Benarkah Infeksi Gigi Dapat Sebabkan Limfadenitis?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   14 Februari 2020
Benarkah Infeksi Gigi Dapat Sebabkan Limfadenitis? Benarkah Infeksi Gigi Dapat Sebabkan Limfadenitis?

Halodoc, Jakarta - Pernah mengalami gejala seperti pembengkakan kelenjar getah bening di area leher atau ketiak dan kulit di sekitarnya jadi kemerahan? Bisa jadi kamu tengan mengidap limfadenitis, yakni peradangan yang menyerang kelenjar getah bening. Padahal, kelenjar getah bening berfungsi penting bagi sistem imun manusia.

Kelenjar getah bening bertugas membuang mikroba dan sel-sel abnormal yang terkumpul di dalam cairan getah bening. Saat limfadenitis terjadi, maka kelenjar getah bening membesar akibat sel-sel darah putih dan senyawa kimia sistem imun berkumpul di dalamnya. Penyebabnya beragama, semisalnya infeksi gigi. Lantas, bagaimana hal ini bisa terjadi?

Baca juga: 6 Jenis Infeksi Gigi dan Akibatnya yang Perlu Diketahui

Infeksi Gigi Sebagai Penyebab Limfadenitis

Saat seseorang mengalami infeksi gigi dan gusi, kerusakan terjadi akibat terserang bakteri anaerobik, seperti yang sering ditemukan di penyakit periodontitis. Saat infeksi terjadi, sel darah putih akan melawannya. Kondisi ini menyebabkan sel-sel darah putih dan senyawa kimia sistem imun berkumpul di sana dan menyebabkan pembengkakan.

Selain infeksi gigi, risiko limfadenitis meningkat jika ia mengalami beberapa hal. Seperti mengidap infeksi saluran pernapasan bagian atas, sakit tenggorokan, sakit telinga, konjungtivitis, sering melakukan kontak dengan hewan, atau memiliki riwayat konsumsi obat hydantoin, seperti phenytoin.

Kebanyakan kasus pembengkakan kelenjar getah bening biasanya tergolong ringan dan dapat mereda dengan sendirinya. Misalnya, kelenjar getah bening akibat infeksi kecil.

Jika kamu mulai merasakan gejala di bawah ini, maka segera periksakan diri ke rumah sakit. Beberapa tandanya antara lain: 

  • Benjolan yang mendadak muncul tanpa sebab jelas;

  • Pembengkakan semakin lama semakin besar; 

  • Tidak kunjung hilang selama dua hingga empat minggu;

  • Benjolan keras dan tidak mudah bergeser saat ditekan;

  • Mengalami demam tinggi, berkeringat di malam hari, dan berat badan menurun tanpa sebab.

Segera buat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Penanganan sejak awal berguna untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

Baca juga: 4 Makanan yang Wajib Dikonsumsi Bagi Pengidap Limfadenitis

Pengobatan Limfadenitis

Melansir John Hopkins Medicine, pengobatan yang diberikan untuk mengatasi limfadenitis akan bergantung terhadap penyebab limfadenitis itu sendiri. Jika infeksi gigi adalah penyebabnya, maka beberapa tindakan seperti pembersihan nanah di area gigi, pemberian antibiotik, perawatan saluran akar gigi, atau pencabutan gigi bisa dilakukan. 

Selain itu, jenis pengobatan juga mempertimbangkan beberapa hal, seperti usia, kesehatan pengidapnya secara umum, dan tingkat keparahan limfadenitis. Jika penyebabnya bukan dari infeksi gigi, maka cara berikut bisa dilakukan untuk mengatasinya:

  • Pemberian Obat. Obat antibiotik, antivirus, atau antijamur diberikan untuk mengobati limfadenitis yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur. Dokter juga akan memberikan obat untuk meredakan gejala lain yang muncul, seperti ibuprofen jika pengidapnya mengalami gejala nyeri dan demam. 

  • Mengalirkan Nanah. Metode ini dilakukan untuk mengobati limfadenitis yang sudah berkembang menjadi abses atau nanah. Abses dialirkan melalui irisan (insisi) kecil pada kulit yang dibuat di daerah abses seperti misalnya pada gigi. Setelah insisi dibuat, cairan nanah dibiarkan keluar dengan sendirinya, kemudian insisi ditutup menggunakan perban steril.

  • Pengobatan Kanker. Jika limfadenitis yang terjadi diakibatkan oleh tumor atau kanker, maka pengidapnya menjalani pembedahan untuk mengangkat tumor, kemoterapi, atau radioterapi.

Baca juga: Waspada, Ini Bahaya Limfadenitis pada Ibu Hamil

Itulah beberapa alasan infeksi gigi dapat mengakibatkan limfadenitis. Nah, untuk mencegahnya, sebaiknya jaga kesehatan gigi dan mulut kamu dengan baik. Jangan lupa juga rutin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter, paling tidak 6 bulan sekali.

Referensi:
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2020. Lymphadenitis.
Healthline. Diakses pada 2020. Lymph Node Inflammation (Lymphadenitis).
NHS UK. Diakses pada 2020. Dental Abscess.