Bisa Sebabkan Mual dan Muntah, Beginilah Cara Diagnosis Amebiasis
Halodoc, Jakarta – Amebiasis adalah infeksi parasit pada usus akibat infeksi Entamoeba histolytica. Meski bisa terjadi pada siapa saja, risiko amebiasis lebih tinggi pada orang yang tinggal atau berkunjung ke negara beriklim tropis maupun bersanitasi buruk. Seseorang dengan daya tahan tubuh rendah berisiko terinfeksi bakteri penyebab amebiasis.
Baca Juga: Inilah yang Terjadi Pada Tubuh saat Mengidap Amebiasis
Infeksi amebiasis terjadi ketika parasit E. Histolytica masuk ke dalam tubuh dan menetap di dalam usus. Parasit ini menular melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi. Risiko meningkat apabila seseorang menyentuh tanah, air, pupuk, atau tangan orang lain yang terpapar tinja mengandung parasit tersebut. Faktor penyebab lainnya adalah perilaku seks anal, oral, atau pada orang yang menjalani terapi pembilasan usus besar.
Kenali Gejala Infeksi amebiasis
Ketika masuk ke dalam tubuh, parasit E. histolytica langsung berkumpul di usus dan beralih ke siklus aktifnya (fase tropozoit). Kemudian, parasit ini berpindah ke usus besar. Apabila parasit mengenai bagian dinding usus, pengidapnya mengalami feses bercampur darah, diare, radang usus besar, hingga kerusakan pada jaringan usus.
Gejala infeksi amebiasis berupa diare, kram perut, buang angin berlebihan, dan mudah merasa lelah. Pada kasus yang parah, parasit menembus mukosa dinding usus dan menyebabkan luka hingga menyebar ke organ hati melalui pembuluh darah.
Kondisi ini berpotensi mengakibatkan abses hati. Gejala amebiasis yang tergolong parah meliputi nyeri saat perut ditekan, disentri, demam tinggi, muntah, perut atau hati bengkak, muncul lubang pada usus, dan sakit kuning (jaundice).
Baca Juga: Awas, Ini 4 Komplikasi dari Amebiasis
Begini Cara Diagnosis amebiasis
Diagnosis amebiasis dilakukan dengan pemeriksan fisik dan menanyakan aktivitas pengidap. Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menetapkan diagnosis, meliputi:
-
Pemeriksaan laboratorium. Sampel tinja diperiksa di laboratorium untuk menemukan keberadaan parasit E. histolytica. Pengambilan sampel dilakukan beberapa kali pada hari yang berbeda.
-
Tes darah. Direkomendasikan jika dicurigai terdapat parasit E. histolytica di dinding usus atau organ tubuh lainnya.
-
Kolonoskopi. Dokter mengevaluasi kondisi usus besar (kolon) dan banyak parasit menggunakan alat khusus seperti selang tipis yang dilengkapi kamera. Bila perlu, biopsi hati dilakukan bersamaan dengan prosedur ini.
-
Pemindaian seperti CT scan atau USG. Tujuannya untuk memeriksa peradangan pada organ tubuh tertentu.
-
Tes jamur, dilakukan saat terjadi penumpukan nanah (abses) pada hati.
Setelah diagnosis ditetapkan, amebiasis diatasi dengan konsumsi obat antibiotik dan anti mual. Pengidap disarankan untuk konsumsi banyak air putih dan oralit untuk mengganti cairan yang hilang. Jika amebiasis yang dialami cukup parah, dokter memberikan cairan infus di rumah sakit. Tindakan operasi diperlukan bila terjadi pecahnya abses hati atau terbentuk lubang di usus.
Baca Juga: Inilah 3 Tips Sederhana untuk Cegah Amebiasis
Itulah fakta infeksi amebiasis yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar amebiasis, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi psikolog atau psikiater kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan