Benarkah Disfungsi Tiroid Bisa Sebabkan Menoragia?
Halodoc, Jakarta – Menoragia terjadi ketika wanita mengalami periode menstruasi dengan perdarahan yang berat atau berkepanjangan. Keluarnya darah yang terlalu banyak ini membuat pengidapnya kesulitan untuk menjalani aktivitas normal. Selain perdarahan berat, menoragia kerap disertai kram perut hebat.
Ada sejumlah kondisi medis yang menyebabkan menoragia pada wanita. Disfungsi tiroid yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh adalah salah satu penyebabnya. Ini alasan mengapa disfungsi tiroid bisa menyebabkan menoragia.
Baca juga: Waspada 6 Penyakit Berbahaya yang Ditandai dengan Menoragia
Alasan Disfungsi Tiroid Bisa Picu Menoragia
Adanya keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron mengatur penumpukan lapisan rahim (endometrium) yang kemudian diluruhkan selama menstruasi. Pada wanita yang mengalami disfungsi tiroid, jumlah hormon estrogen dan progesteron tidak seimbang.
Ketidakseimbangan hormon ini membuat endometrium berkembang secara berlebihan dan menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat atau menoragia. Bukan hanya disfungsi tiroid saja, ketidakseimbangan hormon juga bisa disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), obesitas, dan resistensi insulin.
Tanda Seorang Wanita Alami Menoragia
Melansir dari Mayo Clinic, menoragia umumnya ditandai dengan gejala, seperti:
- Pembalut cepat penuh dalam satu jam saja.
- Sering mengganti pembalut pada malam hari.
- Periode menstruasi jangka panjang yakni bisa lebih dari satu minggu.
- Darah yang dikeluarkan berupa gumpalan yang berukuran lebih besar dari biasanya.
- Terhambatnya aktivitas normal akibat perdarahan hebat.
- Nyeri di perut bagian bawah yang tidak kunjung mereda.
- Kekurangan energi.
- Sesak napas.
Apabila kamu mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Baca juga: Kenali 5 Penyakit yang Mengintai Kelenjar Tiroid
Langkah Pengobatan Menoragia
Perawatan menorrhagia tergantung pada seberapa berat perdarahan, penyebab perdarahan, kesehatan secara keseluruhan, usia, respons terhadap obat-obatan dan riwayat medis. Bagi wanita usia subur, keinginan untuk hamil atau tidak juga mempengaruhi perawatan yang dipilih. Perawatan yang umumnya direkomendasikan dokter, yaitu:
- Suplemen zat besi untuk menambah pembentukan darah.
- Ibuprofen untuk mengurangi rasa sakit dan jumlah perdarahan.
- Kontrol kelahiran (KB) agar menstruasi lebih teratur dan mengurangi perdarahan.
- Kontrasepsi intrauterin (IUD) juga bisa dipilih untuk membuat menstruasi lebih teratur dan mengurangi perdarahan.
- Terapi hormon untuk mengurangi perdarahan.
- Desmopressin semprot hidung untuk menghentikan pendarahan apabila pengidap mengalami gangguan perdarahan tertentu.
- Obat-obatan antifibrinolitik untuk mengurangi perdarahan.
- Pelebaran dan kuretase untuk mengurangi perdarahan dengan menghilangkan lapisan atas rahim.
- Histeroskopi, yaitu operasi menghilangkan fibroid dan polip serta menghilangkan lapisan rahim.
- Ablasi atau reseksi endometrium untuk menghilangkan seluruh atau sebagian lapisan rahim.
Baca juga: Prosedur Tes Pemeriksaan yang Harus Dilakukan saat Alami Menoragia
Histerektomi atau pengangkatan rahim adalah opsi yang jarang dipilih atau pilihan terakhir. Prosedur ini membuat seorang wanita berhenti mengalami haid dan tidak dapat hamil kembali. Itulah sejumlah hal yang harus dipahami tentang menoragia. Jika ada pertanyaan lebih mendalam, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Menorrhagia (heavy menstrual bleeding).
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Menorrhagia (Heavy Menstrual Bleeding): Management and Treatment.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan