Berat Badan Turun Drastis, Waspada Efek Sampingnya
Halodoc, Jakarta - Kamu mungkin sering mendengar iming-iming metode atau obat diet yang mengklaim bisa menurunkan berat badan dalam jumlah banyak, bukan? Meski terdengar menggiurkan, dari segi kesehatan, berat badan turun drastis bisa jadi bukan hal yang baik.
Menurut Jessica Crandall Snyder, ahli diet terdaftar dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, penurunan 0,2 hingga 1 kilogram per minggu adalah yang secara umum dianggap aman dan berkelanjutan. Lantas, bagaimana jika berat badan turun lebih banyak dan drastis? Apakah ada efek sampingnya?
Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan
Bahaya Berat Badan Turun Drastis
Pendapat senada dengan Snyder juga dilontarkan oleh Emmie Satrazemis, CSSD., ahli diet terdaftar dan Direktur Nutrisi Trifecta. Menurutnya, menurunkan berat badan terlalu cepat, terutama melalui teknik kelaparan, dapat mengakibatkan sejumlah efek samping. Bahkan, beberapa di antaranya tergolong berbahaya.
Selain ada risiko berat badan naik kembali dengan cepat, berikut ini efek samping berbahaya yang bisa terjadi akibat berat badan turun drastis:
1.Kehilangan Nutrisi Penting
Banyak metode diet yang memangkas banyak jenis makanan. Hal ini bisa meningkatkan risiko hilangnya nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin dan mineral.
Snyder mengemukakan bagaimana diet bebas susu dapat menyebabkan kekurangan kalsium, sedangkan diet yang mengurangi karbohidrat bisa berarti kamu tidak mendapatkan cukup serat. Pada diet rendah kalori, penting untuk mendapatkan nutrisi termasuk kalsium, vitamin D, vitamin B-12, folat, dan zat besi.
Konsekuensi potensial dari kekurangan nutrisi adalah:
- Penurunan energi.
- Rambut dan kuku rapuh.
- Rambut rontok.
- Kelelahan ekstrem.
- Sistem kekebalan terganggu.
- Tulang yang melemah dan osteoporosis.
Pada kasus yang lebih parah, kekurangan gizi dapat menyebabkan sejumlah gejala seperti penurunan energi, kelelahan umum, anemia, rambut rapuh, dan sembelit.
2.Metabolisme Melambat
Penurunan berat badan yang cepat biasanya terjadi karena kekurangan kalori yang ekstrem, misalnya, orang yang makan 3.000 menjadi hanya 1.200 kalori sehari. Masalahnya, tubuh dapat mengenali ini sebagai tanda persediaan makanan terbatas dan masuk ke mode kelaparan.
Kristina Alai, pelatih pribadi di The Bay Club Company, menyoroti masalah ini. "Ketika tubuh memasuki mode kelaparan, metabolisme melambat untuk membantu kamu menghemat energi dan tubuh akan bergantung pada lebih banyak lemak."
Faktanya, sebuah penelitian baru-baru ini melacak kontestan "The Biggest Loser" dan menemukan bahwa semakin banyak berat badan mereka turun, semakin melambat metabolisme mereka. Hal ini menyebabkan banyak peserta mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada saat mereka memulai pertunjukan.
Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah
3.Kehilangan Massa Otot
Ketika menurunkan berat badan, yang ingin disingkirkan tentu lemak, bukan? Namun, jika kamu mengurangi kalori terlalu cepat, otot akan sangat “menderita”. Akibatnya, tubuh akan memecah otot untuk mendapatkan energi dan bahan bakar.
“Otot lebih aktif secara metabolik daripada lemak. Itu berarti satu pon otot membakar lebih banyak kalori sehari, daripada satu pon lemak. Jadi, kehilangan otot berarti kamu akan membakar lebih sedikit kalori dalam sehari,” kata Snyder.
4.Dehidrasi
Berkat berat air, penurunan berat badan sedikit lebih cepat biasanya terjadi dalam dua minggu pertama. Terutama pada diet rendah karbohidrat atau tanpa karbohidrat, orang akan kehilangan banyak berat air. Menurutnya, itulah salah satu alasan diet ketogenik kerap dipuji karena cepat menurunkan berat badan.
Kehilangan air yang cepat dapat menyebabkan dehidrasi dan sejumlah efek samping yang tidak menyenangkan seperti sembelit, sakit kepala, kram otot, dan energi rendah. Jadi, pastikan rencana penurunan berat badan kamu menjaga tubuh terhidrasi dengan baik.
5.Mengganggu Kesehatan Mental
Jika kamu menurunkan berat badan dengan sangat cepat, ada konsekuensi psikologis yang bisa dialami. Jika seseorang tidak punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan bentuk dan berat tubuh baru mereka, itu dapat menyebabkan hal-hal seperti dysmorphia tubuh, anoreksia, atau bulimia.
Banyak orang memulai diet dengan mentalitas “jika X, lalu Y”. Seperti, “jika berat badan saya turun, saya akan bahagia”. Lalu, jika setelah penurunan berat badan hal-hal itu belum terwujud, kesehatan mental akan terganggu atau lebih parahnya meningkatkan masalah citra tubuh.
Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?
Jadi, jika kamu ingin menurunkan berat badan, sebaiknya lakukan dengan cara sehat. Fokuslah pada pola makan sehat dan seimbang yang berkelanjutan. Jadi, meski berat badan turun sedikit demi sedikit, tubuh akan menjadi sehat
Lebih baik lagi jika kamu meminta bantuan ahli, seperti dokter gizi, yang bisa membantu memilihkan metode diet dan pola makan yang sesuai untuk kamu. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berdiskusi dengan dokter gizi, kapan dan di mana saja.