Benarkah Vape Premium Mengandung Zat Narkoba?
Halodoc, Jakarta – Vape merupakan rokok elektrik yang sedang menjadi tren di kalangan remaja atau orang dewasa. Bentuknya yang lebih modern dan tersedia dalam berbagai rasa membuat vape lebih banyak digemari daripada rokok biasa. Banyak juga yang beranggapan bahwa rokok elektrik ini tidak berbahaya seperti rokok pada umumnya.
Faktanya, tidak demikian. Kandungan dalam vape ternyata tidak jauh berbeda dengan rokok biasa. Bahkan, vape diketahui mengandung zat narkoba. Benarkah demikian? Ini yang harus perlu kamu ketahui dengan baik.
Baca juga: Lebih Bahaya Mana, Mengisap Vape atau Rokok Tembakau
Benarkah Vape Mengandung Zat Narkoba?
Vape biasa maupun vape premium sama-sama mengandung nikotin, yakni salah satu zat psikotropika yang memberikan efek jangka panjang untuk kesehatan. Melansir dari National Institute on Drug Abuse, nikotin memengaruhi sirkuit otak yang mengontrol perhatian dan pembelajaran. Bukan itu saja, nikotin juga bersifat adiktif, ketika penggunanya bisa mengalami kecanduan untuk mengonsumsinya terus-menerus.
Nikotin dalam bentuk cair yang seperti yang ada dalam vape sangat mudah diserap dari paru-paru ke dalam aliran darah. Saat memasuki darah, nikotin merangsang kelenjar adrenalin untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenalin). Epinefrin merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan tekanan darah, pernapasan, dan detak jantung.
Seperti halnya sebagian besar zat adiktif, nikotin mengaktifkan sirkuit otak dan meningkatkan kadar pembawa zat kimia di otak yang disebut dopamin, yakni zat yang memicu perasaan senang. Kesenangan yang disebabkan oleh interaksi nikotin dengan sirkuit otak memicu penggunanya untuk ingin terus menggunakan zat ini, meski mereka sudah mengetahui risiko kesehatannya.
Baca juga: Bergaya tapi Berbahaya, Vape bisa Sebabkan Chemical Pneumonia
Mengatasi Kecanduan Vape pada Remaja
Remaja adalah individu yang paling rentan kecanduan vape. Oleh sebab itu, para orangtua harus konsen terhadap tanda-tandanya. Jika sang anak menunjukan tanda-tanda kecanduan vape, berikut cara yang bisa orangtua lakukan untuk mengatasinya:
-
Mulai pembicaraan. Mulai ajak sang anak untuk berdiskusi secara baik-baik tentang kebiasaan merokok maupun vaping. Bersikaplah jujur dan terbuka dalam menerima sudut pandang dari sang anak. Jangan pernah lelah untuk berdiskusi dengannya, ajak ia bicara seiring bertambahnya usia.
-
Utarakan dengan baik dan jelas. Jelaskan bahwa rokok atau vape memiliki bahaya, termasuk kecanduan nikotin.
-
Persiapkan anak dari tekanan teman sebaya. Orangtua harus berdiskusi dengan sang anak tentang cara menghadapi seorang yang teman menawarkan rokok atau rokok elektrik.
-
Berikan contoh yang baik. Jika ada anggota keluarga yang merokok atau melakukan vape, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berhenti. Minimal, jangan merokok di sekitar anak.
-
Terapkan aturan rumah bebas-rokok. Jangan izinkan anggota keluarga atau teman merokok di rumah atau mobil. Pastikan tempat sang anak menghabiskan banyak waktu bebas tembakau di rumah.
Baca juga: Tanpa Nikotin, Vape Tetap Berbahaya?
Alih-alih memberikan hukuman, sebaiknya orangtua memberikan pemahaman dan bantuan untuk melawan godaan berbahaya dari penggunaan dan kecanduan tembakau dengan lembut. Semakin anak ditekan, maka orangtua semakin sulit untuk mengendalikan perilaku anak. Kalau kamu butuh saran lebih mengenai cara berhenti dari kebiasaan merokok, tanyakan saja ke dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.
Referensi :
National Institute on Drug Abuse. Diakses pada 2020. Vaping Devices (Electronic Cigarettes).
Partnership for Drug-Free Kids. Diakses pada 2020. E-Cigarettes / Vaping.
American Heart Association. Diakses pada 2020. How to Keep Kids and Teens from Smoking and Vaping.