Bisakah Colon Cancer Dideteksi Sejak Dini?
“Kanker kolorektal tidaklah muncul begitu saja. Kanker ini dimulai dengan adanya pertumbuhan kecil pada usus besar yang disebut polip. Satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah dengan melakukan kolonoskopi. Kabar baiknya, jika polip terdeteksi selama seseorang menjalani kolonoskopi, biasanya polip dapat langsung dibuang.”
Halodoc, Jakarta- Kanker kolon atau yang juga dikenal dengan kanker usus besar, colon cancer, dan kanker kolorektal, merupakan salah satu penyakit berbahaya. Sebab, colon cancer seringkali tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Penyakit ini terjadi akibat pertumbuhan sel yang tidak normal pada jaringan usus besar (kolon) dan usus bagian bawah sampai anus (rektum). Perlu diketahui bahwa kanker usus besar termasuk salah satu jenis kanker yang umum terjadi dan menyebabkan kematian terbanyak, sehingga perlu diwaspadai.
Maka dari itu, deteksi kanker sedari dini sangatlah penting agar penanganan dapat segera dilakukan. Hal ini bertujuan agar pengidap colon cancer memiliki peluang sembuh tinggi. Namun, bisakah colon cancer dideteksi sejak dini? Yuk simak penjelasannya di sini!
Baca juga: Kenali 12 Penyebab Kanker Usus Besar
Bisa Dideteksi Sedari Dini Melalui Kolonoskopi
Dilansir dari Cleveland Clinic, kanker kolorektal tidaklah muncul begitu saja. Kanker ini dimulai dengan adanya pertumbuhan kecil pada usus besar yang disebut polip. Polip sendiri jarang menimbulkan gejala, tapi bila dibiarkan bertahun-tahun, polip dapat tumbuh menjadi kanker.
Satu-satunya cara untuk mendeteksinya adalah dengan menjalani kolonoskopi. Kabar baiknya, jika polip terdeteksi selama seseorang menjalani kolonoskopi, biasanya polip dapat langsung dibuang. Polip yang sudah diangkat tersebut dapat membuat risiko kanker menurun drastis.
Oleh sebab itu, setiap orang dianjurkan untuk menjalani kolonoskopi setidaknya 10 tahun sekali. Terutama bagi mereka yang berusia di atas 50 tahun, perlu menjalani kolonoskopi lebih awal. Selain kolonoskopi, deteksi dini colon cancer juga dapat dilakukan dengan berbagai metode lainnya. Misalnya seperti pemeriksaan kondisi anus, tes darah samar pada feses, kadar CEA (penanda tumor) dalam darah, pemeriksaan DNA feses, hingga penapis tumor M2-PK dari feses.
Bisakah Colon Cancer Dicegah?
Hingga saat ini, penyebab utama dari kanker kolorektal belum diketahui secara pasti. Namun, melansir dari laman resmi P2PTM Kemenkes, faktor risiko penyakit tersebut ada yang dapat dikendalikan dan ada yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, meliputi:
- Mengidap penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn.
- Adanya riwayat pribadi atau keluarga yang pernah mengidap kanker atau polip kolorektal.
- Mengidap diabetes tipe 2.
- Mengidap penyakit kelainan genetik seperti Familial adenomatous polyposis (FAP).
Sementara itu faktor risiko yang dapat dikendalikan, antara lain:
- Kurangnya aktivitas fisik secara teratur.
- Kurangnya mengonsumsi buah dan sayuran.
- Mengonsumsi makanan berlemak atau daging olahan berlebihan.
- Mengidap obesitas.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
- Kebiasaan merokok.
Maka, kanker kolorektal dapat dicegah dengan cara mengurangi faktor risiko yang dapat dikendalikan. Misalnya seperti menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, mempertahankan berat badan sehat agar terhindar dari obesitas atau diabetes hingga berolahraga secara rutin. Selain itu, berhenti merokok serta menghindari mengonsumsi alkohol berlebihan juga perlu dilakukan.
Baca juga: Inilah 4 Pengobatan untuk Atasi Kanker Usus Besar
Segera Periksakan Diri Bila Mengalami Hal Ini
Kanker kolorektal mungkin terjadi tanpa disadari, tapi terdapat tanda atau gejala yang dapat dideteksi sedari dini. Bila kamu melihat adanya darah pada feses, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Kondisi tersebut memang bisa saja disebabkan oleh gangguan kesehatan selain kanker seperti misalnya wasir. Namun, memastikan semuanya baik-baik saja melalui pemeriksaan dini tentu sangat dianjurkan. Selain itu, ada beberapa tanda lain dari kanker kolorektal, antara lain:
- Penurunan berat badan secara drastis.
- Perubahan intensitas buang air besar.
- Perubahan bentuk feses.
Nah itulah penjelasan terkait deteksi dini colon cancer yang dapat dilakukan melalui kolonoskopi. Kesimpulannya, colon cancer terdiri atas faktor risiko yang dapat dikendalikan dan tidak dapat diubah. Maka dari itu, penerapan pola hidup sehat harus dilakukan agar dapat mengurangi risiko colon cancer dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Baca juga: Hati-Hati dengan Gejala Kanker Usus Besar
Apabila kamu mengalami penurunan berat badan yang drastis secara tiba-tiba dan menemukan bercak darah pada feses, segeralah periksakan diri ke dokter. Sebab, kondisi tersebut bisa jadi merupakan gejala awal colon cancer.
Melalui aplikasi Halodoc, kamu dapat menghubungi dokter terpercaya untuk menanyakan keluhan yang kamu rasakan. Lewat fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Bila pemeriksaan fisik diperlukan, kamu juga dapat membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu. Tanpa harus menunggu atau mengantri berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. What You Can Do to Catch Colon Cancer Early
American Cancer Society. Diakses pada 2021. Can Colorectal Polyps and Cancer Be Found Early?
CDC.gov. Diakses pada 2021. What Are the Risk Factors for Colorectal Cancer?
P2PTM Kemenkes RI. Diakses pada 2021. Deteksi Dini Kanker Kolorektal
P2PTM Kemenkes RI. Diakses pada 2021. Bagaimana mencegah penyakit Kanker Kolorektal?
P2PTM Kemenkes RI. Diakses pada 2021. Kenali dan Cegah Kanker Kolorektal
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan