Benarkah Angkat Beban Bisa Sebabkan Hernia?
Halodoc, Jakarta - Cara menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan menjalankan pola makan sehat dan diimbangi dengan olahraga yang teratur. Kebanyakan orang mengira jenis olahraga yang ampuh menurunkan berat badan adalah latihan kardio. Padahal menurut penelitian terbaru, olahraga angkat beban atau weight lifting adalah olahraga paling ampuh menyingkirkan lemak-lemak di tubuh. Namun, ada anggapan yang mengatakan bahwa angkat beban berakibat hernia di kemudian hari, benarkah?
Hernia adalah penyakit yang menyebabkan organ dalam tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot dan jaringan di sekitarnya yang lemah. Otot manusia biasanya cukup kuat untuk menahan jaringan organ-organ tubuh agar tetap berada di lokasinya masing-masing. Saat otot melemah sehingga tidak bisa menahan organ di sekitarnya maka ini yang disebut hernia.
Dikutip dari Readers Digest, anggapan bahwa angkat beban berakibat hernia adalah mitos belaka. Mitos ini dibuat oleh orang-orang sebagai alasan untuk menghindari atau tidak sama sekali melakukan pekerjaan berat. Mitos ini berkembang berdasarkan fakta yang tidak lengkap. Pengidap hernia biasanya menyadari kondisi ini saat mereka meregangkan badan karena kondisi ini menambah tekanan di dalam abdomen dan menyebabkannya mencuat ke area yang lebih lemah.
Ini yang Menyebabkan Hernia
Semua jenis hernia disebabkan oleh tekanan dan kondisi otot yang mengalami pelemahan. Beberapa hal yang menyebabkan peningkatan tekanan di perut dapat menyebabkan hernia. Berikut ini beberapa hal yang memicu hernia, antara lain:
-
Mengangkat benda berat tanpa menstabilkan otot perut.
-
Kehamilan.
-
Diare atau sembelit.
-
Batuk terus-menerus atau bersin.
Selain itu, obesitas, gizi buruk, dan merokok, semua dapat melemahkan otot dan membuat hernia lebih mungkin terjadi. Jadi sekali lagi, anggapan angkat beban mengakibatkan hernia adalah mitos.
Jenis Hernia dan Pengobatannya
Berdasarkan penyebab terjadinya, hernia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hernia bawaan (congenital) dan hernia akibat cedera (akuisita). Sementara berdasarkan letaknya, hernia dibedakan atas tempat terjadinya bocoran. Jika terjadi di daerah lipat paha, maka disebut hernia inguinal, jika di kantung zakar disebut hernia scrotalis dan jika ada di sekitar pusar dinamakan hernia umbilikalis. Dua macam hernia ini kerap terjadi akibat tekanan yang terlalu tinggi dalam rongga perut yang membuat bagian yang lemah tersebut melebar atau menjadi robek dan terjadi hernia.
Jika mengalami hernia, maka langkah medis yang kerap dilakukan adalah operasi untuk memperkuat bagian dinding perut yang lemah dan mengembalikan isi penonjolan hernia ke dalam rongga perut. Setelah operasi, pengidap harus melakukan terapi dengan menggunakan celana penyangga dan menghindari aktivitas berat terlebih dahulu selama beberapa waktu.
Mencegah Hernia
Pencegahan penyakit hernia dapat dilakukan dengan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
-
Jangan terlalu sering mengejan pada saat mengangkat benda apapun. Pastikan agar kamu membuang napas saat mengangkat barang tersebut.
-
Saat buang air besar (BAB), hindari mengejan terlalu keras. Agar hal ini tidak terjadi, kamu bisa mengonsumsi banyak buah atau serat sehingga BAB tidak keras.
-
Obati penyakit segera. Seperti yang disebutkan sebelumnya, hernia terjadi akibat beberapa penyakit, misalnya penyakit TBC. Pada penyakit ini, pengidap menjadi sering batuk sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam dada dan perut. Hal ini menyebabkan terjadinya hernia scrotalis. Untuk mencegah hal ini, penyakit harus segera mendapatkan pengobatan yang tepat.
-
Apabila kamu gemar berolahraga, pastikan semua gerakan dilakukan dengan teknik yang benar seperti dengan tidak menahan napas. Buanglah napas pada waktu mengeluarkan tenaga. Latihan yang benar dan sesuai aturan dapat menekan risiko terjadinya/timbulnya hernia atau cedera lainnya.
Apabila kamu merasakan gejala hernia muncul, maka segera konsultasikan dengan dokter. Kamu pun kini bisa berbicara langsung dengan dokter terpercaya di Halodoc. Kamu bisa bicara pada dokter Halodoc kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Video/Voice Call di layanan Contact Doctor. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play.
Baca juga: