Bisa Turunkan Tekanan Darah, Ini Risiko Melahirkan dengan Posisi Litotomi
“Posisi litotomi adalah posisi melahirkan yang sering digunakan pada saat proses persalinan. Meski tergolong normal, posisi ini nyatanya dapat menimbulkan risiko pada ibu hamil dan janin.”
Halodoc, Jakarta – Posisi melahirkan setiap ibu hamil akan berbeda-beda tergantung pada kondisi ibu dan bayi. Namun pada persalinan normal, dokter biasanya meminta ibu hamil untuk berbaring dengan kaki terbuka, tungkai diangkat, dan lutut ditekuk. Ini disebut juga posisi litotomi.
Meski posisi melahirkan ini dianggap normal, litotomi mungkin akan menimbulkan risiko pada ibu hamil dan janin, terutama jika prosedur persalinan atau operasi memakan waktu yang lama. Ketahui berbagai risiko yang mungkin ditimbulkan dari posisis melahirkan ini melalui ulasan berikut ini!
Risiko Melahirkan dengan Posisi Litotomi
Posisi litotomi sering dilakukan karena ini dinilai akan memudahkan dokter mengukur perkembangan proses persalinan. Namun, posisi ini dapat membuat ibu susah untuk mengejan. Ini karena berat badan ibu akan sejajar dengan posisi bayi.
Banyak ahli menyebutkan bahwa posisi ini menimbulkan cukup banyak risiko negatif bagi ibu dan bayi. Posisi ini dapat meningkatkan risiko ibu dan bayi untuk mengalami beberapa cedera. Nah, berikut adalah beberapa risiko yang ditimbulkan saat bersalin dengan posisi litotomi:
1. Menurunkan Tekanan Darah
Tubuh ibu akan menghabiskan banyak waktu untuk berbaring datar sepenuhnya saat dalam posisi litotomi. Alhasil, peredaran darah tubuh ibu akan terhambat dalam kondisi ini.
Terhambatnya aliran darah terjadi karena rahim menekan vena cava inferior sehingga akan menurunkan aliran darah balik pada vena sentral. Penurunan tekanan darah pun akan menyebabkan nyeri saat kontraksi. Oleh karena itu, ibu hamil akan dianjurkan untuk berbaring miring agar sirkulasi darah tetap terjaga.
2. Memperlambat Proses Persalinan
Selain dapat mengurangi tekanan darah ibu dan memperburuk kontraksi pada rahim, posisi ini juga dapat memakan waktu lebih lama saat persalinan. Beberapa ahli percaya bahwa posisi duduk selama persalinan lebih efisien daripada litotomi.
Posisi ini juga dianggap memudahkan persalinan dengan mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kontraksi dan mempercepat pembukaan jalan lahir.
3. Menyebabkan Robeknya Vagina
Litotomi juga dapat meningkatkan risiko episiotomi atau robeknya vagina. Pasalnya, dalam posisi ini, dokter akan melakukan sayatan yang dibuat sepanjang perineum atau daerah antara vagina dan anus guna memperlebar ukuran jalan lahir saat persalinan. Menurut beberapa penelitian, ibu yang melahirkan dalam posisi litotomi lebih mungkin mengalami komplikasi episiotomi.
4. Meningkatkan Risiko Cidera Otot Anus
Persalinan dengan litotomi juga berpotensi meningkatkan cidera otot sphincter anus. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan pada otot anus pada saat melahirkan dengan litotomi.
Risiko ini juga akan lebih berpotensi terjadi pada ibu yang melahirkan pertama kali. Cedera ini dapat menimbulkan efek jangka panjang seperti rasa sakit dan tidak nyaman di anus, inkontinensia tinja, fistula ani, dan disfungsi seksual.
5. Meningkatkan Potensi Operasi Caesar
Posisi litotomi juga dapat meningkatkan peluang operasi caesar dibandingkan dengan posisi jongkok atau posisi lainnya. Risiko ini sangat berpotensi terutama jika ibu hamil mengalami kehamilan berisiko tinggi. Posisi ini juga dapat meningkatkan kemungkinan bayi akan dikeluarkan dari rahim menggunakan alat bantu seperti forsep atau vakum selama persalinan.
Itulah penjelasan mengenai risiko melahirkan dengan posisi litotomi. Jika ibu mengalami masalah kesehatan, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan. Bila dokter meresepkan obat, cek kebutuhan medis di Halodoc. Tunggu apa lagi, segera download Halodoc sekarang!
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. The Lithotomy Position: Is It Safe?.
Steris. Diakses pada 2022. The Ultimate Guide to Lithotomy Position.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan