Binge Eating Disorder vs Bulimia, Mana yang Lebih Berbahaya?
Halodoc, Jakarta - Gangguan makan adalah kondisi serius yang berkaitan dengan perilaku makan seseorang yang terus-menerus dan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, emosi, dan sosialisasi dalam kehidupan. Sebagian besar gangguan makan selalu berfokus pada berat badan, bentuk tubuh, dan jenis makanan yang mengacu pada kebiasaan makan yang cenderung berbahaya.
Perilaku ini, secara signifikan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang tepat. Pasalnya, gangguan makan membahayakan jantung, sistem pencernaan, tulang, juga gigi dan mulut. Tidak hanya itu, perilaku ini memicu terjadinya penyakit lainnya pada tubuh.
Kelainan makan yang paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda, meski dapat pula terjadi pada usia yang berbeda. Bulimia nervosa atau bulimia dan binge eating disorder adalah dua di antara sekian jenis gangguan makan yang paling sering terjadi.
Baca juga: Bagaimana Mengenali Binge Eating Disorder?
Bulimia dan Binge Eating Disorder, Lebih Berbahaya Mana?
Bulimia nervosa atau bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan makan berlebihan yang diikuti dengan perilaku membersihkan, seperti muntah untuk mengeluarkan kembali semua makanan tadi. Bisa juga dengan menggunakan pencahar atau diuretik. Episode makan berlebihan dan muntah ini terjadi berulang kali sebagai kompensasi atas rasa bersalah akibat terlalu banyak makan.
Sementara itu, binge eating disorder dapat menjadi tanda gangguan makan ketika seseorang makan secara berlebihan atau makan dalam jumlah yang sangat banyak. Namun, gangguan makan ini tidak diikuti dengan pembersihan seperti memuntahkan makanan kembali layaknya bulimia. Biasanya, rasa malu menyebabkan seseorang makan sendirian untuk menutupi gangguan makan yang sedang dialaminya.
Baca juga: Jika Mengalami Bulimia, Rahasiakan atau Ceritakan?
Dahulu, bulimia dikatakan lebih berbahaya dibandingkan dengan binge eating disorder karena tindakan negatif yang terjadi setelah seseorang makan berlebihan. Namun, WHO menyatakan balik bulimia maupun binge eating disorder adalah gangguan makan yang sama-sama berbahaya. Pertama, karena kedua kelainan makan ini tidak terdeteksi oleh dokter, sehingga tindakan penangannya sering kali terlambat.
Kedua, baik bulimia maupun binge eating disorder sering terjadi pertama kali pada masa remaja. Orang-orang dengan kelainan makan ini cenderung mengalami lebih banyak penyakit fisik dan mental ketika gangguan semakin tidak terkendali. Masalah seperti kecemasan, depresi, stres, diabetes, dan gangguan muskuloskeletal adalah masalah tambahan yang sering terjadi.
Masih dari WHO, dinyatakan bulimia dan binge eating disorder cenderung berisiko akan kehilangan pekerjaan atau tidak dapat melakukan tugas sehari-hari yang normal. Memang, dari beberapa ciri khas, bulimia tampaknya sedikit lebih ekstrem dibandingkan binge eating disorder. Namun, dampak jangka panjang yang muncul tidak jauh berbeda dengan mereka yang mengalami binge eating disorder.
Baca juga: Gangguan Makan pada Remaja, Ini Tips Mengatasinya
Sementara itu, binge eating disorder sering ditemui dibandingkan dengan bulimia, dan memiliki implikasi jangka panjangnya sendiri. Namun, baik laki-laki maupun perempuan dengan gangguan makan ini sama-sama memiliki peningkatan angka terhadap gangguan pekerjaan. Bahkan, dikatakan binge eating disorder lebih bertanggung jawab untuk tingkat depresi dan keinginan bunuh diri yang lebih tinggi.
Jadi, baik bulimia maupun binge eating disorder sama berbahayanya, tidak ada yang lebih berbahaya dibandingkan yang lainnya. Pastinya, gangguan makan ini perlu ditangani. Oleh karenanya, kalau kamu merasa memiliki gejala dari kelainan makan ini, jangan ragu untuk segera bertanya pada dokter. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc yang sudah tersedia di Play Store maupun App Store dan bisa kamu download di ponsel. Kapan saja kamu membutuhkan bantuan atau informasi dokter, Halodoc siap membantu.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan