Benjolan di Payudara pada Ibu Menyusui, Apa Penyebabnya?
Halodoc, Jakarta - Proses menyusui sebenarnya tidak hanya menyoal pemberian kandungan ASI yang kaya nutrisi untuk kesehatan bayi saja. Menyusui juga menciptakan hubungan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Sayangnya, tidak semua ibu menyusui dapat menjalani proses ini dengan lancar. Sebab ada saja kendala yang dapat menghadang.
Contohnya, benjolan di payudara yang membuat proses menyusui menjadi tidak nyaman, bahkan menurunkan produksi ASI. Lantas, apa saja penyebab benjolan di payudara pada ibu menyusui?
Baca juga: Benjolan pada Payudara, Perlukah Dioperasi?
Berbagai Penyebab Benjolan di Payudara pada Ibu Menyusui
Benjolan di payudara pada ibu menyusui sebenarnya bukan kondisi yang langka. Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya:
1. Peradangan Akibat Mastitis
Benjolan di payudara pada ibu menyusui saja disebabkan oleh mastitis, atau peradangan pada jaringan payudara. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diperkirakan sekitar 3-20 persen ibu menyusui dapat mengalami mastitis. Hal yang perlu ibu ketahui, mastitis berpotensi menurunkan produksi ASI dan menjadi alasan ibu untuk berhenti menyusui.
Pada kebanyakan kasus, mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir (paling sering pada minggu ke-2 dan ke-3). Namun, kondisi mastitis juga bisa terjadi sepanjang masa menyusui.
Dikutip dalam laman IDAI, mastitis bisa disertai infeksi atau tanpa infeksi. Dalam proses ini dikenal pula istilah stasis ASI, mastitis tanpa infeksi, dan mastitis terinfeksi. Bila ASI menetap di bagian tertentu payudara, karena saluran tersumbat atau karena payudara bengkak, maka kondisi ini disebut sebagai statis ASI.
Apabila ASI tidak juga dikeluarkan, terjadi peradangan jaringan payudara yang disebut mastitis tanpa infeksi, dan bila telah terinfeksi bakteri disebut mastitis terinfeksi.
Baca juga: Bukan Kanker, Ini 5 Benjolan pada Payudara yang Harus Diketahui
Selain benjolan di payudara, menurut IDAI mastitis bisa menimbulkan beragam gejala lainnya, seperti:
- Demam dengan suhu lebih dari 38,5 derajat Celcius.
- Menggigil.
- Nyeri atau ngilu seluruh tubuh.
- Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa sangat nyeri.
- Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi menolak menyusu karena ASI terasa asin.
- Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.
2. Fibroadenoma
Selain mastitis, benjolan di payudara pada ibu menyusui juga bisa dipicu oleh fibroadenoma atau fibroadenoma mammae (FAM). FAM adalah jenis tumor jinak yang paling umum terjadi di area payudara.
FAM berbentuk bulat dengan batas tegas dan memiliki konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Ukuran benjolan di payudara ini bisa membesar pada masa kehamilan.
Meski benjolan di payudara ini berupa timor, tapi FAM berbeda dengan tumor kanker payudara. FAM tidak menyebar ke organ lain, tak seperti kanker payudara. Dengan kata lain, benjolan di payudara ini hanya tetap berada dalam jaringan payudara.
Meski umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, tapi FAM bisa terasa nyeri menjelang memasuki masa menstruasi. Di samping itu, benjolan di payudara ini bisa semakin membesar ketika pengidapnya sedang hamil atau menyusui.
Hingga kini penyebab FAM belum diketahui secara persis. Namun, ada dugaan benjolan di payudara ini berkaitan dengan aktivitas hormon estrogen. FAM lebih umum terjadi pada wanita berusia 15-30 tahun dan sedang hamil.
3. Kista Payudara
Benjolan di payudara saat menyusui juga bisa disebabkan oleh kista payudara. Kebanyakan kista payudara berbentuk bulat atau lonjong. Ketika disentuh, rasanya kenyal seperti balon berisi cairan.
Untungnya, kista yang muncul di dalam payudara ini umumnya bersifat jikak, karena tak mengandung sel kanker. Meski begitu kista ini bisa menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman.
Baca juga: Ketahui 8 Penyebab Nyeri Payudara Selain Kanker
4. Lipoma
Selain tiga hal di atas, benjolan di payudara juga bisa disebabkan oleh lipoma. Lipoma merupakan benjolan lemak yang tumbuh di bawah kulit secara perlahan. Benjolan ini bisa tumbuh di berbagai anggota tubuh, mulai dari kanker, bahu, punggung, perut, hingga payudara. Lipoma sendiri merupakan tumor jinak yang tak berbahaya. Akan tetapi, dalam beberapa kasus lipoma bisa membesar dan cukup mengganggu.
Nah. bagi ibu yang menyusui dan memiliki keluhan di atas, bisa kok bertanya langsung pada dokter spesialis penyakit dalam atau kandungan melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases & Conditions. Fibroadenoma.
IDAI. Diakses pada 2021. Mastitis: Pencegahan dan Penanganan
Very Well Family. Diakses pada 2021. If You Find a Breast Lump While Breastfeeding
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan