Benarkah Sindrom Putri Tidur akan Hilang dengan Sendirinya?
“Sindrom putri tidur terjadi saat seseorang perlu tidur dalam waktu yang lama, bahkan mencapai 20 jam sehari. Sayangnya, kondisi ini tidak dapat hilang dengan sendirinya sehingga harus pengidapnya harus menjalani pengobatan.”
Halodoc, Jakarta – Pernahkah kamu mengetahui seseorang yang tidak hingga 20 jam sehari? Bukan malas, orang ini bisa jadi terserang sindrom putri tidur. Seseorang dengan kondisi ini mengantuk setiap saat, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas apa pun.
Lalu, bagaimana sih cara mengatasi kondisi ini? Apakah benar jika sindrom putri tidur dapat sembuh dengan sendirinya? Cari tahu faktanya di sini!
Sindrom Putri Tidur Dapat Sembuh dengan Sendirinya
Kondisi yang disebut juga dengan sindrom Kleine-Levin merupakan kelainan langka yang dapat menyebabkan pengidapnya mengalami rasa kantuk yang berlebihan. Beberapa pengidapnya bahkan menghabiskan waktu hingga 20 jam sehari untuk tidur.
Bukan hanya itu, kondisi ini juga dapat menyebabkan pengidapnya mengalami perubahan perilaku dan kebingungan. Seseorang dengan sindrom ini mungkin sulit untuk hidup seperti orang normal, sebab tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas.
Namun, bisakah seseorang yang mengidap gangguan ini untuk sembuh dengan sendirinya?
Pada faktanya, kondisi ini memang dapat menghilang dengan sendirinya, terutama saat usia terus bertambah.
Seseorang bisa tidak mengalaminya dalam waktu yang lama dan secara tiba-tiba kondisi ini juga bisa kembali. Bahkan, kondisi ini bisa “hidup” dan “mati” dalam rentang waktu 10 tahun.
Bisakah Sindrom Putri Tidur Diobati?
Pada faktanya, tidak ada pengobatan yang pasti untuk mengatasi masalah ini. Dalam kebanyakan kasus, bahkan tidak ada pengobatan yang membuat kondisi ini lebih baik.
Selama kambuh, dokter menyarankan untuk tidur sebanyak mungkin yang dibutuhkan oleh tubuh. Pilihan pengobatan lainnya yang mungkin dilakukan adalah mengatasi gejala dari sindrom putri tidur ini.
Beberapa pilihan pengobatan dapat membuat pengidapnya terjaga dan disertai berbagai obat yang dapat mengatasi masalah perilaku serta fungsi kognitif.
Beberapa obat yang mungkin diberikan dokter, antara lain:
- Lithium: obat ini mampu mengurangi frekuensi dari episode kantuk.
- Steroid intravena: obat ini dapat mempersingkat episode yang terjadi lebih dari 30 hari.
- Stimulan agar tetap sadar: berguna untuk membantu dalam mencegah kantuk.
Beberapa dokter mungkin menyarankan untuk melakukan terapi suportif.
Tindakan ini dilakukan oleh profesional yang berguna untuk mengatasi berbagai gejalanya, seperti perubahan perilaku, hiperseksualitas, kecemasan, hingga depresi.
Perlu kamu pahami, kondisi ini dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Pastikan untuk mendapatkan pengobatan yang bekerja dengan efektif serta efek samping yang sedikit.
Jangan lupa untuk selalu meminta dukungan dari keluarga dan teman selama pengobatan berjalan.
Mintalah pendampingan selama atau setelah episode kantuk yang parah terjadi, sehingga ini dapat membantu melewati masa-masa sulit beraktivitas tersebut.
Maka dari itu, jika kamu mengalami gejala dari gangguan ini, ada baiknya untuk segera mendapatkan diagnosis.
Dengan begitu, tindakan pengobatan yang tepat bisa dilakukan. Kamu juga bisa mempertimbangkan untuk melakukan penyesuaian aktivitas harian saat periode sedang kambuh.
Jika masih memiliki pertanyaan lainnya, fitur tanya dokter dan Home Lab dari Halodoc bisa digunakan untuk mendapatkan jawaban dari ahlinya.
Jangan ragu, kamu bisa berinteraksi dengan dokter berpengalaman, sehingga jawaban yang kamu terima sudah sesuai dengan pengalaman.
Maka dari itu, jangan ragu untuk download aplikasi Halodoc di smartphone sekarang!