Benjolan pada Payudara, Perlukah Dioperasi?
Halodoc, Jakarta – Menemukan benjolan pada payudara? Tenang, jangan panik terlebih dahulu. Karena tidak semua benjolan pada payudara pasti mengacu pada kanker payudara. Benjolan payudara bisa jadi tanda dari fibroadenoma. Apa itu? Fibroadenoma merupakan jenis tumor yang bersifat non kanker alias jinak. Meski terbilang jinak, bukan berarti harus diabaikan ya.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Cara Ini
Kalau kanker payudara biasanya menyerang wanita diatas 30 tahun, berbeda dengan fibroadenoma. Tumor jinak ini justru rentan menyerang wanita di bawah usia 30 tahun. Tumor fibroadenoma terbentuk dari jaringan payudara dan stroma atau jaringan ikat. Benjolan bisa muncul pada satu atau kedua payudara.
Gejala Fibroadenoma
Awalnya, benjolan fibroadenoma mungkin sangat kecil, sehingga tidak terdeteksi. Namun, jika benjolan berukuran sudah cukup besar, ini akan mudah diketahui karena akan ada perbedaan dengan jaringan di sekitarnya. Tepinya akan terlihat jelas dan tumor memiliki bentuk yang dapat dideteksi. Bila disentuh, tumor akan bergerak di bawah kulit dan tidak terasa lunak. Benjolan terasa seperti kelereng atau terasa, seperti karet.
Lantas, Apa yang Menyebabkan Fibroadenoma?
Fibroadenoma diduga dipicu oleh hormon estrogen. Mengonsumsi pil kontrasepsi sebelum usia 20 tahun ternyata juga dikatakan sebagai pemicu tumbuhnya tumor fibroadenoma. Jika tidak dihilangkan, tumor bisa tumbuh lebih besar, terlebih saat hamil. Sebab, di masa kehamilan hormon estrogen wanita cenderung meningkat. Namun, saat wanita mengalami menopause, fibroadenoma cenderung menyusut yang disebabkan karena penurunan hormon estrogen.
Dugaan lain menyebutkan bahwa makanan seperti teh, cokelat, makanan atau minuman instan, kopi serta fast food juga menjadi stimulan tumor fibroadenoma. Oleh sebab itu, tak sedikit wanita yang mengurangi sampai menghindari jenis makanan tersebut. Meski ini patut dicoba, tetapi sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang membahas tentang hubungan stimulan tersebut dengan benjolan di payudara.
Baca Juga: Pria Juga Bisa Kena Kanker Payudara
Perlukah Tumor Ini Dioperasi?
Karena sifatnya yang nonkanker, sebenarnya fibroadenoma tidak memerlukan pengobatan khusus. Namun, sebagian besar kasus fibroadenoma diobati karena pengidapnya merasa khawatir. Akan tetapi, ada beberapa risiko terkait dengan operasi untuk menghilangkan fibroadenoma, yakni dapat mengubah bentuk dan tekstur payudara.
Wanita yang memilih untuk tidak mengangkat tumor fibroadenoma tetap harus rutin memantau perkembangannya. Cobalah untuk bicara dengan dokter terkait USG payudara untuk mendeteksi perubahan dalam penampilan atau ukuran benjolan. Jika ternyata kamu masih tetap merasa khawatir dengan fibroadenoma, maka bisa mempertimbangkan kembali untuk menjalankan operasi pengangkatan.
Biasanya, dokter merekomendasikan pembedahan untuk mengangkat fibroadenoma apabila salah satu tes menunjukan hasil yang tidak normal atau ukuran fibroadenoma yang sudah sangat besar sampai menimbulkan gejala. Prosedur operasi pengangkatan fibroadenoma, yaitu:
-
Lumpektomi atau Biopsi Eksisi. Biopsi merupakan prosedur untuk mengangkat jaringan, pada kasus fibroadenoma tentunya jaringan payudara yang kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk diuji apakah ada kemungkinan kanker.
-
Cryoablation. Melalui prosedur ini, dokter akan memasukkan alat tipis seperti tongkat (cryoprobe) melalui kulit ke bagian fibroadenoma. Kemudian, gas akan dikeluarkan untuk membekukan dan menghancurkan jaringan.
Setelah fibroadenoma dihilangkan, kemungkinan satu atau lebih fibroadenoma berkembang kembali. Apabila muncul benjolan payudara baru, sebaiknya minta dokter untuk melakukan mammogram, ultrasonografi, dan mungkin biopsi guna menentukan apakah benjolan tersebut adalah fibroadenoma atau kanker payudara.
Baca Juga: Bukan Kanker, Ini 5 Benjolan pada Payudara yang Harus Diketahui
Masih ingin tahu lebih dalam seputar fibroadenoma? Diskusi saja dengan dokter Halodoc. Klik Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!