Benarkah Biduran Tidak Boleh Terkena Air?
Halodoc, Jakarta - Biduran atau dalam dunia medis disebut dengan urtikaria adalah masalah kulit yang ditandai dengan bercak merah, menonjol, dan terasa gatal. Biduran bisa disebabkan oleh berbagai hal, tetapi paling sering disebabkan oleh alergen. Saat reaksi alergi terjadi, tubuh melepaskan protein yang disebut histamin. Saat histamin dilepaskan, pembuluh darah kecil yang disebut kapiler mengeluarkan cairan. Kemudian cairan menumpuk di kulit dan menyebabkan ruam.
Katanya, saat mengalami biduran, seseorang tidak boleh mandi atau kena air karena justru bisa memperparah ruam bahkan menyebarkannya ke bagian tubuh lain. Benarkah demikian? Simak penjelasan berikut.
Baca juga: Awas, Ini Jenis Makanan yang Jadi Pemicu Biduran
Benarkah Biduran Tidak Boleh Kena Air?
Anggapan bahwa selama biduran tidak boleh mandi atau kena air ternyata tidak benar. Seseorang yang mengalami biduran tetap boleh mandi dengan air biasa. Air tidak akan memperparah ruam atau menyebarkannya ke bagian tubuh lain. Justru, saat biduran kamu dianjurkan untuk kompres dengan air es atau air dingin untuk meredakan rasa gatal dan iritasi pada kulit. Jika biduran disebabkan oleh alergi udara dingin, kamu juga disarankan untuk mandi dengan air suam kuku.
Saat mengalami biduran, yang harus dihindari adalah hal-hal yang bisa memicu alergi. Kamu juga perlu menghindari produk-produk yang bisa membuat kulit kering. Pasalnya, kulit yang kering bisa memperparah ruam dan meningkatkan rasa gatal.
Berbagai Penyebab Biduran
Biduran terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap alergen dan melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya dari bawah permukaan kulit. Histamin dan bahan kimia menyebabkan peradangan dan cairan menumpuk di bawah kulit, sehingga menyebabkan bintil. Beberapa hal yang bisa memicu biduran contohnya:
- Obat-obatan, diantaranya antibiotik dan obat anti-inflamasi nonsteroid.
- Makanan, seperti kacang-kacangan, kerang, telur, stroberi, dan produk gandum.
- Infeksi virus termasuk influenza, flu biasa, demam kelenjar, dan hepatitis B.
- Infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan.
- Infeksi parasit.
- Perubahan suhu ekstrem.
- Bulu hewan peliharaan dari anjing, kucing, kuda, dan sebagainya.
- Debu.
- Tungau.
- Kecoa.
- Getah.
- Serbuk sari.
- Beberapa tumbuhan, termasuk jelatang, poison ivy, dan pohon ek beracun.
- Gigitan dan sengatan serangga.
- Beberapa bahan kimia.
- Penyakit kronis, seperti penyakit tiroid atau lupus.
- Paparan sinar matahari.
- Air.
- Goresan.
- Olahraga.
- Stres.
Baca juga: Apa Bedanya Biduran Akut dengan Biduran Kronis?
Saat akan mengobati biduran, tentu kamu harus tahu dan mengidentifikasi apa yang memicu biduran yang kamu alami. Pasalnya, salah satu kunci perawatan biduran adalah menghindari pemicunya.
Perawatan Sederhana untuk Atasi Biduran
Gatal-gatal adalah gejala biduran yang bisa sangat mengganggu. Berikut tips untuk mengurangi gatal-gatal dan mencegah iritasi saat biduran:
- Mengenakan pakaian longgar dan ringan.
- Jangan menggaruk.
- Gunakan sabun khusus untuk kulit sensitif.
- Gunakan pancuran, kipas angin, air dingin, losion, atau kompres dingin untuk mendinginkan area yang gatal.
- Mandi oatmeal dengan air hangat.
Baca juga: Benarkah Biduran Bisa Menular? Ini Faktanya
Kalau biduran yang kamu alami tidak kunjung membaik, hubungi dokter kulit lewat aplikasi Halodoc untuk mengetahui perawatan dan obat-obatan yang efektif untuk atasi biduran. Lewat aplikasi ini, kamu bisa menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. What are hives (urticaria)?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Chronic hives.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan