Benarkah Tuberkulosis Sebabkan Batuk Darah?
Halodoc, Jakarta - Batuk darah sebenarnya bisa terjadi karena banyak sebab. Karena darah yang keluar bisa berasal dari hidung, tenggorokan, batang tenggorok, atau paru-paru. Namun, kondisi yang dalam medis disebut hemoptisis ini umumnya disebabkan oleh tuberkulosis.
Jika menarik garis secara umum, batuk darah merupakan tanda adanya kerusakan pada pembuluh darah, yang berada di saluran pernapasan. Jadi, tandanya ada penyakit saluran pernapasan serius yang butuh penanganan lebih intensif. Jika batuk darah disebabkan oleh tuberkulosis, sebaiknya periksakan diri secara rutin dan jalani pengobatan dengan disiplin.
Baca juga: Batuk Terus? Waspada Kanker Paru-paru
Penyebab Lain dari Batuk Darah
Seperti dikatakan tadi, penyebab batuk darah itu sebenarnya banyak. Meski umumnya disebabkan oleh tuberkulosis, ada beberapa kondisi lain yang juga dapat memicu terjadinya batuk darah, seperti bronkitis, aspergillosis, infeksi paru, bronkiektasis, emboli paru, edema paru, varises bronkial, cedera pada dada, dan kanker paru.
Namun, jika kamu mengalami batuk darah, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, agar penyebab pastinya bisa diketahui. Sebagai pertolongan pertama, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter lewat chat. Jika dokter menyarankan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit, pergilah ke instalasi gawat darurat rumah sakit terdekat.
Selain karena penyakit tertentu pada saluran pernapasan, batuk darah juga bisa terjadi akibat:
- Efek samping obat pengencer darah.
- Penggunaan obat-obatan terlarang.
- Batuk kronis.
- Penyakit autoimun.
- Gagal jantung.
- Merokok berlebihan.
- Efek obat imunosupresan.
- Mengidap HIV/AIDS.
- Faktor genetik, atau memiliki keluarga dengan riwayat kelainan pembekuan darah.
Baca juga: Pneumonia, Sakit Radang Paru-Paru yang Luput dari Perhatian
Bagaimana Pengobatan Batuk Darah?
Pengobatan untuk batuk darah tentunya tergantung apa yang jadi penyebabnya. Jika batuk darah disebabkan oleh tuberkulosis, kamu tentu perlu menjalani pengobatan untuk penyakit tersebut. Dokter biasanya akan memberi kombinasi obat antituberkulosis. Selanjutnya, pengobatan akan dilakukan selama beberapa bulan, untuk mencegah resistensi bakteri tuberkulosis.
Perlu diketahui bahwa jika batuk darah yang terjadi parah, hingga membuat kehilangan banyak darah, kamu perlu mewaspadai risiko syok hipovolemik. Syok hipovolemik adalah kondisi darurat medis yang perlu segera ditangani oleh dokter, karena dapat membahayakan nyawa. Untuk menanganinya, dokter biasanya akan memberi cairan infus dalam jumlah banyak, agar aliran darah ke seluruh tubuh dapat tetap lancar.
Baca juga: Menghilangkan Batuk Berdahak
Gejala syok yang terjadi pada batuk darah parah adalah lemas, pucat, keringat dingin, hingga hilangnya kesadaran. Selain itu, ada juga beberapa risiko komplikasi lain yang bisa terjadi akibat batuk darah, tergantung apa yang jadi penyebabnya, seperti:
- Efusi pleura, yaitu menumpuknya cairan di selaput paru-paru.
- Gangguan pada jantung.
- Abses paru.
- Cedera pada jaringan paru-paru.
Untuk menghindari risiko komplikasi serius akibat batuk darah, pastikan untuk selalu menjalani pola hidup sehat dan bersih. Agar kesehatan saluran napas tetap terjaga, sekaligus mencegah tuberkulosis yang bisa memicu batuk darah, jagalah ventilasi udara di rumah agar tetap baik, rajin cuci tangan, menutup mulut ketika bersin atau batuk, dan memiliki pola makan sehat.
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Tuberculosis (TB). Basic TB Facts.
NHS UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Coughing up blood (blood in phlegm).
National Institute of Health. Medline Plus. Diakses pada 2020. Hypovolemic Shock.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Symptoms. Coughing up blood.
Healthline. Diakses pada 2020. What Causes Coughing Up Blood?
Very Well Health. Diakses pada 2020. When Is Coughing Up Blood an Emergency?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan