Benarkah IUD Lebih Baik dari KB Suntik?
Halodoc, Jakarta - Pada dasarnya, semua kontrasepsi memiliki kekurangan dan kelebihan, tergantung pada kebutuhan masing-masing individu. Sangat baik untuk menggali karakteristik dan faktor risiko yang dimiliki ibu sebelum memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.
IUD sering kali dianggap lebih baik karena cenderung praktis. Sedangkan kelebihan dari penggunaan KB suntik adalah membantu mencegah kanker lapisan uterus, fibroid uterus, dan pelindung terhadap penyakit radang panggul. Mana yang terbaik? sesuaikan dengan kebutuhan. Berikut adalah plus dan minus dari masing-masing alat kontrasepsi.
Baca juga: Lupa Minum Pil KB, Apa Risikonya?
IUD
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD merupakan jenis kontrasepsi non-hormonal berbahan plastik dan berbentuk huruf T berukuran sebesar uang logam, yang dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim oleh petugas kesehatan terlatih.
Benang AKDR menggantung dari leher rahim ke dalam saluran vagina, tetapi tidak keluar dari vagina. Sebagian besar ibu merasakan sedikit ketidaknyamanan atau kram selama prosedur ini dilakukan, tetapi kondisi ini masih terbilang normal.
Baca juga: Kenali Alat-Alat Kontrasepsi untuk Pria
Alat plastik dan tembaga ini bekerja dengan membuat sperma tidak bergerak, sehingga tidak dapat menjangkau sel telur. Perlu diperhatikan, sebelum pemasangan IUD adalah apakah ibu sedang terkena atau memiliki risiko sangat tinggi terkena infeksi menular seksual (IMS), karena dapat menyebabkan penyakit radang panggul.
Efek samping lain dari IUD adalah, karena alat kontrasepsi ini menyebabkan haid lebih banyak, terkadang ibu dapat mengalami anemia apabila cadangan besi ibu rendah. Pun, IUD adalah alat kontrasepsi yang memiliki perlindungan jangka panjang terhadap kehamilan hingga 10 tahun.
Keuntungan khusus dari IUD, alat kontrasepsi ini dapat membantu melindungi terhadap kanker rahim. Banyak orang menyukai IUD karena efektif dalam mencegah kehamilan, tidak memengaruhi volume ASI, dan dapat langsung dipasang setelah setelah persalinan.
KB Suntik 3 Bulanan
KB suntik 3 bulan (DMPA) merupakan jenis kontrasepsi hormonal. Ibu datang setiap 3 bulan atau 12 minggu untuk mendapatkan suntikan oleh petugas kesehatan. Suntikan ini mengandung hormon progestin.
Progestin membuat lendir di sekitar serviks mengental, sehingga mencegah sperma bertemu dengan sel telur. Hormon ini juga menghentikan pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Metode ini kurang dianjurkan bagi Ibu yang sedang menyusui bayi berusia kurang dari 6 minggu, memiliki riwayat darah tinggi, obesitas, penyakit jantung, diabetes, stroke, maupun kanker payudara.
Efek samping yang dapat ditimbulkan dengan penggunaan alat kontrasepsi ini adalah perubahan pola haid. Misalnya haid yang tidak teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama, haid jarang, bisa tidak haid dalam 1 tahun, sakit kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau tidak nyaman, perubahan suasana mood, dan penurunan hasrat seksual.
Baca juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Suntik KB
Kelebihan dari penggunaan KB suntik 3 bulan adalah membantu mencegah kanker lapisan uterus dan fibroid uterus, pelindung terhadap penyakit radang panggul, mencegah anemia karena kekurangan zat besi, dan mengurangi gejala endometriosis.
Sejatinya pemilihan alat kontrasepsi perlu juga disesuaikan dengan kondisi ibu, seperti apakah ibu memiliki kondisi anemia defisiensi besi atau riwayat penyakit lain. Meskipun IUD dianggap lebih superior, tentunya KB suntik juga akan lebih dianjurkan untuk kondisi-kondisi tertentu.
Berdiskusi dengan dokter untuk memilih jenis alat kontrasepsi yang tepat adalah cara terbaik untuk kenyamanan ibu dan pasangan. Kalau ingin tahu lebih banyak mengenai kontrasepsi serta plus minusnya masing-masing, jangan ragu untuk menghubungi dokter lewat aplikasi Halodoc! Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
*artikel ini pernah tayang di SKATA
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan