Benarkah Efikasi Vaksin Pfizer Turun?
“Vaksin Pfizer adalah salah satu jenis vaksin yang kerap digunakan oleh beberapa negara besar guna mencegah penyebaran dan dampak buruk akibat COVID-19. Meski begitu, disebut-sebut jika efikasi vaksin Pfizer mengalami penurunan, terutama pada varian Delta.”
Halodoc, Jakarta – Sebentar lagi vaksin Pfizer akan siap untuk digunakan oleh masyarakat Indonesia. Vaksin dengan metode mRNA ini disebut-sebut ampuh untuk mencegah terjadinya penyebaran virus corona. Selain itu, suntikan dari vaksin ini juga dapat mengurangi risiko seseorang untuk mengalami dampak buruk saat terserang COVID-19.
Meski begitu, belakangan ini terdapat kabar yang mengatakan jika tingkat keefektifan atau efikasi, dari vaksin Pfizer mengalami penurunan. Apa sebabnya? Bagaimana hal tersebut dapat terjadi saat lonjakan kasus dari COVID-19 terus meningkat? Untuk lebih jelasnya, kamu dapat membaca ulasan berikut ini!
Baca juga: Dinilai Paling Efektif, Ini Bedanya Vaksin Corona Pfizer dan Moderna
Efikasi Vaksin Pfizer Turun Terhadap Varian Delta
Vaksin Pfizer-BioNTech adalah salah satu jenis vaksin yang sudah terdaftar untuk digunakan dalam keadaan darurat oleh WHO. Jenis vaksin ini telah dipastikan aman dan efektif untuk didistribusikan pada masyarakat luas guna mengatasi pandemi yang disebabkan oleh virus corona ini. Disebutkan jika vaksin Pfizer terbukti efikasinya mencapai 95 persen.
Namun, belakangan ini efikasi dari vaksin Pfizer disebut-sebut mengalami penurunan bahkan drastis, kenapa?
Pfizer sendiri mengumumkan jika vaksin dua dosisnya menunjukkan penurunan efektivitas pada varian Delta. Perusahaan tersebut meminta otorisasi dari FDA dan akan merilis lebih banyak data secara lengkap. Memang, penurunan ini terjadi karena merebaknya varian Delta di semua negara, termasuk juga Amerika Serikat, yang mayoritas warganya mendapatkan vaksin Pfizer.
Di sisi lain, pejabat dari Israel juga melaporkan terjadinya penurunan sebesar 30 persen dalam efektivitas terhadap vaksin Pfizer terhadap COVID-19, terutama untuk mencegah infeksi dan kasus ringan hingga sedang. Meski begitu, di saat yang bersamaan, perlindungan terhadap rawat inap dan penyakit yang parah masih tetap ampuh.
Baca juga: Siap Masuk Indonesia, Benarkah Vaksin Pfizer bisa untuk Anak?
Mengacu pada data dari Kementerian Kesehatan Israel, disebutkan jika tingginya tingkat varian Delta yang beredar dan pelonggaran pencegahan penyebaran penyakit COVID-19 menyebabkan penurunan terhadap pencegahan total dari total orang yang sudah divaksin, dari 94 persen menjadi 64 persen di awal Juni lalu.
Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait vaksin COVID-19 dan keampuhannya untuk menangkal varian Delta, dokter dari Halodoc siap membantu. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam berinteraksi dengan ahli medis dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
Meski begitu, berbeda dengan data yang dikeluarkan oleh Inggris, tingkat efikasi yang dihasilkan oleh vaksin Pfizer ini memiliki efikasi sebesar 88 persen untuk melawan gejala yang disebabkan oleh varian baru.
Memang, vaksin dua dosis yang diberikan masih bekerja dengan sangat baik untuk mencegah seseorang mengalami sakit parah dengan efektivitas mencapai 88 persen untuk rawat inap, dan 91 persen untuk penyakit parah.
Meski tingkat efikasinya menurun, sangat penting untuk setiap orang mendapatkan vaksin guna mencegah terjadinya dampak yang parah akibat infeksi dari virus corona. Selain itu, beberapa negara juga sudah berencana untuk melakukan pemberian vaksin booster atau vaksin ketiga. Hal ini berguna untuk memastikan pencegahan penyebaran COVID-19 lebih terukur.
Baca juga: Update Vaksin Corona: Efektivitas Pfizer Hingga 6 Bulan
Hal ini penting untuk mencegah seseorang untuk dirawat di rumah sakit, mengalami sakit parah, hingga meninggal. Jika semua orang mendapatkan vaksin, tentu kemungkinan untuk semuanya kembali menjadi normal lebih besar. Maka dari itu, pastikan semua orang yang kamu kenal, terutama keluarga inti, untuk mendapatkan vaksin COVID-19.