Benarkah Kehamilan Ditentukan dari Banyaknya Sperma?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 April 2018
Benarkah Kehamilan Ditentukan dari Banyaknya Sperma?Benarkah Kehamilan Ditentukan dari Banyaknya Sperma?

Halodoc, Jakarta – Ada beberapa orang yang baru menikah dan tak membutuhkan waktu lama untuk memiliki momongan. Namun, ada juga sebagian lagi yang relatif memerlukan waktu lama untuk mendapatkan seorang buah hati. Lalu, apa sih yang jadi penentu kehamilan? Katanya untuk kaum adam, banyaknya sperma merupakan faktor penentu dari sebuah kehamilan. Masalahnya, apa betul seperti itu?

Terjadi Penumpukkan dan Memicu Keguguran

Melansir Very Well, menyoal sumber masalah kehamilan dan keguguran, dulu para ahli hanya memfokuskan risetnya pada sel telur. Alasannya jelas, karena hanya ada satu sel telur yang berevolusi setiap siklus menstruasi.

Namun, ketika riset mulai dikembangkan para peneliti menemukan kalau masalah ini juga bisa disebabkan oleh penumpukan sperma pada sel telur dan bagaimana cara sperma mencapai sel telur. Nah, penumpukan ini disebabkan oleh banyaknya sperma yang masuk ke sistem reproduksi wanita.

Berhubungan dengan banyaknya sperma ini, ada penelitian yang dilakukan ahli seperti dilansir Psychology Today. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan, jumlah sperma yang lebih banyak dapat mengakibatkan keguguran atau kehamilan yang gagal.

Sperma seseorang pria dianggap banyak ketika memiliki konsentrasi sekitar 100 juta/mililiter dengan 60 persen sperma yang bergerak (sperma motil). Sedangkan, kuantitas sperma sedang berjumlah sekitar 20-59 juta/mililiter yang terdapat pada sepertiga pria yang memiliki empat anak atau lebih, tanpa keguguran.

Penentuan Jenis Kelamin

Lalu, apa yang akan terjadi bila sperma yang masuk ke sistem reproduksi cukup banyak, dan ada lebih satu sperma di sel telur? Hmm, normalnya pembuahan terjadi saat satu sperma berhasil masuk ke tuba dan melekat ke sel telur. Tiap sperma ini punya satu kromosom, yaitu X dan Y. Jika kromosomnya X, maka janinnya akan berkelamin laki-laki. Sedangkan Y, maka janinnya adalah perempuan.

Namun, seperti keterangan di atas, terlalu banyaknya jumlah sperma akan menyebabkan penumpukan sel sperma. Kondisi ini bisa menghasilkan kromosom ekstra yang bisa membahayakan penentuan jenis kelamin pada janin. Misalnya, kromosomnya jadi abnormal atau kromosom triploid, seperti XXX, XXY, atau XYY.

Menurut riset para ahli, kromosom triploid ini akan gugur pada rahim dan hanya akan bertahan selama beberapa jam. Itulah sebabnya, penumpukan sperma pada sel telur bisa mengakibatkan keguguran. Enggak percaya?

Ada penelitian mengenai kromosom triploid di Hawaii, Amerika Serikat. Hasilnya cukup mengagetkan, sebab 21 dari 26 janin mengalami keguguran karena kromosom triploid.

Butuh Sebanyak 15 Juta/mililiter

Kata para ahli sih saat ini kaum adam di seluruh dunia mengalami penurunan produksi sperma. Makanya enggak heran, permintaan bayi tabung semakin waktu semakin meningkat. Padahal, jumlah sperma yang sedikit enggak selalu diartikan susah menghamili pasangan, lho.

Ada kisah menarik mengenai hal ini. Mengutip India Times, seorang lelaki dari negara India didiagnosis memiliki produksi spermanya yang sedikit. Melihat kondisi itu, para dokter pun memvonis dirinya enggak subur. Namun, permasalahannya baru muncul ketika si pria berhasil menghamili istrinya. Saking enggak percayanya, mereka melakukan tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) untuk membuktikan bahwa anak yang dikandung istrinya benar-benar darah daging dari sang pria.

Usut punya usut, ternyata di India ribuan lelaki juga mengalami kesalahan diagnosis gara-gara jumlah spermanya sedikit, seperti kasus di atas. Dokter buru-buru memvonis mereka tidak subur, sehingga meningkatlah permintaan bayi tabung.

Nah, melihat kondisi yang bikin resah kaum adam ini, World Health Organization (WHO) pun sampai harus turun tangan. Para ahli WHO melakukan penyuluhan di banyak kota di India. Tujuannya untuk meluruskan pemahaman yang keliru mengenai jumlah sperma yang dibutuhkan untuk bisa menghamili pasangan.

Menurut panduan terakhir dari WHO untuk analisis sperma, setidaknya kadar sperma minimal yang dibutuhkan untuk reproduksi adalah 15 juta/mililiter. Padahal, para lelaki yang divonis enggak subur ini seenggaknya memiliki kadar sperma sebanyak 20 juta/ mililiter.

Nah, dengan kata lain, jumlah sperma yang pas-pasan bukan berarti enggak subur. Namun, yang perlu diketahui kaum adam, faktor penentu kehamilan tidak hanya ditentukan oleh kuantitas sperma, tapi kualitasnya juga turut menentukan. Enggak percaya? Buktinya 20-30 persen lelaki India dengan jumlah sperma yang pas-pasan, masih bisa tuh membuahi pasangannya secara alami.

(Baca juga: Wah Makanan Ini Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma Pria)

Masih penasaran mengenai faktor penentu kehamilan? Kamu juga bisa lho mendiskusikan hal tersebut dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!