Benarkah Berenang Memakai Lensa Kontak Berisiko Terkena Uveitis?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   24 April 2019
Benarkah Berenang Memakai Lensa Kontak Berisiko Terkena Uveitis?Benarkah Berenang Memakai Lensa Kontak Berisiko Terkena Uveitis?

Halodoc, Jakarta - Gangguan mata uveitis amatlah mengganggu jika itu terjadi pada kamu. Kondisi ini merupakan radang yang menyebabkan pembengkakan dan merusak mata. Kondisi ini meliputi peradangan pada lapisan mata yang disebut saluran uveal atau uvea. Uvea meliputi bagian berwarna mata (iris), selaput tipis yang mengandung banyak pembuluh darah (koroid) dan badan siliar (bagian mata yang menyambungkan semuanya).

Uvea sangat penting, karena banyak mengandung pembuluh darah dan arteri yang mengantarkan darah ke bagian lain pada mata. Gangguan ini sangat memengaruhi pandangan kamu, mengurangi penglihatan, dan menyebabkan kehilangan penglihatan yang parah.

Bagi kamu yang gemar mengenakan lensa kontak perlu berwaspada, apalagi jika mengenakan lensa kota pada saat berenang meski hanya sekitar 20 menit. Apabila kamu mengenakan lensa kontak saat berenang kamu akan mengalami sakit kepala, penglihatan kabur, dan rasa sakit saat membuka mata.

Baca juga: Gejala Uveitis Dapatkah Menyerang Di Usia Muda

Lensa kontak yang dikenakan saat berenang dapat membuat peradangan pada lapisan tengah mata termasuk iris dan jaringan sekitarnya. Hal ini dikarenakan lensa kontak mampu mengundang bakteri yang akhirnya terperangkap pada mata. Kondisi ini juga dapat menyebabkan jaringan parut tebal dan penuh pada mata, sehingga kamu hanya dapat melihat gerakan dan cahaya yang melewati mata.

Apabila sudah mengalami uveitis yang diakibatkan penggunaan lensa kontak saat berenang, maka cara penanganan yang mungkin saja perlu dilakukan adalah cangkok kornea. Dalam transplantasi, jaringan yang rusak dihilangkan dan diganti dengan jaringan sehat dari donor dalam upaya mengembalikan fungsi penglihatannya.

Uveitis memang sering kali tidak diketahui penyebabnya dan terkadang dialami oleh orang sehat dan akibat kelalaian. Namun pada sebagian besar uveitis juga dikaitkan dengan gangguan autoimun, yaitu kondisi saat sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri. Beberapa kondisi autoimun yang berkaitan dengan uveitis adalah:

  • Rheumatoid arthritis, yaitu peradangan sendi.

  • Psoriasis, yaitu peradangan kulit.

  • Ankylosing spondylitis, yaitu peradangan sendi pada tulang belakang

  • Sarkoidosis, yaitu peradangan yang muncul di berbagai bagian tubuh, seperti paru-paru, kelenjar getah bening, mata, dan kulit.

  • Penyakit kawasaki, yaitu peradangan dinding pembuluh darah

  • Kolitis ulseratif, yaitu peradangan usus besar.

  • Crohn’s disease, yaitu peradangan yang terjadi di dalam saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus.

Baca juga: Mengidap Uveitis, Ini 2 Cara Pengobatan yang Bisa Dilakukan

Apabila sudah mengalami uveitis, kamu juga perlu waspada akan komplikasi yang terjadi. Komplikasi yang mungkin saja terjadi di antaranya:

  • Katarak, yaitu perubahan yang terjadi pada lensa mata dan menyebabkan penglihatan kabur.

  • Glaukoma, yaitu kerusakan saraf yang menghubungkan mata dengan otak. Jika tidak segera diobati, glaukoma bisa menyebabkan kebutaan.

  • Ablasi retina, yaitu kondisi saat lapisan terdalam retina mengandung saraf, lepas dari lapisan luar retina yang mengandung pembuluh darah.

  • Edema makula kistoid, yaitu pembengkakan pada retina.

  • Sinekia posterior, yaitu peradangan yang menyebabkan iris melekat pada lensa mata.

Risiko komplikasi semakin tinggi jika seseorang berusia 60 tahun ke atas, mengalami uveitis intermedia atau uveitis posterior, dan mengalami uveitis kronis.

Baca juga: Jangan Sembarangan, Ketahui 5 Penyebab Uveitis

Tindakan pencegahan uveitis juga terbilang sulit dilakukan pada orang yang sehat, karena sebagian besar uveitis belum diketahui penyebabnya. Namun, dengan mendeteksi dan pengobatan sejak dini pada dokter melalui aplikasi Halodoc dapat mengurangi risiko hilangnya penglihatan yang bersifat permanen. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.