga dapat membantu memantau adanya tanda-tanda postpartum depression pada ibu.
Perasaan yang Dapat Dirasakan Ibu Hamil Setelah Keguguran
Wanita yang mengalami keguguran akibat blighted ovum mungkin akan mengalami emosi yang turun naik seperti roller coaster, mulai dari tidak percaya, marah, merasa bersalah, sedih, sulit berkonsentrasi, mati rasa, hingga depresi. Bahkan meskipun kehamilan berakhir sangat dini, tetapi ikatan yang terjalin di antara ibu dan anak sudah cukup kuat.
Beberapa wanita, bahkan juga bisa mengalami gejala fisik dari tekanan emosional mereka. Gejala-gejala tersebut meliputi:
- Kelelahan,
- Sulit tidur,
- Sulit berkonsentrasi,
- Tidak nafsu makan,
- Sering menangis,
- Hubungan yang menjauh atau memburuk dengan keluarga atau teman,
- Upaya untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Perubahan hormon yang terjadi setelah keguguran dapat memperburuk gejala-gejala tersebut. Bagi para suami, segeralah cari bantuan profesional bila melihat gejala-gejala tersebut pada pasangan.
Bagaimana Mengatasi Dampak Emosional Dari Keguguran?
Untuk mengatasi masa sulit ini, berikut ini cara-cara yang bisa ibu coba lakukan:
- Hubungi orang-orang terdekat kamu untuk meminta pengertian, penghiburan, dan dukungan dari mereka.
- Jadwalkanlah waktu untuk konseling untuk membantu dirimu dan pasangan melewati masa sulit ini. Kamu tidak harus menghadapi semua ini sendirian.
- Beri diri kamu sendiri banyak waktu untuk berduka dan kesempatan untuk mengenang momen kehamilan.
Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengalami Keguguran
Ibu juga bisa curhat dan menceritakan apa yang ibu rasakan pada psikolog dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, ibu bisa menghubungi psikolog untuk minta saran kesehatan kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.