Benarkah Radang Amandel Harus Diangkat Bila Sebabkan Kesulitan Bernapas?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Maret 2019
Benarkah Radang Amandel Harus Diangkat Bila Sebabkan Kesulitan Bernapas?Benarkah Radang Amandel Harus Diangkat Bila Sebabkan Kesulitan Bernapas?

Halodoc, Jakarta – Semua orang punya amandel yang jumlahnya sepasang, berbentuk oval, dan berlokasi di samping dalam tenggorokan. Fungsi amandel adalah mendukung sistem imun dalam melawan serangan penyakit yang masuk melalui mulut. Makanya saat terjadi infeksi, amandel meradang dan membengkak. Jika infeksi terjadi lama dan berulang, seseorang berisiko mengidap radang amandel.

Baca Juga: Cara Membedakan Amandel dan Radang Tenggorokan

Gejala radang amandel meliputi sakit tenggorokan, sulit menelan, bau napas tidak sedap, demam, dan suara serak. Pada pemeriksaan fisik, amandel terlihat merah, membengkak, serta ada bercak putih atau kuning.

Kondisi ini tidak bisa dianggap sepele karena pada kasus yang parah, radang amandel sebabkan sulit berbicara, demam tinggi, ruam kulit, nyeri sendi, hingga kesulitan bernapas.

Benar, Amandel Perlu Diangkat Jika Sebabkan Sesak Napas

Operasi dilakukan untuk mengeluarkan amandel yang membengkak. Tindakan ini tergolong aman dan umum dilakukan meski sebaiknya, operasi dilakukan hanya pada kasus tertentu. Pasalnya radang amandel tergolong ringan bisa disembuhkan dengan konsumsi antibiotik. Saat kondisinya memburuk dan menjadi kronis, dokter menganjurkan pengangkatan amandel dengan operasi, disebut tindakan tonsilektomi.

Beberapa kondisi yang mengharuskan operasi amandel adalah:

  • Amandel membengkak 5-7 kali dalam setahun.
  • Radang amandel sebabkan sulit menelan dan sesak napas.
  • Sering mendengkur saat tidur dengan volume keras.
  • Amandel mengalami pendarahan.
  • Muncul sel ganas atau kanker nanah (abses) di amandel.
  • Antibiotik yang dikonsumsi tidak bisa mengatasi bakteri penyebab radang amandel.

Operasi amandel dilakukan dengan dua metode. Pertama, metode diseksi diatermi bipolar yang menggunakan forcep elektris untuk menutup pembuluh darah di antara amandel dan otot sekitarnya. Kemudian, amandel diangkat total satu persatu. Metode ini banyak dipilih karena bisa mengurangi risiko pendarahan.

Baca Juga: Apakah Operasi Radang Amandel Berbahaya?

Kedua, metode intrakapsular yang menggunakan probe elektrik untuk memecah dan menghancurkan protein di jaringan amandel. Probe mengandung larutan garam yang dipanaskan dengan arus listrik agar mampu menghancurkan kelenjar di lapisan amandel. Tindakan ini berisiko karena berpotensi menyebabkan kerusakan otot dan pembuluh darah di sekitar amandel dan tenggorokan.

Pertolongan Pertama Saat Mengidap Radang Amandel

Sebelum memutuskan operasi, lakukan upaya pertolongan pertama berikut ini saat muncul gejala radang amandel.

  • Perbanyak istirahat guna mempercepat proses penyembuhan. Pasalnya tubuh yang mengalami infeksi membutuhkan banyak energi untuk melawan bakteri.
  • Konsumsi makanan bertekstur lembut seperti bubur, sup, nasi tim, atau kentang tumbuk (mashed potato). Hindari gorengan atau makanan pedas karena bisa membuat tenggorokan iritasi.
  • Minum obat pereda nyeri seperti parasetamol dan ibuprofen. Bagi pengidap radang amandel berusia kurang dari lima tahun, tanya dokter anak terkait obat pereda nyeri yang aman dikonsumsi.
  • Perbanyak minum air putih. Alasannya karena amandel yang kering menimbulkan rasa perih dan nyeri. Kamu bisa minum air putih dingin atau hangat, pilih sesuai kenyamanan.

Baca Juga: Ini Cara Mengobati Radang Amandel pada Anak di Rumah

Itulah fakta radang amandel yang bisa sebabkan kesulitan bernapas. Kalau ada pertanyaan seputar radang amandel, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!