Benarkah Smartwatch Bisa Deteksi Fibrilasi Atrium?

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   01 September 2023

“Kini kamu bisa menggunakan smartwatch untuk mendeteksi fibrilasi atrium. Meskipun teknologi ini bermanfaat bagi banyak orang, tapi EKG dalam smartwatch tetap memiliki keterbatasan.”

Benarkah Smartwatch Bisa Deteksi Fibrilasi Atrium?Benarkah Smartwatch Bisa Deteksi Fibrilasi Atrium?

Halodoc, Jakarta – Kemajuan teknologi terus berkembang sehingga memudahkan kehidupan sehari-hari manusia. Bahkan, smartwatch pun kini sudah dapat mendeteksi irama jantung atau fibrilasi atrium. 

Bukan itu saja, jam tangan pintar ini juga dapat memantau kualitas tidur, hingga pernapasan seseorang. Lewat teknologi ini pula, ada banyak masalah yang bisa terdeteksi dengan penggunaan alat ini sehari-hari.

Fibrilasi Atrium Bisa Dideteksi Melalui Smartwatch

Mengutip studi dari Canadian Journal of Cardiology, smartwatch dapat mendeteksi fibrilasi atrium (AFib) melalui alat elektrokardiogram yang terdapat di dalamnya. 

Namun, daya tahan baterai yang terbatas dan kurangnya umpan balik, sehingga dapat menurunkan tingkat kemanjurannya.

Kemampuan alat ini terkait keakuratan dalam mendeteksi fibrilasi atrium jadi lebih baik. 

Bahkan sudah semakin banyak ahli kesehatan yang menggunakan dan juga menyarankannya pada orang lain, karena kemampuannya mendeteksi masalah detak jantung.

Alat ini mendorong banyak orang untuk terlibat dalam kesehatan diri sendiri dan perawatannya. 

Saat smartwatch mendeteksi ada sesuatu yang tidak normal pada detak jantung atau pernapasan, pemeriksaan ke dokter bisa segera kamu lakukan, sehingga penyebabnya bisa terdeteksi dini.

Cara Alat Elektrokardiogram pada Smartwatch Bekerja

Teknologi elektrokardiogram pada smartwatch menggunakan light-emitting diode (LED) yang menyala dan menempel di kulit, berguna dalam mendeteksi aliran darah serta mengukur fibrilasi atrium. 

Sensor mengumpulkan informasi ini dan algoritma memprosesnya untuk menghasilkan data terkait fibrilasi atrium atau ritme jantung.

Smartwatch dapat melakukan pengukuran detak jantung sepanjang hari. Lalu jika ritme jantung tidak teratur terdeteksi, kamu akan mendapatkan peringatan untuk beristirahat dari aktivitas yang kamu lakukan. 

Alat ini juga dapat memberikan peringatan agar kamu segera mendapatkan pemeriksaan oleh dokter.

Beberapa smartwatch sudah mendapatkan persetujuan dari Food and Drugs Administration (FDA), untuk membantu seseorang dalam mengidentifikasi tanda-tanda fibrilasi atrium. 

Maka dari itu, jika perangkat ini memberikan peringatan bahaya terkait detak jantung, segera lakukan pemeriksaan intensif ke dokter.

Selain penggunaan smartwatch, penting juga untuk tetap melakukan gaya hidup sehat yang sangat baik dalam mengelola fibrilasi atrium, terlebih jika kamu sudah terdiagnosa mengalami penyakit ini.

Beberapa cara untuk membuat fibrilasi atrium tidak mudah kambuh, antara lain:

  • Berolahraga secara rutin.
  • Tidur yang cukup.
  • Menghindari konsumsi alkohol berlebihan.

Pemantauan setiap hari dengan alat elektronik ini dapat membuat seseorang terbantu untuk merawat kondisinya. Bahkan, bisa menghindari kondisi yang membahayakan nyawa. 

Meskipun harganya tidak murah untuk beberapa orang, perangkat ini dapat memberikan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik.

Selain itu, ketahui juga cara kerja EKG tradisional melalui artikel ini: Kenali Cara Membaca EKG dalam Pemeriksaan Jantung.

Keterbatasan EKG dalam Smartwatch

Terdapat beberapa keterbatasan pada EKG yang terdapat pada smartwatch dibandingkan alat EKG yang ada di rumah sakit. Di antaranya:

  • Informasi terbatas. Perangkat ini memberikan lebih sedikit informasi tentang aktivitas listrik jantung dibandingkan EKG yang ada di rumah sakit. Artinya, kondisi jantung tertentu mungkin tidak terdeteksi dengan smartwatch.
  • Akurasi terbatas. EKG dalam smartwatch menggunakan sensor elektroda tunggal, yang mungkin tidak memberikan pengukuran seakurat beberapa elektroda pada EKG tradisional.
  • Keterbatasan dalam mendeteksi kondisi jantung. EKG pada smartwatch biasanya tidak dapat mendeteksi kondisi jantung tertentu, hipertrofi ventrikel kiri.
  • Interferensi. Sinyal yang terdeteksi oleh EKG di smartwatch rentan terhadap gangguan, interferensi, dan artefak yang dapat mempengaruhi kualitas pendeteksian EKG.
  • Ketergantungan pada posisi perangkat yang benar. EKG pada smartwatch mengharuskan pengguna menggunakan perangkat pada posisi yang benar untuk memastikan pengukuran yang akurat.
  • Tidak dimaksudkan untuk diagnosis. EKG dalam smartwatch tidak dimaksudkan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengurangi, mengobati, atau mencegah penyakit atau kondisi medis apapun. Selain itu, alat ini tidak boleh kamu gunakan sebagai pengganti EKG tradisional atau nasihat medis.

Selain mendapatkan informasi dari teknologi smartwatch, ada baiknya kamu juga mengetahui Ini Gejala dan Cara Mengatasi Gangguan Irama Jantung.

Itulah pembahasan mengenai penggunaan smartwatch yang ampuh dalam mendeteksi fibrilasi atrium. Maka dari itu, jika kamu terdiagnosis dengan masalah detak jantung, sebaiknya menggunakan perangkat ini setiap hari.

Saat terdeteksi detak jantung sedang tidak normal, tindakan penanganan segera oleh dokter bisa kamu dapatkan.

Namun jika memiliki gejala terkait masalah jantung yang mengkhawatirkan, tidak ada salahnya untuk menghubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan saran perawatan.✔️ 

Deteksi dini akan mengantarkanmu pada rencana perawatan dini, yang lebih baik untuk mencegah kondisi menjadi lebih serius.

Referensi:
Houston Methodist. Diakses pada 2023. Can a Smartwatch with ECG Capability Really Warn You About an Irregular Heartbeat?
Healthline. Diakses pada 2023. Do Smartwatches Accurately Detect Atrial Fibrillation (AFib)?
Atrial Fibrillation Institute. Diakses pada 2023. Atrial Fibrillation: A Guide to Wearable ECG Smart Watches.