Benarkah Anak yang Lahir dari Pernikahan Antarras Lebih Unggul?
“Keragaman genetik membuat pernikahan antarras memang memungkinkan anak memiliki postur tubuh lebih tinggi dan kecepatan berpikir. Namun, itu semua tidak mutlak, karena ada faktor lain yang memengaruhinya.”
Halodoc, Jakarta – Aktor Korea Selatan Song Joong Ki dikabarkan menikah dengan kekasihnya Katy Louise Saunders. Saunders adalah perempuan blasteran Kolombia – Inggris yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di Italia.
Terkait pernikahan antarras yang dilakukan Joong Ki dan Saunders, ada pendapat yang menilai, kalau pernikahan antarras dapat menghasilkan anak yang lebih unggul. Namun tunggu dulu, apakah definisi keunggulan yang dimaksud hanya terbatas pada tampilan fisik? Bagaimana dengan kondisi psikologisnya? Simak, fakta selengkapnya di sini!
Anak Pernikahan Antarras Lebih Tinggi dan Berpikir Cepat
Sebuah studi yang pernah diterbitkan oleh tim peneliti dari The University of Edinburgh berjudul Humans evolved to be taller and smarter, menyebutkan manusia zaman sekarang lebih unggul ketimbang manusia sebelumnya karena terjadi keragaman genetik.
Keragaman genetik yang salah satunya sebagai akibat dari pernikahan antarras, membuat perawakan manusia lebih tinggi dan berpikir lebih cepat. Meski begitu, tentu saja tidak lantas anak hasil pernikahan antarras sudah pasti lebih cerdas dan unggul, tetap ada faktor lingkungan dan pola asuh orang tua yang turut memengaruhi.
Singkatnya, tidak hanya karena keragaman genetik, latar belakang orang tua, dan pendidikan juga berpengaruh. Orang tua yang terdidik dengan pekerjaan tetap, membacakan buku untuk anak-anak, terlibat dalam berbagai kegiatan interaksi anak, serta pemberian nutrisi yang baik, akan menghasilkan anak unggul.
Namun, terkait dengan kondisi penyakit seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, penyakit jantung, dan diabetes, tidak ada kaitannya dengan keragaman genetik.
Apakah pernikahan antarras dapat meningkatkan atau justru menurunkan risiko tersebut, kembali lagi kepada kesehatan masing-masing personal yang tidak berhubungan dengan rasnya.
Tekanan Psikologis dari Pernikahan Antarras
Menurut survei yang dilakukan oleh Divorce Source, disebutkan kalau tingkat perceraian pasangan antarras lebih tinggi ketimbang sama ras. Salah satunya disebabkan karena pasangan antarras lebih sering mengalami cekcok karena perbedaan kebiasaan dan benturan budaya.
Belum lagi pertanyaan ataupun tekanan lingkungan sosial yang meragukan perbedaan di antara kedua pasangan. Kemudian pertanyaan kenapa penampakan anak yang lebih cenderung ke ayah atau sebaliknya, dapat menciptakan ketegangan yang berdampak pada ketahanan relasi. Perbedaan ras juga bisa terbawa pada pengasuhan anak yang tidak sama. Ini juga bisa menempatkan anak pada kondisi psikologis yang tidak stabil.
Dilansir dari New York Times, profesor sosiologi Jenifer L. Bratter dari Rice University, mengatakan bahwa selama isu mengenai ras tertentu masih memengaruhi persepsi sosial di lingkungan tempat orang tersebut tinggal dan beraktivitas, maka tekanan-tekanan psikologis akan terus dirasakan dan bisa berpengaruh terhadap hubungan pasangan dan anaknya. Anak yang dibesarkan dari orang tua yang memiliki ras berbeda kerap menghadapi tantangan pertanyaan akan identitasnya.
Dengan demikian, menyikapi pernikahan antarras, tidak hanya tentang “memperbaiki keturunan” tetapi juga faktor-faktor lain. Contohnya seperti kesiapan untuk menghadapi benturan kebudayaan, respon sosial, kerja sama dan penyesuaian dalam membesarkan anak, pendidikan, kesiapan usia menikah, dan kematangan emosional. Hal-hal ini dapat membantu kestabilan pernikahan dan mendukung tumbuh kembang anak di situasi budaya yang berbeda.
Itulah informasi mengenai benarkah pernikahan antarras dapat menghasilkan anak yang lebih unggul. Jika saat ini kamu berencana untuk menikah, jangan lupa untuk melakukan check up pranikah lewat Halodoc. Segera buat janji pemeriksaan medisnya dan tanyakan pada dokter ya! Yuk, download aplikasi Halodoc untuk mendapatkan informasi kesehatan lainnya.
Referensi:
The University of Edinburgh. Diakses pada 2023. Humans evolved to be taller and smarter.
Science News. Diakses pada 2023. New Genetic Research Suggests Humans Evolved To Be Smarter, Taller.
Language on The Move. Diakses pada 2023. Are the children of intermarried couples smarter?
Divorce Source.com. Diakses pada 2023. Interracial Marriage and Divorce.
New York Times. Diakses pada 2023. In Strangers’ Glances at Family, Tensions Linger.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan