Benarkah Psikopat Tidak Bisa Disembuhkan? Ini Faktanya
“Psikopat adalah kondisi saat seseorang tidak memilih perasaan dan hati nurani, sehingga kerap berbuat jahat. Beberapa sumber menyebut jika seseorang dengan gangguan ini tidak bisa disembuhkan.”
Halodoc, Jakarta – Psikopat adalah kondisi yang kerap di film. Padahal, kondisi ini memang benar adanya di dunia nyata. Faktanya, ada orang yang tidak memiliki perasaan dan hati nurani, sehingga bisa berbuat sesuai keinginannya pada makhluk hidup lain.
Hal yang menjadi pertanyaan banyak orang, apakah kondisi ini bisa disembuhkan? Sebab jika dibiarkan, bisa jadi pengidap psikopat menimbulkan keresahan pada masyarakat di sekitarnya.
Kondisi Psikopat Tidak Dapat Disembuhkan
Seseorang yang memiliki kondisi psikopat TIDAK BISA disembuhkan. Bahkan, para psikopat ini tidak responsif terhadap pengobatan, bahkan dapat membuatnya menjadi seseorang yang lebih buruk hingga berpura-pura sudah lebih baik.
Mengutip Psychopaths in Life, psikopat bisa dibilang “produk gagal” pada manusia yang dilahirkan dengan kepribadian yang jahat dan merusak. Upaya apa pun untuk membuatnya sembuh dari perilaku tersebut hanya dapat meningkatkan tekadnya agar lebih parah.
Secara teknis, prognosis dari psikopat sangat buruk. Berarti, bisa jadi dirinya sudah menjalani pengobatan di lingkungan yang terkendali, tetapi tidak ada perbaikan. Di sisi lain, pengidapnya tidak jujur, kerap menipu, bahkan manipulatif.
Bahkan, beberapa sumber menyebut, kelainan ini sama sekali tidak responsif pada segala jenis perawatan. Pengidapnya juga kerap tidak merasa takut pada berbagai ancaman hukuman yang diberikan sehingga sulit untuk mencegahnya tidak mengulangi kesalahan yang dibuatnya.
Bisakah kondisi ini dikelola agar lebih baik?
Ada beberapa bukti jika seorang psikopat dapat lebih baik saat berada dalam situasi yang terkendali. Caranya, dengan memberikan hadiah saat berperilaku buruk dibandingkan memberikan hukuman saat berperilaku buruk. Namun, hal ini hanya dapat mengelola kondisinya, tidak bisa menyembuhkan.
Bahkan, tindakan terapi untuk mengatasi kondisi psikopat seringkali malah memperburuknya. Bisa jadi orang tersebut hanya mengikuti terapi yang ada dan mengambil ilmunya sehingga semakin mahir dalam menipu orang lain. Seolah-olah dirinya bertekad untuk berubah, padahal kenyataannya tidak demikian.
Apa Penyebab Seseorang Menjadi Psikopat?
Ada penelitian yang menunjukkan jika psikopat memiliki cacat pada struktur otak sehingga lebih sulit untuk memproses emosi atau bahkan tidak mampu. Sebab, uncinate fasciculus, amigdala, serta korteks prefrontalnya tidak terhubung dan bahkan tidak berfungsi layaknya manusia normal. Sehingga, pemrosesan emosi dan kontrol impulsnya terganggu.
Ada juga yang berpendapat jika pengasuhan dan faktor lingkungan berperan dalam perkembangan kondisi ini. Saat anak dibesarkan di lingkungan yang hangat dan penuh perhatian, kemampuannya untuk mengolah emosi berjalan dengan baik, sehingga risiko untuk menjadi psikopat lebih kecil.
Genetika termasuk salah satu yang memengaruhi risiko seseorang terhadap gangguan psikopat. Namun, penyalahgunaan kebebasan di dunia membuat pengidapnya memilih pengrusakan dibandingkan sesuatu yang harmonis. Maka dari itu, sulit untuk memberikan kesadaran pada seseorang dengan gangguan ini.
Kesimpulannya, psikopat adalah gangguan yang tidak dapat disembuhkan. Bahkan, kondisi ini juga sulit untuk dikelola dengan baik karena memang masalah yang ada sudah menjadi kepribadian. Semakin sering pengidapnya mendapatkan pengobatan, bisa jadi semakin lihai dalam menipu orang lain.
Apabila masih memiliki pertanyaan terkait kondisi ini, fitur tanya dokter dari Halodoc bisa digunakan untuk dapat berinteraksi langsung dengan psikolog atau psikiater. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan melalui smartphone di tangan. Makanya, unduh aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Psychopaths in Life. Diakses pada 2022. Can Psychopaths Be Cured, Treated or Changed?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan