Bisa Bikin Pikun, Ini Perbedaan Demensia dan Alzheimer
Halodoc, Jakarta – Seiring berjalannya waktu, fungsi otak dapat menurun akibat proses penuaan maupun adanya gangguan kesehatan pada tubuh. Hal ini dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan daya ingat. Ada berbagai gangguan kesehatan pada tubuh yang dapat menyebabkan seseorang alami penurunan daya ingat, seperti demensia dan juga alzheimer. Meskipun sama-sama menyebabkan penurunan daya ingat atau bahkan pikun, tetapi nyatanya kedua jenis penyakit ini berbeda.
Baca juga: Sama-Sama Bikin Lupa, Ini Bedanya Amnesia, Demensia, dan Alzheimer
Demensia menyebabkan pengidapnya mengalami penurunan daya ingat yang bisa membuat pikun dan mengubah cara berpikir. Sedangkan alzheimer, merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan disertai kemampuan berpikir, berbicara, hingga perubahan perilaku. Untuk itu, simak beberapa perbedaannya di sini.
Gejala Demensia dan Alzheimer
Demensia merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat serta kemampuan berpikir. Selain itu, gejala demensia akan disertai kesulitan berkonsentrasi, perubahan suasana hati, hingga sering mengalami kebingungan mengenai nama, bahkan tempat yang biasanya dikunjungi. Lalu, apa bedanya dengan penyakit alzheimer? Demensia sendiri ternyata memiliki beberapa jenis yang berbeda, salah satunya adalah alzheimer.
Tidak hanya penurunan daya ingat, alzheimer juga menyebabkan perubahan pada perilaku, kemampuan berbicara, hingga perubahan perilaku secara bertahap pada pengidapnya. Kedua penyakit ini sama-sama memiliki tahapan perkembangannya pada gejalanya. Namun yang berbeda, penyakit demensia tidak menyebabkan gejala di awal perkembangan. Gejala penurunan daya ingat akan dialami pengidap saat penyakit memasuki tahap kedua perkembangan.
Sedangkan pada penyakit alzheimer, pengidap sudah dapat mengalami penurunan ingat di awal gejala ini muncul. Biasanya, pengidap akan rentan lupa dengan suatu kejadian penting, kesulitan merangkai kata, kehilangan kemampuan mencium, tidak bersemangat, serta kesulitan mengambil keputusan.
Baca juga: Ini Stadium Penyakit Alzheimer dari Ringan Sampai Berat
Yang cukup membedakan, ketika penyakit demensia sudah memasuki tahap akhir, penyakit ini dapat membuat pengidapnya tidak dapat hidup mandiri akibat kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan, duduk, tidak mengenali keluarga, hingga kesulitan berbahasa. Sedangkan penyakit alzheimer, dapat menyebabkan pengidapnya mengalami halusinasi pada tahap akhir perkembangan penyakit. Tidak hanya itu, alzheimer menyebabkan kemampuan pengidap perlahan menghilang, seperti kemampuan membaca atau menggambar.
Penyebab Demensia dan Alzheimer
Penyakit demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan juga hubungan antar saraf pada otak. Ada beberapa kondisi yang meningkatkan risiko ini, seperti faktor genetik, adanya gangguan pembuluh darah pada otak, tumor otak, kelainan metabolisme, kekurangan vitamin tertentu, hingga keracunan beberapa bahan kimia hingga alkohol.
Selain itu, pertambahan usia dan beberapa penyakit, seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, hingga obesitas juga berisiko menyebabkan demensia. Lalu, apa penyebab alzheimer? Adanya pengendapan protein pada otak dapat menyebabkan alzheimer. Hal ini dapat mengakibatkan hambatan asupan nutrisi menuju otak, sehingga sel otak mengalami kerusakan.
Kerusakan pada otak inilah yang memicu penurunan daya ingat. Kerusakan otak yang tidak diatasi menjadi kondisi yang berbahaya karena dapat mengakibatkan otak menjadi mati. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko ini, seperti pertambahan usia, memiliki riwayat cedera kepala, mengalami down syndrome, dan adanya faktor genetik.
Gaya hidup yang kurang sehat dapat berisiko tingkatkan kedua penyakit ini, untuk itu lakukan gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, konsumsi makanan sehat dan bernutrisi, memenuhi kebutuhan istirahat, hingga hindari kebiasaan merokok.
Baca juga: Tidak Hanya Menyerang Lansia, Kenali Gejala Demensia Dini
Itulah beberapa perbedaan mendasar mengenai penyakit demensia dan alzheimer. Tidak ada salahnya untuk kunjungi rumah sakit terdekat dan lakukan pemeriksaan ketika kamu merasa lebih mudah lupa yang disertai kesulitan berkonsentrasi dan kehilangan minat pada suatu hal yang menjadi kebiasaanmu. Pendeteksian lebih dini tentunya akan memudahkan pengobatan dan pemulihan kondisi kesehatan.
Referensi:
National Health Service UK. Diakses pada 2020. Dementia.
Healthline. Diakses pada 2020. 10 Early Symptoms of Dementia.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Alzheimer’s Disease.
Alzheimer Association. Diakses pada 2020. 10 Early Signs and Symptoms of Alzheimer’s.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan