Benarkah Air Alkali Bermanfaat untuk Kesehatan?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Maret 2020
Benarkah Air Alkali Bermanfaat untuk Kesehatan?Benarkah Air Alkali Bermanfaat untuk Kesehatan?

Halodoc, Jakarta - Air alkali diklaim lebih baik dibanding air minum biasa karena bisa memberi manfaat untuk kesehatan tubuh. Jenis air ini memiliki tingkat pH lebih tinggi, yaitu mencapai pH 8 atau 9 dibanding air biasa yang mengandung pH netral 7. Namun, benarkah air alkali benar-benar bermanfaat untuk kesehatan?

Sebelumnya perlu diketahui, air alkali didapat secara alami karena “perjalanan” air menyerap berbagai mineral. Hal itu yang membuat jenis air ini memiliki kandungan pH lebih tinggi. Namun belakangan, air alkali lebih banyak dibuat dengan menggunakan mesin yang bertujuan untuk sengaja meningkatkan kadar pH air. Banyak klaim kesehatan terhadap jenis air ini, tetapi belum satupun yang terbukti. 

Baca juga: Kurang Minum, Kenali 5 Tanda Dehidrasi pada Kulit

Klaim Kesehatan dan Risiko Mengonsumsi Air Alkali

Mengonsumsi air alkali disebut bisa membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, hingga kanker. Selain itu, mengganti air minum dengan air alkali disebut bisa membantu memperlambat proses penuaan tubuh. Namun, klaim-klaim tersebut hingga kini masih belum terbukti secara ilmiah. 

Sebaliknya, tidak berhati-hati dalam mengonsumsi air alkali malah disebut bisa meningkatkan risiko penyakit. Meski diklaim menyehatkan, sebaiknya waspadai risiko yang mungkin muncul dari konsumsi air alkali, salah satunya alkalosis. Kondisi ini muncul sebagai efek samping dari air alkali. 

Sebenarnya air alkali cenderung aman dikonsumsi, selama tidak dicampur dengan zat yang berbahaya. Akan tetapi, sangat penting untuk selalu berhati-hati apalagi jika mengonsumsi air alkali hasil produksi atau air alkali dalam kemasan. Mengonsumsi air alkali buatan secara berlebihan dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Baca juga: Hati-Hati, Alkalosis bisa Sebabkan Komplikasi Serius

Meski risiko muncul alkalosis akibat air alkali cenderung kecil, hal ini sebaiknya tidak disepelekan begitu saja. Alkalosis merupakan jenis penyakit yang rentan menyerang orang yang mengidap penyakit ginjal atau paru-paru berat. Alkalosis mengakibatkan berkurangnya kadar kalsium dalam tubuh, sehingga menimbulkan kerusakan pada tulang.

Risiko alkalosis menjadi lebih tinggi akibat kandungan basa atau alkali di dalam darah terlalu banyak. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyakit ini menyerang, mulai dari kadar asam atau karbondioksida dalam tubuh berkurang, serta terdapat penurunan kadar elektrolit klorida dan kalium dalam tubuh. Kadar asam dan basa dalam darah ditetapkan melalui pemeriksaan dalam skala pH. 

Baca juga: Tidak Perlu Lama, Bikin Tubuh Sehat Hanya Perlu 2 Jam

Normalnya, nilai pH dalam tubuh adalah 7,4. Kadar pH lebih kecil dari normal menandakan kandungan asam dalam tubuh lebih banyak, sedangkan pH yang lebih besar dari normal menunjukkan kandungan basa dalam tubuh lebih banyak. Nah, konsumsi air alkali secara berlebihan dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko kadar pH dalam tubuh menjadi kacau sehingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Jangan sepelekan gejala yang muncul setelah konsumsi air alkali. Segera pergi ke rumah sakit jika muncul gejala seperti mual dan muntah, otot berkedut, lemas, merasa bingung, tremor, hingga kesemutan. Jaga selalu kesehatan tubuh dengan konsumsi cukup air putih. Hal ini penting untuk menghindari dehidrasi alias kekurangan cairan dalam tubuh yang bisa memicu penyakit. 

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter? Pakai aplikasi Halodoc saja. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Health. Diakses pada 2019. What Is Alkaline Water, and Can It Really Help with Heartburn? 
Healthline. Diakses pada 2019. Alkaline Water: Benefits and Risks. 
Medscape. Diakses pada 2019. Drugs & Diseases. Metabolic Alkalosis.