Benarkah Penyakit Meningioma adalah Penyakit Turunan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Maret 2019
Benarkah Penyakit Meningioma adalah Penyakit Turunan?Benarkah Penyakit Meningioma adalah Penyakit Turunan?

Halodoc, Jakarta – Meningioma adalah tumor yang terbentuk pada membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang tepat di dalam tengkorak. Secara khusus, tumor terbentuk pada tiga lapisan membran yang disebut meninges. Tumor ini sering tumbuh lambat dan sebanyak 90 persen jinak bukan kanker.

Kebanyakan meningioma terjadi di otak, namun juga bisa tumbuh di bagian sumsum tulang belakang. Seringkali, meningioma tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan perawatan segera. Tapi, pertumbuhan meningioma jinak dapat menyebabkan masalah serius. Dalam beberapa kasus, pertumbuhan seperti itu bisa berakibat fatal.

Meningioma merupakan jenis tumor yang paling umum yang berasal dari sistem saraf pusat dan lebih sering terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki. Beberapa meningioma diklasifikasikan sebagai atipikal. Ini tidak dianggap jinak atau ganas (kanker), namun bisa juga menjadi ganas.

Sejumlah kecil meningioma bersifat kanker, cenderung tumbuh dengan cepat, serta dapat menyebar ke bagian otak lainnya dan seterusnya, seringkali ke paru-paru. Penyebab meningioma tidak dipahami dengan baik. Tapi, ada dua faktor risiko yang diketahui. Paparan radiasi Neurofibromatosis tipe 2 dan kelainan genetik.

Baca juga: Kenali Anosmia, Salah Satu Gejala Mengidap Meningioma

Cedera sebelumnya juga bisa menjadi faktor risiko, namun penelitian terbaru gagal mengonfirmasi hal ini. Meningioma telah ditemukan di tempat-tempat di mana patah tulang tengkorak telah terjadi. Serta juga telah ditemukan di membran di sekitarnya yang telah rusak.

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara meningioma dan hormon progesteron. Perempuan paruh baya lebih dari dua kali lebih mungkin ketimbang laki-laki untuk mengembangkan meningioma. Kebanyakan meningioma terjadi antara usia 30 dan 70 tahun dan sangat jarang terjadi pada anak-anak.

Karena kebanyakan meningioma tumbuh sangat lambat, gejalanya sering berkembang secara bertahap, gejala yang paling umum termasuk:

  • Sakit kepala

  • Kejang

  • Penglihatan kabur

  • Kelemahan di lengan atau kaki

  • Mati rasa

  • Masalah bicara

Meningioma jarang didiagnosis sebelum mulai menyebabkan gejala. Jika gejala menunjukkan kemungkinan tumor, dokter dapat melakukan pemindaian otak melalui MRI dan / atau CT scan. Ini akan memungkinkan dokter untuk menemukan meningioma dan menentukan ukurannya. Biopsi terkadang dapat dilakukan. Seorang ahli bedah mengangkat sebagian atau seluruh tumor untuk menentukan apakah itu jinak atau ganas.

Baca juga: Kelompok Usia yang Rentan Terserang Meningioma

Jika tumor tidak menyebabkan gejala apa pun, pemindaian otak secara teratur akan dilakukan untuk menentukan apakah tumornya tumbuh. Bila pertumbuhan tumor mengancam untuk menyebabkan masalah atau gejala mulai berkembang, pembedahan mungkin diperlukan.

Ketika operasi diperlukan, kraniotomi biasanya akan dilakukan. Prosedur ini termasuk mengeluarkan sepotong tulang dari tengkorak. Ini memberi dokter bedah akses ke bagian otak yang terpengaruh.

Dokter bedah kemudian mengangkat tumor. Tulang yang dikeluarkan pada awal prosedur, kemudian diganti. Lokasi meningioma akan menentukan seberapa mudahnya diakses oleh ahli bedah. Jika tidak dapat dicapai melalui operasi, terapi radiasi dapat digunakan.

Baca juga: Radiasi Telepon Genggam Tingkatkan Risiko Meningioma

Radiasi dapat mengecilkan tumor atau membantu mencegahnya tumbuh lebih besar. Radiasi juga dapat digunakan untuk membunuh sel kanker jika tumornya ganas. Ini juga dapat digunakan pada bagian-bagian dari tumor yang tidak dapat diangkat oleh ahli bedah.

Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai penyakit meningioma serta pertanyaan lainnya seputar kesehatan, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.