Bisakah Alergi Makanan Buat Kucing Jadi Agresif?
“Jika kucing kesayangan tiba-tiba berubah menjadi agresif, mungkin ada sesuatu yang terjadi yang tidak kamu ketahui. Alergi makanan kucing adalah salah satu alasan mengapa kucing menjadi agresif.”
Halodoc, Jakarta – Alergi yang disebabkan oleh makanan kucing terkadang dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup parah pada kucing. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan kucing menjadi lebih pemarah dan agresif.
Meski alergi makanan kucing tidak akan membuat kucing agresif, kondisi ini dapat menyebabkan kucing merasa sakit dan tidak nyaman. Kamu bisa mengenalinya dengan berada di dekatnya. Jika kucing tidak nyaman atau berperilaku tidak menyenangkan, mungkin ada yang salah dengannya.
Alergi makanan kucing biasanya bisa terlihat melalui masalah kulit, seperti ruam, gatal, kucing akan menjilati bulunya secara berlebihan, dan cenderung menggigit. Alergi juga dapat berkembang sebagai masalah pencernaan, seperti diare, muntah, atau kehilangan nafsu makan.
Baca juga: Hal yang Perlu Diperhatikan saat Mengadopsi Kucing Jalanan
Bahan Makanan Penyebab Alergi pada Kucing
Bahan utama yang dapat menyebabkan alergi makanan kucing adalah jagung, gandum, dan kedelai. Sayangnya, ini bahan makanan ini justru banyak ditemukan pada merek makanan kucing komersial yang dijual saat ini.
Jadi, sebagai pemiliknya, sudah menjadi kewajiban kamu untuk melakukan pengecekan lebih cermat terhadap kandungan makanan kucing yang kamu beli. Bahan utama yang dapat menyebabkan alergi meliputi:
- Jagung. Ini bisa berupa jagung utuh atau giling, tepung jagung, atau tepung gluten jagung. Jagung sering digunakan sebagai bahan pengisi untuk membantu membuat kucing merasa lebih kenyang, tetapi jagung tidak menambah banyak nilai gizi dalam makanannya.
- Gandum. Gandum dan produk sampingannya adalah alergen yang sangat umum bagi kucing. Beberapa sumber bahkan mengklaim gandum telah dikaitkan dengan serangan epilepsi dan penyakit celiac. Meski dilihat sebagai sumber karbohidrat berkualitas tinggi dalam pakan kucing yang menyediakan energi untuk aktivitas sehari-hari, risiko alergi tetap sangat mungkin terjadi.
- Kedelai. Meski tidak menyebabkan alergi separah jagung dan gandum, beberapa kucing masih alergi terhadap produk ini. Industri makanan hewan peliharaan mengatakan bahwa produk kedelai adalah sumber protein yang baik, minyak sayur yang menutrisi bulu, dan serat yang menyehatkan untuk kucing. Kamu pun akan menemukannya dalam formula yang membantu mengurangi munculnya bola rambut. Selama kucing tidak alergi terhadap bahan berbasis kedelai, seharusnya tidak menimbulkan masalah, tetapi tetap berikan pengawasan.
Baca juga: Tips Melatih Kucing Peliharaan agar Dapat Bersosialisasi
Kamu harus segera memeriksakan kesehatan kucing kesayangan apabila muncul reaksi alergi setelah ia mengonsumsi makanan kucing yang kamu berikan. Sekarang, tanya jawab seputar masalah kesehatan hewan juga bisa dilakukan melalui aplikasi Halodoc. Segera download aplikasinya, ya!
Tidak semua kucing alergi terhadap bahan-bahan tersebut dan banyak yang dapat mentolerir bahan ini tanpa adanya masalah. Namun, karena kucing adalah pemakan daging, mungkin akan ada risiko terjadinya gangguan pencernaan karena kucing tidak memproses karbohidrat dan protein nabati seperti yang dapat dilakukan hewan lain.
Jika kamu menduga kucing bereaksi terhadap bahan pengisi ini, cobalah berikan makanan kucing bebas biji-bijian dan lihat apakah ada bedanya. Memang benar, memberikan makanan pada kucing tentu tidak boleh sembarangan. Kamu tetap perlu memperhatikan usia kucing, kebutuhan nutrisinya, dan apakah ada risiko masalah kesehatan tertentu pada kucing.
Baca juga: Ketahui Suasana Hati Kucing Peliharaan dengan Cara Ini
Sebenarnya, kucing agresif tak selalu terjadi karena alergi makanan. Banyak hal lain yang bisa membuat hewan lucu ini menjadi pemarah dan bersikap tak seperti biasanya. Pindah rumah, adanya anggota keluarga baru, memelihara hewan lain, menata kembali perabot ruangan, hingga suara berisik juga bisa membuat mereka agresif. Kamu hanya perlu mengenalinya.