Benarkah Pengobatan Awal pada Hidung Cegah Gejala Berat COVID-19?
“Sebagian besar infeksi SARS-CoV-2 terjadi melalui hidung dan tenggorokan dan ini mengakibatkan perubahan besar pada sel-sel epitel. Respon imun di area ini adalah kunci keparahan. Pada kasus yang parah, respons imun di area ini sangat buruk, tetapi respons inflamasinya meningkat. Berfokus pada perawatan pencegahan awal di hidung dan tenggorokan diduga mampu mencegah gejala berat COVID-19.”
Halodoc, Jakarta – Tahukah kamu bahwa ternyata perawatan yang tepat untuk mengatasi masalah di hidung dan tenggorokan bisa menentukan tingkat keparahan COVID-19 yang diidap seseorang? Ya, sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Cell, menunjukkan bukti tersebut.
Sebuah tim dari Boston Children’s Hospital, Massachusetts Institute of Technology, dan University of Mississippi Medical Center, meneliti sel-sel dari hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 dan membandingkannya dengan sampel dari orang sehat dan melakukan pengelompokan. Dari studi ini ditemukan fakta bahwa respon imun di area hidung dan tenggorokan adalah penentu keparahan atau tidaknya penyakit.
Baca juga: Mencuci Hidung Bisa Cegah COVID-19, Benarkah?
Sel Imun di Hidung Jadi Penentu Gejala Ringan atau Gejala Berat COVID-19
Masih dalam jurnal yang sama, para peneliti mengambil sampel swab hidung dari 35 orang dewasa dengan COVID-19 antara April dan September 2020. Mereka kemudian mengurutkan RNA di setiap sel untuk melihat sel mana yang mengandung RNA dari virus atau sel mana yang terinfeksi dan gen sel mana yang dihidupkan atau dimatikan sebagai respon dari infeksi virus tersebut.
Melalui penelitian ini, para ahli menemukan bahwa lebih banyak gen yang merespons infeksi diaktifkan pada sel yang terinfeksi dibandingkan dengan sel yang sehat. Namun, efek pada sel dengan SARS-CoV-2 berbeda pada orang dengan infeksi berat dan ringan.
Orang-orang dengan COVID-19 memiliki lebih banyak sel yang mensekresi lendir dan jauh lebih sedikit sel bersilia matang (sel yang memindahkan bahan asing dari saluran udara) daripada sel lain yang sehat. Pada saat yang sama, ternyata banyak juga ditemukan sel bersilia yang belum matang, yang mungkin merupakan pengganti dari sel bersilia matang.
Meskipun penelitian ini hanya memiliki ukuran sampel yang kecil, tetapi ada beberapa hasil menarik yang dapat membantu dalam pengembangan pengobatan yang efektif. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki gejala ringan, gen yang terlibat dalam respons antivirus diaktifkan. Sementara pada mereka dengan gejala berat COVID-19, respons interferon ini yang memulai respons imun, menurun, tetapi respons tubuh terhadap inflamasi meningkat.
Dr. Christopher Coleman, asisten profesor imunologi infeksi di University of Nottingham di Inggris mengatakan bahwa temuan tentang respons imun yang berbeda ini sangat menarik. Virus SARS CoV-2 ini memiliki banyak protein yang menghalangi kekebalan bawaan, termasuk interferon, sehingga respons yang rendah mungkin karena tingginya protein virus yang menghalangi kekebalan ini. Beberapa peneliti berpikir bahwa respons inflamasi ekstrem yang bertanggung jawab atas gejala berat COVID-19.
Baca juga: 4 Perawatan Anosmia Akibat COVID-19 di Rumah
Perawatan Hidung Jadi Kuncinya
Setiap orang dengan COVID-19 yang parah memiliki respons interferon yang lebih lemah sejak awal di sel epitel mereka dan mereka tidak pernah mampu meningkatkan pertahanan tersebut. Jadi, memiliki jumlah interferon yang tepat pada waktu yang tepat dapat menjadi inti dari penanganan SARS-CoV-2 dan virus lainnya.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kurangnya respon interferon yang baik menyebabkan penyakit yang lebih parah. Sselanjutnya para peneliti perlu mencari tahu mengapa beberapa orang memiliki respons interferon yang baik dan yang lainnya tidak.
Jadi, berfokus pada perawatan nasofaring adalah kuncinya, karena di situlah infeksi dimulai. Beberapa perawatan yang bisa membantu menghilangkan virus dari hidung dan tenggorokan dengan cepat diduga mampu mengurangi beratnya gejala. Selanjutnya, temuan ini dapat digunakan untuk menghasilkan tes diagnostik untuk memprediksi apakah orang akan mengembangkan gejala COVID-19 yang parah atau tidak.
Baca juga: Hasil Tes PCR pada Hidung Kanan Kiri Berbeda, Kok Bisa?
Meski kamu tidak terpapar virus corona, tetapi mungkin ada gunanya untuk melakukan pencucian hidung secara teratur. Terutama untuk kamu yang masih sering bepergian keluar rumah. Kamu bisa pesan produk perawatan pencuci hidung yang ada di Halodoc. Apalagi dengan layanan antar, kamu tidak perlu lagi keluar rumah untuk membeli produk atau obat lainnya. Praktis bukan? Yuk gunakan aplikasi Halodoc sekarang!
Referensi:
Cell Press. Diakses pada 2021. Impaired Local Intrinsic Immunity to SARS-CoV-2 Infection in Severe COVID-19.
Medical News Today. Diakses pada 2021. Severe COVID-19: Could the Nose be Key to Prevention?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan