Benarkah Daun Sirih Bisa Jaga Kesehatan Mulut dan Gigi?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Oktober 2019
Benarkah Daun Sirih Bisa Jaga Kesehatan Mulut dan Gigi?Benarkah Daun Sirih Bisa Jaga Kesehatan Mulut dan Gigi?

Halodoc, Jakarta - Kalau kamu main atau jalan-jalan ke desa-desa yang ada di Pulau Jawa atau berkelana ke wilayah Indonesia bagian timur, mungkin kamu terkejut mendapati masih ada tradisi menyirih atau mengunyah sirih. Bahkan, tidak hanya orang-orang tua, anak-anak dan remaja juga masih melestarikan budaya kuno satu ini. Pasti tidak asing bagi kamu kalau mendapati senyum penduduk lokal berwarna merah oranye atau keunguan sebagai akibat dari menyirih. 

Ya, menyirih sudah menjadi tradisi turun-temurun di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat pedesaan yang belum begitu berkembang. Kamu tidak akan menemui kebiasaan tersebut di kota besar karena sudah hilang tergerus zaman modern. Entah sejak kapan kebiasaan ini dimulai, tetapi tersiar kabar bahwa menyirih atau mengunyah sirih bisa membantu menjaga kesehatan mulut dan gigi. Benarkah demikian?

Daun Sirih untuk Mulut dan Gigi

Penggunaan daun sirih untuk mulut dan gigi ternyata tidak sembarangan. Mulanya, biji pinang ditumbuk, dibelah, atau dihancurkan. Setelahnya, biji dibungkus dengan menggunakan daun sirih. Supaya rasanya semakin kuat, biasanya ditambahkan perasan jeruk, tembakau, atau rempah. Lalu, semua bahan ini dikunyah, menghasilkan paduan rasa manis, sepat, dan pedas yang unik. 

Baca juga: Daun Sirih Bisa Atasi Keputihan, Benarkah?

Lalu, benarkah daun sirih ini bagus untuk kesehatan mulut dan gigi? Ternyata dipercaya demikian oleh masyarakat. Tidak hanya itu, menyirih membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Ketika kamu mengunyah daun sirih dan biji pinang, mulut merespons dengan memproduksi air liur yang mengandung berbagai mineral dan protein yang baik untuk menjaga kesehatan gigi, mencegah terjadinya penyakit gusi sekaligus membersihkan gigi dan gusi dari sisa-sisa makanan.

Sementara untuk sistem pencernaan, air liur memiliki peran untuk mengikat sekaligus melembutkan makanan yang masuk ke mulut. Dengan demikian, kamu bisa melakukan proses menelan dan meneruskan makanan yang dimakan menuju ke kerongkongan, usus, dan bagian sistem pencernaan lainnya lebih lancar. Tentunya, ini memudahkan kerja dari sistem pencernaanmu. 

Baca juga: Boleh Tidak Membersihkan Miss V dengan Air Rebusan Daun Sirih?

Ternyata, tidak hanya itu. Menyirih mampu menghasilkan energi tambahan untuk tubuh. Bukan tanpa alasan, biji pinang yang digunakan sebagai bahan menyirih memiliki kandungan psikoaktif yang mirip dengan alkohol, kafein, dan nikotin. Ketika kamu menyirih, tubuh membuat hormon adrenalin, sehingga kamu merasa lebih segar, berenergi, dan lebih waspada. 

Bahaya Menyirih

Meski dipercaya memiliki banyak manfaat, ternyata menyirih juga tidak selamanya aman, lho. Aktivitas yang menjadi tradisi di Indonesia ini dikhawatirkan memiliki risiko yang terbilang tinggi terkait kanker mulut. Pasalnya, campuran dari bahan-bahan pembuat sirih bersifat karsinogenik, kalau dikonsumsi terus-menerus tidak hanya bisa membuat kamu berisiko terserang kanker mulut, tetapi juga kanker esofagus, laring, tenggorokan, dan pipi. 

Tidak hanya itu, campuran pada bahan sirih juga sifatnya keras untuk mulut yang memicu munculnya luka pada mulut. Kalau sudah parah, mulut terasa kaku dan sulit digerakkan. Lalu, dipercaya juga bahwa bahan-bahan pada pembuatan sirih juga bisa membahayakan janin apabila dikonsumsi oleh ibu hamil.

Baca juga: Manfaat Daun Sirih untuk Mimisan, Ampuhkah?

Meski sudah menjadi kebiasaan, ternyata ada pro dan kontra yang muncul terkait dengan aktivitas menyirih ini. Supaya lebih aman, kamu sebaiknya bertanya saja pada dokter melalui fitur Tanya Dokter di aplikasi Halodoc, jadi kamu mendapatkan informasi yang terpercaya dan langsung dari dokter ahlinya.



Referensi: 
Drugs. Diakses pada 2019. Betel Nut.
Healthline. Diakses pada 2019. How Dangerous is Betel Nut? 
WHO. Diakses pada 2019. IARC Monographs Programme Finds Betel-Quit and Areca-Nut Chewing Carcinogenic to Humans.