Berakibat Fatal, Ini Penyebab Sepsis yang Perlu Diwaspadai
"Ada banyak penyebab sepsis yang perlu kamu waspadai, dan terutama adalah infeksi yang tak kunjung diobati. Jika kamu atau orang terdekat mengalami infeksi, maka harus segera mendapat perawatan yang tepat. Sebab jika tidak, infeksi akibat sepsis ini bisa berubah menjadi kondisi yang lebih membahayakan lagi."
Halodoc, Jakarta – Sepsis adalah keadaan darurat medis yang disebabkan oleh respon tubuh terhadap infeksi dan ini dapat mengancam jiwa. Penyebab sepsis adalah saat terjadinya peradangan (pembengkakan) yang meluas di dalam tubuh. Peradangan dan pembekuan darah selama sepsis menyebabkan berkurangnya aliran darah ke anggota tubuh dan organ vital, yang dapat mengakibatkan kegagalan organ bahkan kematian.
Tercatat bahwa lebih dari 1,5 juta orang di Amerika Serikat didiagnosis dengan sepsis setiap tahun, dan sekitar 30 persen pasien tidak dapat bertahan hidup. Pasalnya sepsis dapat berkembang menjadi syok septik, yakni penurunan tekanan darah secara dramatis yang dapat menyebabkan masalah organ yang parah dan kematian. Namun, perawatan dini dengan antibiotik dan cairan intravena bisa meningkatkan peluang untuk pasien bisa bertahan hidup.
Penyebab Sepsis, Faktor Risiko dan Komplikasinya
Semua jenis infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur, dapat menjadi penyebab sepsis. Namun, ada beberapa infeksi yang lebih sering menyebabkan sepsis, misalnya:
- Paru-paru, seperti pneumonia;
- Ginjal, kandung kemih, dan bagian lain dari sistem kemih;
- Sistem pencernaan;
- Aliran darah (bakteremia);
- Situs kateter;
- Luka atau luka bakar;
Nah, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko sepsis, antara lain:
- Usia yang lebih tua;
- Masa bayi;
- Sistem kekebalan tubuh terganggu, misalnya pada pasien AIDS atau gangguan autoimun;
- Diabetes;
- Penyakit ginjal atau hati kronis;
- Masuk ke unit perawatan intensif atau rawat inap lebih lama;
- Perangkat invasif, seperti kateter intravena atau tabung pernapasan;
- Penggunaan antibiotik atau kortikosteroid sebelumnya.
Saat sepsis memburuk, aliran darah ke organ vital, seperti otak, jantung, dan ginjal menjadi terganggu. Sepsis dapat menyebabkan pembekuan darah abnormal yang mengakibatkan gumpalan kecil atau pecahnya pembuluh darah yang merusak atau menghancurkan jaringan.
Kebanyakan orang sembuh dari sepsis ringan, tetapi angka kematian karena syok septik adalah sekitar 40 persen. Selain itu, kasus sepsis berat akan menempatkan seseorang pada risiko infeksi yang lebih tinggi di masa depan.
Lantas, Seperti Apa Gejala Sepsis?
Untuk dapat didiagnosis dengan sepsis, seseorang harus memiliki kemungkinan atau mengonfirmasi infeksi dan semua gejala, seperti:
- Perubahan status mental;
- Tekanan darah sistolik (angka pertama dalam pembacaan tekanan darah) kurang dari atau sama dengan 100 milimeter air raksa (mm Hg);
- Tingkat pernapasan lebih tinggi dari atau sama dengan 22 napas per menit.
Sementara itu, pasien juga bisa mengembangkan gejala syok septik. Ini adalah penurunan tekanan darah yang parah yang mengakibatkan masalah yang sangat abnormal dengan cara sel bekerja dan menghasilkan energi. Perkembangan menjadi syok septik meningkatkan risiko kematian. Tanda-tanda perkembangan syok septik meliputi:
- Kebutuhan obat untuk mempertahankan tekanan darah sistolik lebih besar dari atau sama dengan 65 mm Hg;
- Tingginya kadar asam laktat dalam darah (serum laktat). Memiliki terlalu banyak asam laktat dalam darah berarti sel-sel tubuh tidak menggunakan oksigen dengan benar.
Jika kamu ingin tahu lebih jauh mengenai penyebab sepsis, kamu juga bisa tanya pada dokter berpengalaman di Halodoc. Dokter akan memberikan semua informasi dan tips yang kamu butuhkan terkait masalah kesehatan yang kamu alami. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Sepsis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Sepsis.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan