Benarkah Varian Delta Buat Herd Immunity Makin Sulit Dicapai?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Agustus 2021
Benarkah Varian Delta Buat Herd Immunity Makin Sulit Dicapai?Benarkah Varian Delta Buat Herd Immunity Makin Sulit Dicapai?

“Kini varian Delta dari virus SARS-CoV-2 telah menjadi hal yang sangat ditakuti oleh banyak negara di dunia. Penyebarannya yang lebih cepat dan kemampuannya menurunkan efektivitas vaksin diduga akan membuat herd immunity akan semakin sulit dicapai. Namun para ahli masih yakin bahwa vaksin yang ada sekarang efektif untuk menekan angka kematian.”

Halodoc, Jakarta – Para ahli sangat berharap bahwa setelah vaksinasi, umat manusia secara keseluruhan akan mengembangkan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap SARS-CoV-2. Dengan begini, maka risiko infeksi akan berkurang, bahkan untuk orang tanpa antibodi terhadap virus.

Namun, kepala Oxford Vaccine Group, Prof. Andrew Pollard, mengatakan bahwa herd immunity jadi tidak mungkin tercapai mengingat betapa menularnya varian Delta dari SARS-CoV-2. Selain itu, Prof. Pollard, yang juga ketua Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi, yang juga memberi nasihat kepada pemerintah Inggris, memberikan bukti kepada Anggota House of Commons dari Parlemen Inggris. Ia menyebutkan bahwa dari studi Real-time Assessment of Community Transmission 1 (REACT 1), menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 hanya efektif 49 persen terhadap varian Delta SARS-CoV-2.

Lantas, benarkah varian Delta membuat herd immunity jadi hal yang makin sulit untuk dicapai? Berikut ulasannya!

Baca juga: Hindari Corona Varian Delta, Batasi Aktivitas di Luar Rumah

Membentuk Kekebalan Kelompok di Tengah Ancaman Varian Delta

Herd immunity menggambarkan situasi di mana begitu banyak individu dalam suatu populasi kebal terhadap virus sehingga virus itu berhenti menyebar dan bahkan mungkin menurun. Akibatnya, orang yang tidak memiliki respons antibodi terhadap virus bahkan bisa memiliki tingkat perlindungan tertentu.

Namun, para ilmuwan khawatir akan kehadiran varian Delta dari SARS-CoV-2, yang telah menyebar di semua negara. Diketahui bahwa varian ini sangat menular dan berpotensi mengurangi efektivitas vaksin COVID-19.

Prof. Sheena Cruickshank, dari Divisi Infeksi, Imunitas & Pengobatan Pernafasan di Universitas Manchester, Inggris, menyebutkan bahwa kekebalan tingkat biasanya mengacu pada proporsi populasi yang perlu kebal terhadap infeksi untuk melindungi mereka yang tidak kebal. Vaksinasi pun menjadi cara untuk mencapainya, karena ini paling aman.

Sementara itu, untuk mendapatkan kekebalan kelompok yang sesungguhnya, seseorang memerlukan tingkat vaksinasi yang baik dan bukti kekebalan steril. Kekebalan steril di sini maksudnya adalah bukti bahwa orang yang sudah divaksinasi terbukti tidak akan bisa terinfeksi atau menginfeksi orang lain lagi. 

Sayangnya, para ahli tidak mendapatkan bukti kekebalan steril lengkap untuk semua individu baik dari vaksin atau infeksi sebelumnya. Dengan demikian, orang yang divaksinasi masih berpotensi terinfeksi dan menularkan virus ke orang lain. Namun untungnya, ada bukti jelas bahwa orang yang divaksinasi akan menularkan virus jauh lebih sedikit daripada orang yang tidak divaksinasi.

Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Mengenai Herd Immunity Coronavirus

Mencegah Infeksi Serius Menjadi Fokus di Tengah Infeksi Varian Delta

Efektivitas vaksin memang telah berkurang sedikit untuk mencegah varian Delta, tetapi masih cukup tinggi untuk memberikan tingkat perlindungan yang baik dari gejala dan penyakit parah. Ini sesuai dengan laporan [REACT 1], yang menunjukkan bahwa mayoritas rawat inap terjadi pada mereka yang tidak divaksinasi.

Semua orang masih bisa optimis, karena vaksin menghentikan penyakit serius pada kebanyakan orang. Jadi, meskipun tampaknya masih dapat menginfeksi dan mereplikasi pada beberapa orang yang divaksinasi, tetapi sebagian besar dari orang-orang itu tidak sakit atau setidaknya tidak sakit parah.

Oleh karena itu, jika kamu memiliki masalah penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit lainnya dan ingin mengontrolnya supaya bisa mendapatkan vaksin COVID-19, maka kamu perlu melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Kamu bisa buat janji dengan rumah sakit lewat Halodoc supaya lebih mudah dan setelah itu kamu bisa meminta perawatan dari dokter agar penyakit yang kamu alami bisa lebih terkendali.

Baca juga: Begini Skema Booster Vaksin COVID-19 di Indonesia

Perlukah Dosis Ketiga?

Efektivitas vaksin dalam melindungi dari COVID-19 yang parah adalah salah satu alasan para ahli percaya bahwa suntikan booster hanya diperlukan untuk orang yang sangat rentan terhadap penyakit ini. 

Selain itu, pemberian dosis vaksin ketiga juga tidak etis dilakukan karena sebagian besar orang di negara miskin belum menerima dosis pertama mereka. Jadi, pemerataan distribusi vaksin juga kini perlu menjadi perhatian. Sebab dengan pemerataan vaksin kepada seluruh orang di penjuru dunia, maka ini bisa mengendalikan pandemi dan mencegah jatuhnya korban jiwa lagi. 

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2021. Has the Delta Variant of SARS-CoV-2 Made Herd Immunity Impossible?
Faculty of Medicine , Institute of Global Health Innovation. Diakses pada 2021. REACT-1 round 13 final report: exponential growth, high prevalence of SARS-CoV-2 and vaccine effectiveness associated with Delta variant in England during May to July 2021.
Washington Post. Diakses pada 2021. Why the Delta Variant Is Making Herd Immunity Harder to Reach.