Benarkah Leukimia Jadi Kanker yang Paling Sering Dialami Anak-Anak?
“Leukemia adalah kanker darah yang rentan dialami oleh anak-anak. Jenisnya, yakni leukemia limfositik akut (ALL) dan leukemia myeloid akut (AML).”
Halodoc, Jakarta – Leukemia pada anak terbentuk pada jaringan pembuluh darah dalam tubuh, termasuk sumsum tulang dan sistem limfatik. Jenisnya banyak dan biasanya melibatkan sel darah putih dalam tubuh.
Jika biasanya sel darah putih tumbuh dan membelah guna menangkan infeksi, pada pengidap leukemia justru memproduksi sel darah putih abnormal. Dampaknya, mereka tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Leukemia pada anak lebih rentan terjadi ketimbang orang dewasa. Langkah penanganannya tergantung dari jenis dan faktor pemicu lainnya. Prosesnya juga tergantung pada intensitas keparahan gejala pada pengidap.
Leukemia pada Anak adalah Kanker yang Sering Dialami
Leukemia atau kanker darah adalah gangguan yang rentan dialami oleh anak-anak dan remaja. Jumlahnya berkisar 1 dari 3 jenis kanker. Sebagian besar pengidap mengalami jenis ALL dan AML.
ALL paling sering terjadi pada anak usia dini dan memuncak antara usia 2 dan 5 tahun. Sementara AML cenderung menyebar selama masa kanak-kanak dan umumnya terjadi pada 2 tahun pertama kehidupannya.
ALL adalah jenis leukemia pada anak yang rentan terjadi pada ras Hispanik dan kulit putih, ketimbang ras Afrika-Amerika dan Asia-Amerika. Gangguan tersebut juga lebih sering dialami oleh laki-laki ketimbang perempuan. Sementara AML, rentan dialami oleh anak laki-laki dan perempuan dari semua ras.
Gejala Penyakit Leukemia pada Anak
Gejala yang muncul pada pengidap akan bervariasi, tergantung pada jenis leukemia yang dialami. Beberapa gejala umumnya, meliputi:
- Demam atau menggigil.
- Kelelahan secara terus-menerus.
- Sering mengalami infeksi atau infeksi parah.
- Penurunan berat badan drastis.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Pembesaran organ hati atau limpa.
- Lebih mudah berdarah atau mengalami memar.
- Mimisan berulang.
- Muncul bintik merah kecil di kulit (petechiae).
- Keluar keringat berlebih, terutama di malam hari.
- Nyeri tubuh atau nyeri tulang.
Segera tanya dokter spesialis jika anak memiliki tanda atau gejala di atas, apalagi bila terjadi secara terus-menerus dan tak kunjung membaik. Kondisi tersebut terkadang hampir sama dengan gejala gangguan kesehatan lain dan tidak spesifik.
Beberapa faktor pemicu yang meningkatkan risiko munculnya gejala, antara lain:
- Pernah menjalani pengobatan kanker. Anak yang pernah menjalani kemoterapi dan terapi radiasi untuk mengatasi kanker memiliki risiko mengalami leukemia.
- Gangguan genetik. Anak dengan sindrom down memiliki risiko lebih tinggi mengidap leukemia.
- Paparan bahan kimia tertentu. Paparan benzena yang ditemukan dalam bensin dan digunakan oleh industri kimia meningkatkan risiko beberapa jenis leukemia.
- Riwayat keluarga leukemia. Jika salah satu keluarga didiagnosis mengidap leukemia, risiko penyakit akan meningkat pada anggota keluarga lainnya.
Prosedur untuk Memastikan Penyakit
Bagi orang dengan faktor risiko, langkah diagnosis awal dapat dilakukan dengan melakukan tes darah rutin. Selanjutnya, prosedur dapat dilanjutkan dengan:
- Pemeriksaan fisik. Dokter akan mencari tanda-tanda fisik leukemia, seperti kulit pucat akibat anemia, pembengkakan kelenjar getah bening, dan pembesaran hati serta limpa.
- Tes darah. Dengan melihat sampel darah, dokter dapat menentukan ketidaknormalan kadar sel darah merah atau putih, juga trombosit. Prosedur ini dapat menunjukkan adanya sel leukemia.
- Tes sumsum tulang (biopsi). Dokter melakukan prosedur dengan mengambil sampel sumsum tulang dari tulang pinggul. Kemudian, sampel dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.