Berbagai Mitos dan Fakta seputar Malnutrisi pada Anak

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 September 2022

“Malnutrisi pada anak harus diwaspadai karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh anak dapat diakibatkan oleh kondisi tubuh dengan kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi.”

Berbagai Mitos dan Fakta seputar Malnutrisi pada AnakBerbagai Mitos dan Fakta seputar Malnutrisi pada Anak

Halodoc, Jakarta – Pertumbuhan anak sangat penting untuk diperhatikan bagi semua orang tua. Anak harus mencukupi asupan nutrisi yang seimbang untuk mendukung tumbuh kembangnya. Sayangnya, banyak anak di belahan dunia yang masih belum mendapatkan nutrisi sebagaimana mestinya. 

Ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh anak dapat diakibatkan oleh kondisi kekurangan atau kelebihan asupan nutrisi. Beberapa gejala kekurangan nutrisi seperti stunting, berat badan kurang, dan nutrisi yang tidak memadai. Sementara itu, nutrisi yang berlebihan dapat ditandai oleh obesitas.

Untuk mengetahui apakah nutrisi anak ibu sudah tercukupi, mari simak penjelasan fakta dan mitos seputar malnutrisi pada anak.

Fakta dan Mitos Malnutrisi pada Anak

Berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar malnutrisi pada anak:

Mitos: Anak Membutuhkan Asupan Nutrisi Tambahan

Pernyataan ini tidak sepenuhnya akurat, sebab anak sebenarnya tidak memerlukan nutrisi tambahan dalam bentuk vitamin atau suplemen. Namun, ini berlaku jika kebutuhan nutrisi mereka sudah terpenuhi oleh makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein) atau mikronutrien.

Namun, jika dirasa diperlukan untuk memberi anak suplemen tambahan, sebaiknya ibu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu agar mendapatkan saran terbaik.

Fakta: Anak Harus Mengonsumsi Makanan dengan Tekstur yang Sesuai Berdasarkan Usia

Hal ini sangat benar, pertama, karena hal ini akan menentukan nilai gizi dan kepadatan. Seperti contoh, komposisi nutrisi satu mangkuk bubur dan satu mangkuk nasi akan berbeda. Secara alami, kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi jika tekstur makanannya tidak sesuai.

Selain itu, tekstur makanan juga dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berbicara. Pasalnya, otot di dalam mulut yang dibutuhkan untuk makan masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, pastikan untuk memberi makanan dengan tekstur yang sesuai agar perkembangan otot dalam mulut yang nantinya digunakan untuk berbicara bisa berkembang dengan optimal. 

Mitos: Lemak Tidak Boleh Dikonsumsi Anak Berusia Dua Tahun Kebawah

Kenyataannya, lemak sangat dibutuhkan dalam perkembangan otak bayi dan anak. Bahkan ASI pun mengandung tinggi lemak.

ASI mengandung asam lemak esensial seperti asam linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3). Nutrisi ini penting karena tubuh manusia tidak dapat membentuk kedua asam ini dan harus diperoleh dari makanan.

Fakta: Garam dan Gula dalam MPASI Diperbolehkan 

Dalam menu MPASI, sedikit garam dan gula sebenarnya diperbolehkan atau disesuaikan saja. Garam dan gula dapat ditambahkan ke menu Si Kecil untuk memberikan rasa, tetapi ini tidak wajib ditambahkan. Ibu mungkin juga bisa menambahkan kaldu, tetapi hanya dalam jumlah sedikit.

Mitos: Kecerdasan Anak dapat Dipengaruhi MSG

Salah satu kandungan dari monosodium glutamat (MSG) adalah asam amino. Sedikit orang yang menyadari bahwa MSG sebenarnya terkandung dalam banyak makanan, termasuk ASI. Oleh karena itu, tidak benar jika MSG dapat menurunkan kecerdasan anak.

Di sisi lain, ibu tidak perlu lagi menambahkan MSG buatan jika anak lebih suka makanan yang mengandung MSG alami. Konsumsi MSG tidak akan menimbulkan efek samping negatif jika penggunaanya dibatasi.

Fakta: Pemberian Nutrisi Dimulai Sejak dalam Kandungan

Nutrisi yang baik harus dimulai sebelum anak lahir. Sebab, dampak kurang gizi yang paling parah dapat terjadi di dalam kandungan. Janin tidak akan berkembang dengan baik jika kekurangan asupan nutrisi. Alhasil, hal ini dapat menghambat perkembangan fisik dan mental. 

Waktu terbaik untuk mengatasi kekurangan gizi adalah dalam 1.000 hari pertama, dari konsepsi hingga usia 2 tahun. Pemberian makanan yang berkhasiat, pelatihan, pendidikan khusus kepada ibu hamil dan menyusui juga dapat meningkatkan tingkat partisipasi dalam program kesehatan preventif serta untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang gizi.

Itulah pembahasan mengenai fakta dan mitos seputar malnutrisi pada anak. Untuk membantu mengatasi masalah ini, ibu bisa mendapatkan produk kesehatan berkualitas di aplikasi Halodoc.

Tentunya tanpa perlu keluar rumah atau mengantre lama di apotek. Jadi, tunggu apa lagi? Klik gambar ini sekarang:

toko kesehatan
Referensi:
News Trust. Diakses pada 2022. 11 Myths About Malnutrition.
CMAM Association. Diakses pada 2022. Myths are Injurious to Fighting Malnutrition.