Benarkah Kemoterapi Bisa Memicu Gastroparesis?
Halodoc, Jakarta - Gastroparesis adalah suatu kondisi yang memengaruhi gerakan normal otot (motilitas) di perut secara spontan. Biasanya, kontraksi otot yang kuat mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Namun, jika kamu mengidap gastroparesis, motilitas perut akan melambat atau tidak berfungsi sama sekali. Alhasil, perut jadi tidak dapat dikosongkan dengan baik.
Obat-obatan tertentu, seperti pereda nyeri opioid, beberapa antidepresan, serta obat tekanan darah tinggi dan alergi, dapat memperlambat pengosongan lambung dan menyebabkan gejala serupa. Bagi orang yang sudah mengidap gastroparesis, obat-obatan ini dapat memperburuk kondisinya. Namun, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa obat kemoterapi juga memiliki efek serupa. Jadi, anggapan bahwa efek kemoterapi bisa memicu gastroparesis belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Baca juga: Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Alami Gastroparesis
Lebih Jauh Mengenai Gastroparesis dan Gejalanya
Gastroparesis dapat mengganggu pencernaan normal, menyebabkan mual dan muntah, serta menyebabkan masalah pada kadar gula darah dan nutrisi. Penyebab gastroparesis biasanya tidak diketahui. Terkadang itu adalah komplikasi diabetes, dan beberapa orang mengembangkan gastroparesis setelah operasi. Meskipun tidak ada obat untuk gastroparesis, perubahan pada pola makan yang dibarengi dengan pengobatan dapat meringankan gejala.
Beberapa tanda dan gejala seseorang mengidap gastroparesis antara lain:
- Muntah dan mual.
- Perasaan kenyang setelah makan hanya beberapa gigitan.
- Muntah makanan yang tidak tercerna dimakan beberapa jam sebelumnya.
- Refluks asam lambung.
- Perut kembung.
- Sakit perut.
- Perubahan kadar gula darah.
- Kurang nafsu makan.
- Penurunan berat badan dan malnutrisi.
Sayangnya, banyak juga pengidap gastroparesis tidak memiliki tanda dan gejala yang terlihat. Jika kamu atau orang terdekat memiliki gejala serupa, diskusikan dahulu dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan awal. Jika diperlukan, kamu juga bisa buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk melakukan pemeriksaan langsing oleh dokter.
Baca juga: 4 Pemeriksaan untuk Deteksi Gastroparesis
Ini Penyebab Gastroparesis
Tidak selalu jelas apa yang menyebabkan gastroparesis. Namun, dalam banyak kasus, gastroparesis diyakini disebabkan oleh kerusakan saraf yang mengontrol otot perut (saraf vagus). Saraf vagus membantu mengelola proses kompleks di saluran pencernaan, termasuk memberi isyarat kepada otot di perut untuk berkontraksi dan mendorong makanan ke dalam usus kecil. Saraf vagus yang rusak tidak dapat mengirim sinyal secara normal ke otot perut. Hal ini dapat menyebabkan makanan tetap berada di perut lebih lama, dan tidak segera berpindah secara normal ke dalam usus kecil untuk dicerna.
Saraf vagus dapat dirusak oleh penyakit, seperti diabetes, atau operasi lambung atau usus kecil. Namun, ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan risikonya, antara lain:
- Diabetes.
- Operasi perut atau esofagus.
- Infeksi, biasanya virus.
- Obat-obatan tertentu yang memperlambat laju pengosongan perut, seperti obat nyeri narkotik.
- Scleroderma (penyakit jaringan ikat).
- Penyakit sistem saraf, seperti penyakit Parkinson atau multiple sclerosis.
- Hipotiroidisme (tiroid rendah).
Baca juga: Pasca Operasi Usus Rentan Alami Gastroparesis
Waspada Komplikasi Gastroparesis Ini
Gastroparesis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Dehidrasi Berat. Muntah yang terus-menerus bisa menyebabkan dehidrasi.
- Malnutrisi. Nafsu makan yang buruk dapat berarti kamu tidak bisa mengonsumsi cukup kalori, atau kamu mungkin tidak dapat menyerap cukup nutrisi karena muntah.
- Makanan Mengeras atau Tertinggal di Perut. Makanan yang tidak tercerna di perut bisa mengeras menjadi massa padat yang disebut bezoar. Bezoar dapat menyebabkan mual dan muntah dan dapat mengancam nyawa jika makanan tidak masuk ke usus kecil.
- Perubahan Gula Darah. Meskipun gastroparesis tidak menyebabkan diabetes, seringnya perubahan kecepatan dan jumlah makanan yang masuk ke usus kecil dapat menyebabkan perubahan kadar gula darah yang tidak menentu. Variasi gula darah ini memperburuk diabetes. Pada gilirannya, kontrol yang buruk terhadap kadar gula darah memperburuk gastroparesis.
- Kualitas Hidup Menurun. Kambuhnya gejala yang akut dapat mempersulit pekerjaan dan aktivitas lain.