Biduran, Alergi atau Penyakit?
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mengalami biduran? Biduran biasanya ditandai dengan rasa gatal disertai dengan munculnya bintik-bintik merah yang menyerang beberapa bagian tubuh seperti wajah, badan, lengan atau kaki. Umumnya orang mengetahui kemunculan biduran disebabkan alergi terhadap hewan peliharaan, serbuk sari, atau lateks.
Seringkali orang menyepelekan kondisi disaat mereka terkena biduran, karena dianggap hanya alergi biasa yang akan segera hilang. Padahal, para ahli menduga bahwa biduran bisa muncul disebabkan kondisi kesehatan lainnya yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah penyakit autoimun. Bagaimana itu bisa terjadi?
Mengenal Biduran
Berdasarkan lama waktu munculnya, biduran atau urtikaria terbagi menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Urtikaria akut muncul dengan waktu kurang dari enam bulan. Sementara urtikaria kronis sudah dialami lebih dari enam bulan atau sudah berkali-kali kambuh lagi. Beberapa pemicu dari urtikaria kronis diantaranya:
-
Pada beberapa kasus, urtikaria kronis merupakan bagian dari alergi makanan. Misalnya kacang-kacangan, ikan, gandung, telur, atau susu dan produk-produk turunannya.
-
Pada kasus lain urtikaria kronis bisa juga disebabkan oleh alergi debu, tungau, atau serbuk sari bunga juga bisa turut memicu terjadinya urtikaria.
-
Pada beberapa orang, gigitan serangga juga dapat memicu timbulnya urtikaria.
Hingga saat ini kondisi kulit yang sudah sering menyerang banyak orang ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Selain alergi pada umumnya, para ahli meyakini bahwa biduran bisa disebabkan oleh suatu penyakit autoimun.
Penyakit autoimun bisa terjadi ketika sistem imun (kekebalan tubuh) keliru menyerang sel-sel sehat yang ada di tubuh sendiri. Sistem imun kamu malah menganggap bahwa sel kamu adalah organisme yang berbahaya.
Hubungan Biduran dengan Penyakit Autoimun
Salah satu penyakit autoimun yang paling dikaitkan dengan kasus urtikaria kronis adalah penyakit tiroid. Penyakit tiroid merupakan gangguan pada kelenjar tiroid yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa sekitar 45 sampai 55 persen orang dengan urtikaria kronis memang berpotensi mempunyai masalah autoimun. Orang yang punya autoimun juga cenderung mengalami urtikaria yang jauh lebih parah dari orang pada umumnya. Selain penyakit tiroid, ada beberapa jenis penyakit autoimun lainnya yang ditunjukkan dengan gejala urtikaria. Misalnya rematik, diabetes tipe 1, lupus, penyakit celiac, dan vitiligo.
Biduran atau urtikaria sendiri adalah reaksi yang terjadi ketika tubuh menyerang antibodi khusus yang memang dihasilkan oleh sistem imun. Jadi, sistem kekebalan tubuh kamu malah berbalik menyerang dirinya sendiri. Karena itulah ada kaitan yang sangat erat antara urtikaria dengan berbagai macam penyakit autoimun.
Karena urtikaria kronis atau biduran sangat erat kaitannya dengan penyakit autoimun, ada baiknya kamu segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami biduran yang enggak sembuh-sembuh atau sering kambuh. Hindari sikap menyepelekan atau mengharapkan suatu hari kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Semakin cepat kamu mendeteksi adanya masalah autoimun, gejala yang kamu alami pun bisa ditangani lebih cepat sebelum tambah parah. Untuk pengawasan tercepat kamu bisa segera melakukan diskusi pada dokter di Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc kamu tidak perlu keluar rumah untuk berdiskusi dengan dokter, kamu bisa berdiskusi dengan cara Chat atau Voice Call/ Video Call kapan saja dan dimana saja. Yuk, buruan download!
Baca juga
- 7 Makanan yang Membuat Kulit Sehat Sepanjang Tahun
- Biduran Bisa Menular? Cari Tahu Dulu Faktanya
- 6 Tips Merawat Kulit Sensitif