Berbagai Fakta tentang Obat Analgetik yang Wajib Diketahui
“Obat analgetik berfungsi untuk mengatasi rasa nyeri atau peradangan dalam tubuh. Meski begitu, konsumsinya bisa jadi menimbulkan beberapa risiko jika dikonsumsi terlalu lama, seperti kerusakan organ dalam.”
Halodoc, Jakarta – Obat analgetik berguna sebagai pereda nyeri yang ditimbulkan oleh radang sendi, cedera, nyeri otot, dan masih banyak lagi. Obat ini bekerja dengan mengurangi peradangan di tempat yang terasa sakit atau dengan mengubah cara otak memproses serta merasakan sakit.
Obat antinyeri ini terbagi dalam 4 golongan, yaitu paracetamol, salisilat, opioid, dan NSAID. Beberapa jenis obat ini bisa dikonsumsi bebas, tetapi varian yang lebih kuat wajib dengan resep dokter.
Obat analgetik tersedia dalam berbagai bentuk, antara lain:
- Obat-obatan oral, seperti tablet, kapsul, dan cairan.
- Krim topikal, gel, dan salep.
- Supositoria.
Lalu, obat ini digunakan untuk apa saja sih?
Secara umum memang fungsinya untuk meredakan nyeri dan peradangan. Beberapa contoh kasus dari penggunaan obat ini, yaitu:
- Setelah operasi.
- Alami cedera, seperti patah tulang.
- Serangan nyeri akut, seperti pergelangan kaki terkilir atau sakit kepala.
- Kram menstruasi.
- Nyeri otot.
- Nyeri kronis, seperti radang sendi, kanker, atau nyeri punggung.
- Luka bakar.
- Sakit gigi, dan masih banyak lagi.
Cara Kerja Obat Analgetik
Ada dua kelompok utama dari obat antinyeri ini, yaitu analgesik anti-inflamasi dan opioid. Pada obat anti-inflamasi, fungsinya untuk mengurangi peradangan atau pembengkakan pada area yang sakit. Beberapa contoh jenis obatnya, yaitu:
- Parasetamol.
- Aspirin.
- COX inhibitors.
- Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen.
Untuk jenis opioid analgesik (disebut juga narkotika), cara kerjanya dengan mengubah persepsi rasa sakit di otak. Jenis ini dapat berupa alami atau buatan. Tentunya obat ini perlu mendapatkan resep dokter sebelum dikonsumsi. Beberapa contoh obatnya, yaitu:
- Codeine.
- Fentanyl.
- Hydrocodone.
- Meperidine.
- Methadone.
- Naloxone or naltrexone.
- Oxycodone.
Risiko dari Penggunaan Obat Analgetik
Konsumsi obat antinyeri dan anti-inflamasi ini umumnya aman. Namun, efek samping hingga komplikasi dapat terjadi pada beberapa orang. Terlebih jika mengonsumsinya terlalu sering, terlalu lama, atau dalam dosis yang sangat besar. Beberapa risikonya, seperti:
- Kerusakan organ dalam, seperti hati atau ginjal.
- Diare atau sembelit.
- Masalah jantung.
- Respon hipersensitivitas, yang seperti reaksi alergi.
- Mual, sakit perut atau mulas.
- Telinga berdenging, atau bahkan tuli.
- Sakit maag.
Pada analgetik opioid, gangguan yang dapat timbul kurang-lebih sama. Namun, penggunaan jenis ini perlu pengawasan ketat, sebab dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan rentan disalahgunakan. Masalah ini pun tidak mudah untuk dikenali.
Beberapa gejala saat masalah ini terjadi, antara lain:
- Kerap mengonsumsi obat dalam jumlah yang lebih banyak dari seharusnya.
- Upaya untuk mengurangi dosis atau berhenti tidak berhasil.
- Terus mengonsumsi obat tersebut meskipun terus alami masalah setelahnya.
- Mengonsumsinya bahkan dalam situasi yang membutuhkan konsentrasi.
- Kesulitan untuk berhenti.
Itulah pembahasan mengenai obat analgetik yang perlu diketahui secara lengkap. Meski obat ini ada yang dijual bebas, beberapa membutuhkan resep dokter. Alangkah lebih baiknya untuk bertanya pada dokter sebelum mengonsumsi obat tersebut.
Nah, fitur tanya dokter bisa digunakan untuk mendapatkan jawaban langsung dari ahlinya terkait obat antinyeri ini. Dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan kapan dan dimana saja. Makanya, jangan ragu lagi untuk mengunduh aplikasi Halodoc di smartphone yang dimiliki!