Bikin Nyeri saat Berhubungan Intim, Begini Cara Penanganan Kista Bartholin
Halodoc, Jakarta – Kista Bartholin termasuk penyakit yang belum banyak dikenal. Penyakit ini ditandai dengan kemunculan kista yang menyumbat saluran kelenjar Bartholin. Biasanya kista berukuran kecil dan tidak menimbulkan nyeri, tapi bisa juga terjadi sebaliknya. Bartholin adalah kelenjar yang terletak pada kedua sisi bibir Miss V, tempat sebagai pelumas saat berhubungan intim.
Baca Juga: Benjolan di Area Bukaan Miss V, Gejala Terkena Kista Bartholin?
Mengapa Kista Bartholin Terjadi?
Cairan yang diproduksi kelenjar Bartholin mengalir melalui saluran langsung menuju Miss V. Saluran yang terhambat menampung kelebihan cairan, kemudian berkembang menjadi kista. Ukuran kista membesar setelah berhubungan intim karena penambahan cairan yang diproduksi kelenjar Bartholin setelahnya.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan penyumbatan kelenjar Bartholin, antara lain infeksi bakteri, iritasi jangka panjang, dan peradangan.
Gejalanya berupa demam, nyeri saat berhubungan intim, serta nyeri saat jalan dan duduk. Segera bicara pada dokter Halodoc jika kamu mengalami gejala tersebut.
Penanganan Kista Bartholin yang Bisa Dilakukan
Diagnosis kista Bartholin diawali dengan menanyai riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pengambilan sampel jaringan (biopsi). Penanganan dibutuhkan jika ukuran kista besar dan membuat pengidapnya tidak nyaman.
Secara umum, berikut penanganan kista Bartholin yang perlu diketahui:
-
Duduk berendam di air hangat setinggi panggul. Cara ini dilakukan oleh pengidap kista Bartholin yang masih berukuran kecil. Lakukan beberapa kali perendaman dalam sehari, setidaknya selama empat hari hingga kista pecah dan cairan keluar. Pengidap bisa menggunakan kompres air hangat di area kista.
-
Obat pereda nyeri seperti parasetamol dan ibuprofen. Pastikan konsumsi obat disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan dokter. Hubungi dokter jika benjolan bertambah besar dan muncul efek samping setelah konsumsi obat.
-
Obat antibiotik. Dikonsumsi untuk menghilangkan infeksi bakteri penyebab abses pada kista yang terinfeksi.
-
Pemasangan kateter, dilakukan untuk mengeluarkan abses. Caranya dengan memasukkan kateter dengan ujungnya berupa balon yang menyembang. Balon ini berfungsi menjaga kateter agar tidak lepas dan bertahan selama 2-6 minggu.
-
Marsupilami kista, pengeluaran cairan dengan cara mengiris kista dan menjahit ujungnya. Hal ini dilakukan untuk membuat kista tetap dalam keadaan terbuka dan mencegah terbentuknya kista paru. Cara ini dikombinasikan dengan prosedur lain, seperti pemasangan kateter.
-
Operasi pengangkatan kelenjar bartholin, dilakukan saat prosedur lain tidak berhasil. Pengidap kista Bartholin mendapatkan bium umum sebelum dilakukan pengangkatan kista pada kelenjar Bartholin.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, kista Bartholin bisa menyebabkan kista atau infeksi berulang yang berpotensi menyebar ke darah dan seluruh tubuh (sepsis).
Bisakah Kista Bartholin Dicegah?
Bisa. Kista Bartholin dicegah dengan menjaga kebersihan diri, terutama pada area Miss V. Caranya dengan membersihkan area Miss setelah buang air kecil, buang air besar, dan berhubungan intim. Selain itu, kamu dianjurkan pakai kondom saat berhubungan intim untuk mencegah infeksi menular seksual dan kista Bartholin.
Baca Juga: Lebih Bahaya Mana, Miom atau Kista?
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar kista Bartholin, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!