Berapa Lama Demam Berdarah Sembuh? 

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   05 Agustus 2021
Berapa Lama Demam Berdarah Sembuh? Berapa Lama Demam Berdarah Sembuh? 

“Setidaknya ada tiga fase yang akan dilewati pengidap demam berdarah, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Setiap fase harus sangat diperhatikan, jangan sampai lengah untuk menghindari kondisi menjadi serius. Jangan lupa untuk melakukan perawatan yang tepat pada pengidapnya.”

Halodoc, Jakarta – Demam berdarah dengue (DBD) sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Kendati begitu, penyakit ini nyatanya bisa sembuh jika mendapat perawatan medis yang tepat. Lantas, berapa lama waktu yang dibutuhkan seseorang sembuh dari penyakit demam berdarah? Apa saja penanganan yang perlu dilakukan untuk mengatasi penyakit ini? 

Pengidap demam berdarah akan melewati tiga fase sebelum akhirnya dinyatakan sembuh. Fase pada penyakit ini, yaitu fase demam, kritis, dan pemulihan. Ketiga fase tersebut merupakan waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan. Sangat penting mengetahui dan memahami fase demam berdarah agar penanganan dan pengobatan bisa dilakukan dengan optimal.  

Baca juga: Ini 5 Fakta Penting Tentang Demam Berdarah

Mengenal 3 Fase Demam Berdarah 

Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Penyakit ini harus ditangani segera, sebab demam berdarah yang tidak mendapat penanganan tepat bisa mengakibatkan perdarahan dan berujung pada syok, bahkan kematian. Pengidap demam berdarah biasanya akan mengalami 3 fase, mulai dari pertama kali gejala muncul, hingga fase pemulihan dan sembuh. 

Berikut ini 3 fase demam berdarah yang perlu diketahui dan dipahami: 

1.Fase Demam 

Ini adalah tahap awal. Pada fase ini, orang yang terinfeksi demam berdarah akan mulai mengalami gejala demam tinggi hingga 40 derajat Celsius. Selain demam, gejala lain mungkin juga muncul, seperti mual, muntah, sakit tenggorokan, sakit kepala, muncul ruam merah, nyeri otot, tulang, dan sendi. Fase ini biasanya akan berlangsung selama 2–7 hari. Kondisi yang dipantau pada fase ini adalah jumlah kepingan darah alias trombosit. Sebab demam berdarah sering mengakibatkan penurunan jumlah trombosit dalam waktu singkat. 

 Baca juga: 5 Gejala DBD yang Tak Boleh Diabaikan

2.Fase Kritis 

Fase selanjutnya adalah fase kritis. Setelah melewati fase demam, banyak pengidap demam berdarah yang merasa sembuh karena suhu tubuh mulai menurun. Namun, ternyata penurunan suhu tubuh malah merupakan fase yang paling berbahaya, sehingga disebut dengan fase kritis. Pada tahap ini, ada risiko terjadi perdarahan dan kebocoran plasma darah. 

Hal tersebut bisa menyebabkan syok dan berujung pada hilangnya nyawa. Fase kritis terjadi 3–7 hari sejak demam berlangsung. Fase kritis menjadi kondisi yang paling harus dipantau serta pengidapnya disarankan untuk beristirahat total dan banyak konsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi. 

3.Fase Pemulihan 

Setelah melewati masa kritis, pengidap demam berdarah akan memasuki fase pemulihan. Fase ini akan terjadi selama 48–72 jam setelah fase kritis lewat. Pada fase penyembuhan, cairan yang keluar dari pembuluh darah akan kembali masuk ke dalam pembuluh darah, sehingga penting untuk menjaga agar cairan yang masuk tidak berlebihan. Pasalnya, cairan yang berlebihan dalam pembuluh darah bisa menyebabkan kematian akibat gagal jantung dan edema paru. 

Saat memasuki fase pemulihan, kadar trombosit pun akan meningkat dengan cepat dan kembali ke angka normal. Maka dari itu, sangat penting bagi pengidap demam berdarah untuk beristirahat total dan menjaga kondisi tubuh selama berada dalam tiga fase tersebut. Kondisi tubuh harus selalu dipantau selama tiga fase demam berdarah berlangsung. Jika muncul gejala berupa sesak napas, keringat dingin, atau terjadi perdarahan, segera pergi ke IGD atau rumah sakit terdekat

Bagaimana Penanganan Demam Berdarah?

Sebenarnya tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Untuk pemulihan, pengidap harus banyak minum cairan. Hubungi dokter segera jika kamu memiliki salah satu dari tanda dan gejala dehidrasi berikut:

  • Buang air kecil berkurang.
  • Sedikit atau tidak ada air mata.
  • Mulut atau bibir kering.
  • Lesu atau kebingungan.

Obat bebas resep seperti acetaminophen bisa membantu mengurangi nyeri otot dan demam. Hal yang perlu diingat, jika kamu mengalami demam berdarah, sebaiknya hindari pereda nyeri otot lainnya, termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen. Obat ini bisa meningkatkan risiko komplikasi perdarahan demam berdarah.

Jika seseorang mengidap demam berdarah yang parah, maka yang diperlukan adalah:

  • Perawatan medis di rumah sakit.
  • Penggantian cairan dan elektrolit intravena (IV).
  • Pemantauan tekanan darah.
  • Transfusi untuk mengganti kehilangan darah.

Hal yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Gigitan Nyamuk

Selain vaksinasi, pencegahan gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi metode utama untuk mencegah penyebaran demam berdarah. Jika kamu tinggal atau bepergian ke daerah yang menjadi endemi demam berdarah, tips berikut bisa membantu mengurangi risiko gigitan nyamuk:

  • Nyalakan AC atau penghalang nyamuk. Biasanya nyamuk aktif menggigit di saat fajar hingga senja. Namun, mereka juga bisa menggigit di malam hari.
  • Kenakan pakaian pelindung, pakaian lengan panjang, celana panjang, kaus kaki, dan sepatu.
  • Gunakan obat nyamuk. 
  • Kurangi habitat nyamuk. Biasanya nyamuk berkembang biak atau suka berkumpul di genangan air. Kamu bisa menyingkirkan benda apapun di sekitar rumah yang menarik perhatian nyamuk.

 Baca juga: Ragu Gejala DBD atau Bukan? Ini Cara Memastikannya

 Cari tahu lebih lanjut seputar demam berdarah dan waktu penyembuhannya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 



Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Dengue. Symptoms and Treatment.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Dengue fever.
Patient. Diakses pada 2020. Dengue.