Benarkah Operasi Caesar Lebih Berisiko daripada Persalinan Normal?
“Operasi caesar memiliki lebih banyak risiko bila dibandingkan persalinan normal. Namun, pada kondisi tertentu, operasi caesar menjadi pilihan metode persalinan yang lebih baik.”
Halodoc, Jakarta – Bagi ibu yang sedang hamil, ibu mungkin sudah mulai memikirkan mengenai metode persalinan apa yang akan ibu pilih nanti. Saat ini, dua metode persalinan yang memang paling umum orang gunakan adalah persalinan normal atau caesar.
Beberapa ibu mungkin lebih memilih melahirkan secara caesar karena rasa sakitnya tidak sehebat melahirkan normal. Meski begitu, sama seperti tindakan medis lainnya, operasi caesar juga punya risiko yang perlu kamu ketahui. Lantas, benarkah operasi caesar lebih berisiko daripada persalinan normal? Cari tahu jawabannya di sini!
Risiko Operasi Caesar Vs Persalinan Normal
Sebelum mengetahui risikonya, ibu perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan metode persalinan dengan operasi caesar dan persalinan normal.
Operasi Caesar adalah prosedur pembedahan untuk melahirkan bayi melalui sayatan horizontal atau vertikal yang dokter buat di perut ibu. Sedangkan persalinan normal atau persalinan pervaginam adalah proses melahirkan bayi melalui saluran lahir ibu tanpa bantuan forceps atau vakum.
Kedua cara melahirkan tersebut sebenarnya aman untuk ibu lakukan dan masing-masing memiliki keuntungan sendiri
Operasi caesar
Berikut keuntungan melahirkan dengan operasi caesar:
- Operasi caesar seringkali lebih aman daripada persalinan normal jika terjadi bahaya yang muncul pada ibu atau bayi karena kondisi medis. Tindakan ini bisa mengurangi angka kematian dan penyakit pada ibu dan bayi.
- Salah satu keuntungan yang paling signifikan dari metode persalinan ini adalah bahwa persalinan dapat ibu jadwalkan sesuai dengan kenyamanan.
- Bagi ibu, melahirkan dengan operasi juga mengurangi risiko ibu mengalami inkontinensia urin di kemudian hari.
- Sedangkan bagi bayi, persalinan caesar bisa menyelamatkan mereka bila kehamilan ibu berisiko.
Namun, operasi ini juga memiliki beberapa risiko bila dibandingkan dengan persalinan normal.
Berikut risiko operasi caesar:
- Risiko infeksi. Sayatan operasi Caesar dapat meningkatkan risiko infeksi pada ibu.
- Cedera pada organ. Terdapat risiko cedera pada organ seperti kandung kemih atau usus selama prosedur operasi.
- Perdarahan: Operasi Caesar dapat meningkatkan risiko perdarahan lebih banyak daripada persalinan normal.
- Komplikasi anestesi: Penggunaan anestesi untuk operasi dapat memiliki risiko komplikasi tertentu.
- Pemulihan yang lebih lama. Waktu pemulihan setelah operasi Caesar biasanya lebih lama daripada persalinan normal (kadang-kadang bisa hingga dua bulan). Namun, bila ibu Mau Cepat Pulih dari Operasi Caesar? Ini Tipsnya.
- Risiko kematian ibu lebih tinggi selama operasi caesar daripada dengan persalinan normal karena jaringan parut rahim.
- Risiko terkena penyakit dan angka kematian juga lima kali lebih tinggi selama persalinan sesar daripada selama persalinan pervaginam karena komplikasi seperti pendarahan, sepsis (infeksi yang mengancam jiwa dalam tubuh), tromboemboli (penyumbatan pembuluh darah akibat pembentukan bekuan darah), emboli cairan ketuban (cairan yang mengelilingi bayi masuk ke dalam aliran darah ibu).
- Melemahnya otot perut.
Agar lebih jelas, simak Kenali Risiko Melahirkan Caesar Bagi Ibu dan Anak.
Persalinan pervaginam
Sedangkan risiko atau kekurangan persalinan vagina, antara lain:
- Prosesnya lebih lama dan lebih menuntut fisik ibu.
- Metode persalinan ini juga bisa meregangkan vagina, atau memiliki risiko robekan vagina dan luka dalam lebih tinggi. Namun, hal itu kadang-kadang dapat ibu atasi dengan episiotomi atau jahitan.
- Kemungkinan risiko komplikasi pada ibu seperti hilangnya kontrol buang air besar dan buang air kecil dapat terjadi seumur hidup.
- Komplikasi perdarahan. Terdapat risiko perdarahan berlebihan selama atau setelah persalinan normal.
- Persalinan yang sulit. Dalam beberapa kasus, persalinan normal dapat menjadi sulit dan memerlukan intervensi medis, seperti menggunakan alat bantu seperti forceps atau vakum.
- Risiko perineal trauma: Persalinan normal dapat menyebabkan cedera pada perineum (area antara vulva dan anus).
- Ada risiko inkontinensia urin (pengontrolan urin) sedang hingga berat yang lebih tinggi pada wanita yang melahirkan secara normal daripada mereka yang melahirkan melalui operasi caesar (10% vs 5%).
- Ada risiko melemahnya otot selangkangan.
Mana yang Lebih Aman?
Jadi, persalinan normal memang memiliki risiko yang jauh lebih kecil bagi ibu dan bayi daripada operasi caesar. Namun, dalam beberapa kasus tertentu, operasi caesar tetap direkomendasikan karena merupakan pilihan yang lebih baik dan menguntungkan.
Dokter kandungan mungkin akan menyarankan operasi caesar bila:
- Ibu hamil kembar, kembar tiga, atau lebih.
- Posisi bayi sungsang.
- Ibu memiliki masalah kesehatan yang membuat persalinan normal tidak aman, seperti gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, atau infeksi, seperti herpes aktif.
- Plasenta, yang memasok oksigen dan nutrisi ke bayi ibu, menghalangi pembukaan rahim Anda. Kondisi ini disebut plasenta previa.
Itulah penjelasan mengenai risiko operasi caesar dibanding persalinan normal. Bila ibu ingin bertanya lebih lanjut mengenai hal ini, ibu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.
Referensi:
American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada 2023. Vaginal Birth After Cesarean Delivery.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2023. Cesarean Birth (C-Section).
Medicine Net. Diakses pada 2023. What Is Better: Normal or Cesarean Delivery?
Nationwide Children’s. Diakses pada 2023. Cesarean vs. Vaginal Birth: What’s Better for You and Your Baby?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan